Bus antarkota
Bus antarkota (atau di beberapa negara disebut sebagai bus ekspres, over-the-road, bus komersial, bus jarak jauh, bus malam, atau bus jalan raya; bahasa Inggris: intercity bus; terkadang ditulis secara tidak baku sebagai Bus antar kota)[1] adalah sebuah layanan transportasi umum yang menggunakan bus besar dan kadang menggunakan bus sedang (sesuai dengan okupansi penumpang) untuk mengangkut penumpang dengan jarak tempuh tertentu menuju ke beberapa kota atau permukiman. Berbeda dengan bus perkotaan yang memiliki perhentian tertentu secara menyeluruh di suatu kota, sebuah bus antarkota umumnya memiliki perhentian tunggal di satu tempat terpusat di dalam kota dan menempuh jarak jauh tanpa berhenti sama sekali. Bus antarkota ada di seluruh dunia dan dapat dioperasikan oleh pemerintah atau perusahaan swasta, serta dapat mencari keuntungan maupun tidak.[2] Selain melayani kawasan permukiman padat, bus antarkota juga merupakan moda transportasi utama di pedesaan jarang penduduk yang memiliki sedikit transportasi umum atau bahkan tidak ada sama sekali.[3] Bus antarkota adalah satu dari empat jenis moda transportasi yang paling umum dijumpai di perkotaan, yang mana tidak semuanya tersedia di setiap tempat. Tiga moda lainnya adalah pesawat terbang, kereta api, dan kendaraan pribadi.[4] Layanan Bus Antarkota di IndonesiaBus antarkota pertama kali di Indonesia sejak tahun 1937, melalui perusahaan bus PT Naikilah Perusahaan Minang (PT NPM) sebagai pelopor bus antarkota pertama di Indonesia. Hingga memasuki tahun 1980, muncul beberapa perusahaan bus lainnya, baik milik pemerintah negara Indonesia maupun milik swasta yang melayani bus antarkota ke berbagai tujuan di Indonesia. Layanan bus antarkota di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga jenis layanan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur seiring membaiknya infrastruktur jalan nasional antarkota maupun dibangunnya jalan tol baru.[5][6] Berdasarkan Jenis PelayananDi Indonesia, bus antarkota diklasifikasikan menjadi tiga jenis layanan, yaitu; bus antarkota dalam provinsi (AKDP), bus antarkota antarprovinsi (AKAP), dan bus antarnegara.[7][8] Bus Antarkota Dalam ProvinsiBus antarkota dalam provinsi (atau biasa disingkat dengan Bus AKDP atau AKDP; terkadang ditulis dalam bentuk tidak baku: Antar Kota Dalam Propinsi atau Antarkota Antarpropinsi)[a][10] adalah layanan angkutan antarkota dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan kendaraan bus umum yang terikat dalam Trayek angkutan.[6] Ciri-ciri pelayanan bus AKDP:
Bus Antarkota AntarprovinsiBus antarkota antarprovinsi (atau biasa disingkat dengan Bus AKAP atau AKAP; terkadang ditulis dalam bentuk tidak baku: Antar Kota Antar Propinsi atau Antarkota Antarpropinsi)[b][12] adalah layanan bus antarkota yang menghubungkan dua kota yang terletak pada provinsi yang berbeda dengan menggunakan kendaraan bus umum dan terikat dengan Trayek angkutan.[6] Ciri-ciri pelayanan bus AKAP:
Bus AntarnegaraBus antarnegara (atau juga disebut bus antar lintas batas negara, disingkat Bus ALBN atau ALBN) atau juga disebut bus antarnegara adalah layanan bus antarkota yang menghubungkan satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan kendaraan bus umum yang terikat dalam trayek angkutan.[6] Ciri-ciri pelayanan bus antarnegara:
Berdasarkan Kelas PelayananDi Indonesia, bus antarkota diklasifikasikan menjadi dua kelas pelayanan, yaitu ekonomi dan non ekonomi. Kelas EkonomiPelayanan kelas ekonomi merupakan pelayanan bus dengan kelas terendah dan tarif tiket terjangkau. Tarif tiket kelas ini telah diatur oleh pemerintah. Fasilitas kelas ini biasanya hanya seadanya saja (sederhana) namun tetap layak dari segi keselamatan armada bus tersebut. Kelas ini biasanya menggunakan bus besar dengan konfigurasi kursi 2-3 (untuk Pulau Jawa) dengan total kapasitas 54/59 kursi, bus besar dengan konfigurasi kursi 2-2 (untuk Pulau Sumatra) dengan total kapasitas 44/48 kursi, dan bus sedang (atau bus 3/4) dengan konfigurasi kursi 2-2 dengan total kapasitas 25/29 kursi. Kelas ini juga tanpa dilengkapi dengan penyejuk udara (khusus di wilayah Jawa bagian tengah dan timur, bus tersebut dikenal sebagai kelas "bumel" yang dalam bahasa Belanda: boemel) dan juga dilengkapi penyejuk udara (khusus di wilayah Jawa Timur, bus tersebut dikenal sebagai kelas "ATB" (AC Tarif Biasa)). Kelas Non EkonomiPelayanan kelas non ekonomi merupakan pelayanan yang dilengkapi fasilitas tambahan antara lain penyejuk udara (AC), pengatur tempat duduk (reclining seat) dan toilet. Pelayanan non ekonomi tersebut masih dibagi dalam beberapa kelas yaitu: Kelas tersebut merupakan singkatan dari Cepat Terbatas (bahasa Inggris: Limited Express). Khusus untuk di wilayah Jawa Timur, bus tersebut dikenal hanya ditulis "CEPAT" saja.
Di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, bus dengan kelas VIP dikenal sebagai layanan bus kelas menengah.
Bus Antarkota di Berbagai NegaraMalaysiaDi Malaysia bus antarkota disebut dengan nama Bas ekspres (bahasa Inggris: Express bus), bus antarkota di Malaysia melayani rute ke kota-kota besar diseluruh penjuru negara Malaysia serta rute menuju kota-kota di selatan Thailand dan juga ke Singapura. TurkiTurki memiliki jaringan bus antarkota yang luas. Setiap bagian negara dilayani oleh bus ini. Bus-bus disana populer, nyaman dan sering digunakan. Misalnya, ada lebih dari 150 keberangkatan dari Istanbul ke Ankara setiap hari. Tingkat layanan bus di Turki sangat tinggi seperti didalam pesawat, dengan minuman dan makanan ringan gratis di rute jarak jauh. Operator bus terkenal di Turki antara lain seperti Pamukkale, Kâmil Koç, Metro, dan Ulusoy. Tiket dapat dibeli secara daring. Galeri bus antarkota di berbagai negara
Lihat pulaCatatan
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Bus antarkota. |