Peta transportasi umum di
Kota Semarang yang diterbitkan oleh Transport for Semarang.
Peta Subway New York pada Juni 2013.
Peta transit, peta transportasi umum, atau peta integrasi[1] adalah peta topologis dalam bentuk diagram skematis yang digunakan untuk menggambarkan rute dan stasiun dalam suatu sistem transportasi umum—bus, trem, angkutan cepat, kereta komuter, feri, atau moda transportasi lain. Komponen-komponen utama dalam peta diberi warna tertentu untuk membedakan suatu rute dengan rute lainnya. Peta juga dapat disertai dengan ikon untuk mengindikasikan stasiun atau pemberhentian.
Peta transit dapat ditemui di kendaraan umum, peron, atau papan pengumuman. Fungsi utama peta ini adalah untuk membantu pengguna dalam memahami transportasi umum, termasuk menjelaskan stasiun mana yang dapat digunakan untuk transit menuju moda atau lin lain. Tidak seperti peta konvensional, peta transit seringkali tidak menjelaskan kondisi geografis secara akurat. Peta-peta ini menggunakan garis lurus dengan sudut tertentu dan jarak antar stasiun yang sama.[2] Oleh karena itu, wilayah perkotaan dalam peta transit umumnya menjadi lebih besar dari seharusnya dan wilayah pinggiran kota menjadi lebih sempit.
Referensi
Bacaan lanjutan
- Mr Beck's Underground Map, Ken Garland, Capital Transport, London, 1994. ISBN 1-85414-168-6
- No Need To Ask, David Leboff and Tim Demuth, Capital Transport, London, 1999. ISBN 1-85414-215-1
- Metro Maps of the World, Mark Ovenden, Capital Transport, London, 2003. ISBN 1-85414-288-7
- Das Berliner U- und S-Bahnnetz, Alfred B. Gottwaldt, TransPress, Stuttgart, 2004. ISBN 3-613-71227-X
- Telling the passenger where to get off, Andrew Dow, Capital Transport, London, 2005. ISBN 1-85414-291-7
- Underground Maps After Beck, Maxwell J. Roberts, Capital Transport, London, 2005. ISBN 1-85414-286-0
- Transit Maps of the world, Mark Ovenden, Penguin books, New York, 2007. ISBN 978-0-14-311265-5