Dinasti Zhou
Dinasti Zhou (Hanzi: 周, Pinyin: Zhōu [ʈʂóʊ], Bahasa Tionghoa Kuno (B&S): *tiw) adalah dinasti kerajaan Tiongkok (1046 – 256 SM) setelah Dinasti Shang. Berkuasa selama 789 tahun, Dinasti Zhou menjadi rezim dinasti terlama dalam Sejarah Tiongkok. Kendali militer Tiongkok kuno oleh keluarga kerajaan, dengan nama belakang Ji, berlangsung dari tahun 1046 SM hingga 771 SM untuk periode yang dikenal sebagai Zhou Barat, dan cakupan pengaruh di ranah politik berlanjut hingga masa Zhou Timur selama 500 tahun lagi. Proyek Kronolgi Xia-Shang-Zhou dan David Pankenier mengatakan bahwa dinsti ini didirikan pada tahun 1046 SM, tetapi David Nivison dan Edward L. Shaughnessy berpendapat bahwa Dinasti Zhou berdiri pada tahun 1045 SM. Selama berkuasa, kekuasaan pusat Dinasti Zhou berkurang sepanjang periode Zaman Musim Semi dan Gugur hingga periode Zaman Negara-negara Berperang dalam dua abad terakhir kekuasaannya. Pada periode terakhir ini, pengadilan Zhou memiliki sedikit kendali atas negara-negara anggotanya yang sedang berperang satu sama lain hingga negara Qin mengkonsolidasikan kekuasaan dan membentuk Dinasti Qin pada tahun 221 SM. Dinasti Zhou secara resmi telah runtuh 35 tahun sebelumnya, meskipun pada saat itu dinasti tersebut hanya memiliki kekuatan nominal. Periode sejarah Tiongkok ini menghasilkan apa yang banyak dianggap sebagai puncak pembuatan barang perunggu Tiongkok. Periode akhir dinasti Zhou juga terkenal sebagai awal dari tiga aliran pemikiran besar Tiongkok: Kongfusianisme, Taoisme, dan Legalisme. Dinasti Zhou juga meliputi periode di mana akasara tertulis berevolusi dari aksara orakel dan aksara perunggu menjadi aksara cap, dan akhirnya menjadi bentuk yang hampir modern dengan penggunaan aksara administratif kuno yang muncul selama periode Zaman Negara-negara Berperang akhir. SejarahMandat langitSesuai tradisi feudalisme Tiongkok, para penguasa Zhou mengantikan Dinasti Shang (Yin) dan mengesahkan aturan yang menetapkan mereka sebagai Mandat Langit, di mana para penguasa memerintah atas mandat dari langit. Bila mandat dari langit dicabut, rakyat berhak menggulingkan penguasa tadi. Perintah langit ditetapkan oleh nenek moyang Zhou, Shangdi, berada di atas nenek moyang Shang, Shangdi. Doktrin ini menjelaskan dan membenarkan kekalahan Dinasti Xia dan Shang, dan pada waktu yang sama mendukung hak kekuasaan para penguasa sekarang dan masa depan. Bangsawan keluarga JiDinasti Zhou didirikan oleh keluarga Ji (姬) beribu kota di Hao (鎬, sekarang di sekitar Xi'an), meneruskan corak budaya dan bahasa dari dinasti sebelumnya, ekspansi Zhou pada awalnya adalah melalui penaklukan. Secara berangsur-angsur Zhou memperluas budaya Shang sampai ke wilayah utara Sungai Panjang. Pada awalnya keluarga Ji mengendalikan negara Zhou secara terpusat. Pada tahun 771 SM, setelah Raja You (周幽王) menggantikan ratunya dengan Selir Bao Si, ibu kota diserang oleh kekuatan gabungan dari ayah ratu, Pangeran Shen yang bersekutu dengan suku-suku asing. Kemudian, putra sang ratu, Ji Yijiu (姬宜臼) dinaikkan menduduki takhta sebagai raja baru oleh para bangsawan dari negara Zheng, Lü, Qin dan pangeran Shen. Ibu kota negara kemudian terpaksa dipindahkan ke sebelah timur pada tahun 722 SM, tepatnya ke Luoyang di provinsi Henan sekarang. Pembagian Dinasti Zhou Barat dan Zhou TimurOleh karena pemindahan ibu kota ini, para sejarahwan kemudian membagi Dinasti Zhou menjadi Dinasti Zhou Barat (西周) dari akhir abad ke-10 SM sampai dengan tahun 771 SM, serta Dinasti Zhou Timur (東周) dari tahun 770 SM sampai dengan tahun 221 SM. Tahun permulaan Zhou Barat tetap masih dalam perdebatan, di antara tahun 1122 SM, tahun 1027 SM atau tahun lain dalam ratusan tahun dari akhir abad ke-12 SM. Pada umumnya, sejarahwan menetapkan tahun 841 SM sebagai tahun awal mula dari tahun pemerintahan Dinasti Zhou dalam sejarah Tiongkok. Dan berdasarkan sejarahwan Tiongkok terkenal, Sima Qian di dalam karya tulisnya Catatan Sejarah Agung, Zhou Timur dibagi lagi ke dalam dua zaman yaitu Zaman Musim Semi dan Gugur dan Periode Negara Perang. KemunduranSetelah perpecahan di pusat kekuasaan, pemerintah Zhou makin lemah dalam menjalankan pemerintahan. Setelah Raja Ping (周平王), raja-raja Zhou yang kemudian berkuasa tidak memiliki kekuasaan yang nyata karena kekuasaan sebenarnya ada di tangan para bangsawan yang kuat. Mendekati penghujung Dinasti Zhou, para bangsawan tidak meletakkan lagi eksistensi keluarga Ji sebagai simbol pemersatu kerajaan dan masing-masing mengangkat diri mereka sendiri sebagai raja. Dinasti Zhou pecah menjadi beberapa negara kecil-kecil yang bertempur satu sama lainnya. Zaman ini kemudian terkenal sebagai Periode Negara Perang, di mana kemudian diakhiri dengan penyatuan Tiongkok di bawah Dinasti Qin. PertanianPertanian di Dinasti Zhou sangat intensif dan dalam banyak kesempatan diarahkan langsung oleh pemerintah. Semua tanah pertanian dimiliki oleh para bangsawan, yang kemudian memberikan tanah mereka kepada budak mereka. Sebagai contoh, suatu lahan dibagi menjadi sembilan bujur sangkar dalam ukuran jing (井), dengan hasil gandum dari pertengahan bujur sangkar diambil oleh pemerintah dan sisanya disimpan oleh petani. Dengan cara ini, pemerintah bisa menyimpan surplus makanan dan mendistribusikan kembali pada waktu kelaparan atau panen tidak baik. Beberapa sektor manufactur penting selama periode ini termasuk kerajinan perunggu, yang di integralkan dalam pembuatan senjata dan perkakas pertanian. Sekali lagi, industri ini dikuasai oleh bangsawan yang mengarahkan material produksi. Daftar Raja Dinasti ZhouPenguasa Dinasti Zhou masih bergelar Raja (王), dikarenakan gelar Kaisar (皇帝) baru diperkenalkan pada zaman Dinasti Qin. Di bawah ini adalah daftar penguasa Dinasti Zhou Barat dan Timur.
ReferensiOok, Cho Han; Yeon, Eom Ho; Bae Gwang, Seon (2012 (di Korea= 2010)). WHY? Peradaban China dan India Kuno (Terjemah=Novianti, Endah Nawang). PT Elex Media Komputindo (di Korea= YeaRimDang Publishing Co., Ltd). ISBN 978-602-00-2044-0. |