Dari semua taman dan kebun yang mengelilingi Kota Terlarang, seperti Beihai dan Jingshan, Zhongshan bisa dikatakan merupakan lokasi yang paling terpusat dari semuanya.[1] Taman Zhongshan memiliki banyak paviliun, kebun dan kuil-kuil kekaisaran seperti Altar Bumi dan Hasil Panen atau Altar Tanah dan Gabah terjemahan dari (Shejitan, 社稷坛), dibangun pada 1421 oleh Kaisar Yongle[2] dan secara simetris berlawanan dengan Kuil Leluhur Kekaisaran. Taman ini dulunya menjadi tempat para kaisar Dinasti Ming dan Dinasti Qing untuk memberikan persembahan kepada para dewa bumi dan pertanian.[1] Altarnya memiliki teras persegi yang ada di tengah taman.
Pada 1914, lahan altar telah diubah menjadi taman publik yang disebut Central Park, namanya kemudian diubah pada 1928 menjadi Taman Zhongshan, diambil dari nama Sun Yat-Sen untuk mengenang pemimpin politik revolusioner pertama Tiongkok yang membantu mewujudkan era republik pertama pada 1911.[3]Taman Zhongshan merupakan nama umum yang banyak digunakan di berbagai kota di Tiongkok selama periode itu.
Taman Zhongshan mencakup berbagai aula dan paviliun yang dibangun untuk anggota keluarga kekaisaran, gapura dengan pelengkung batu dan rumah kaca untuk menyimpan bunga-bunga segar yang dipajang sepanjang tahun. Rumah kaca ini menampung 39 varietas tulip, kiriman dari Putri Belanda pada 1977.
Perselisihan
Dalam suatu konferensi pers Kementerian Luar Negeri pada 29 April 2020, seorang wartawan dari surat kabarAustralia mengeluh bahwa taman ini tidak mengizinkan wartawan asing untuk masuk. Juru bicara Geng Shuang mengatakan bahwa ia akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut.[4]
Galeri
Altar Bumi dan Hasil Panen.
Gerbang selatan.
Gapura batu yang didirikan oleh pemerintah Tiongkok (Dinasti Qing) pada saat itu untuk memperingati Baron von Kettler, terbunuh selama Gerakan Yihetuan, 1900.