Bangunan megah bernama Museum Nasional Tiongkok dibangun pada tahun 2003 dengan bantuan arsitek dari Jerman. Gedung baru ini merupakan bangunan baru yang menggabungkan dua unit bangunan terpisah yang sebelumnya sudah ada sejak tahun 1959 yakni Museum Revolusi Tiongkok di sisi utara dan Museum Nasional Sejarah Tiongkok di sisi selatan.
Museum Revolusi Tiongkok yang mulai dibangun pada tahun 1950-an dulunya berisi rekaman sejarah Revolusi Tiongkok tahun 1949. Sedangkan Museum Nasional Sejarah Tiongkok dibangun sejak tahun 1912 berisi artefak-artefak sejarah Tiongkok.
Proyek penggabungan kedua unit museum ini dimulai pada April 2007 dan rampung pada 1 Maret 2010, dengan menelan biaya sebesar 2,5 miliar yuan.[4]
Bangunan
Museum Nasional Tiongkok memiliki empat lantai berisi aneka dokumen sejarah peradaban dan kisah perjuangan politik Tiongkok. Rentetan panjang kisah sejarah politik Tiongkok terpajang apik melalui pameran lukisan-lukisan berformat besar dengan tokoh utamanya yakni Ketua Mao Zedong.
Di lantai-lantai atas, terpajang aneka benda-benda seni kuno era pemerintahan kekaisaran sampai zaman modern yang sering terjadi aksi tukar-menukar cendera mata antara para pemimpin Tiongkok dengan delegasi tingkat tinggi asing yang tengah bertandang ke ibu kota Beijing.
Relief batu seorang pejuang yang dicat dari Dinasti Liang Akhir
Ukiran batu dari Dinasti Han Timur, dengan gambar paviliun di tepi sungai yang menghadap ke danau yang penuh dengan ikan, kura-kura, dan unggas air
Sepasang paizi atau paiza (semacam lencana yang dibawa oleh pejabat Mongol sebagai tanda pengenal) yang terbuat dari perunggu, yang sebelah kiri terdapat empat aksara Tangut bertatahkan perak dari Xia Barat
Bejana perunggu berbentuk kelelawar, dari makam Fu Hao pada masa Dinasti Shang, abad ke-13 SM