Bus tempel

Bus gandeng TransJakarta
Neoplan Jumbocruiser tahun 1992

Bus tempel atau bus gandeng (bahasa Inggris: articulated bus) adalah bus yang merupakan rangkaian 2 sasis yang tersambung dengan suatu turn table (sumbu putar) dan mempunyai 3 poros, 2 pada sasis di depan dan 1 pada sasis yang di belakang (bisa bersamaan) dalam satu kesatuan.

Bus tempel digunakan pada trayek angkutan angkutan perkotaan yang penumpangnya banyak, karena setiap bus dapat mengangkut sampai 160 orang penumpang.

Posisi mesin bus tempel

Mesin depan

Bus tempel pertama yang digunakan di Indonesia pada tahun 1980an dari tipe mesin depan atau dikenal sebagai pull type, yang lebih mudah perawatannya, tetapi suara mesin keruang penumpang cukup keras.

Mesin Belakang

Bus tempel jenis ini dikenal sebagai push type, suara diruang mesin tidak terlalu keras, tetapi beban pada pemutar rel (bahasa Inggris: turntable) menjadi lebih besar terutama untuk bus yang posisi mesinnya di bagian paling belakang. Dengan penempatan mesin di belakang maka ruang lantai penumpang dapat diturunkan (low floor bus) untuk mempermudah penumpang turun dan naik bus.

Bus tempel ganda

Bus tempel ganda Curitiba

Dikenal sebagai Bi-articulated bus atau bus dwisendi, merupakan bus tempel dengan 3 sasis, digunakan untuk mengangkut penumpang yang lebih banyak lagi sampai dengan 270 penumpang (dengan lebar bus 3 m). Digunakan dalam sistem BRT di kota Curitiba di Brasil dan Hamburg di Jerman, sedang pabrik Belgia Van Hool memproduksi bus tempel ganda dengan panjang 25 m.

Keuntungan dan kerugian bus tempel

Keuntungan bus tempel

  • Kapasitas besar
  • Cocok untuk trayek angkutan dengan demand yang tinggi
  • Waktu naik turun penumpang singkat kalau dilengkapi dengan 3 atau 4 pintu

Kerugian

  • Tidak sesuai untuk demand yang kecil
  • Ruang jalan yang terpakai bila dibanding dengan bus tingkat lebih besar
  • Lamban kalau dibanding dengan bus tingkat

Lihat pula

Pranala luar