Museum seni, museum kesenian, atau galeri seni adalah sebuah bangunan atau ruang kosong yang ditujukan untuk pameran karya seni, yang pada umumnya merupakan karya seni rupa. Museum seni dapat berupa publik atau privat, yang membedakan adalah kepemilikan benda koleksinya. Lukisan merupakan benda seni yang umum dipajang; namun, patung, seni dekoratif, furnitur, tekstil, kostum, gambar, pastel, cat air, kolase, seni grafis, buku seniman, foto, dan seni instalasi juga merupakan pameran yang umum terjadi.[1] Walaupun dipergunakan sebagai tempat pameran karya seni, galeri seni juga terkadang dipergunakan untuk menyelenggarakan kegiatan seni lainnya, seperti seni pertunjukkan, konser musik, atau pembacaan puisi.
Tipe Galeri
Istilah ini digunakan untuk galeri umum yang merupakan galeri milik publik atau nirlaba yang memajang koleksi seni pilihan. Sedangkan galeri privat mengacu kepada perusahaan yang menjual-belikan benda seni. Bagaimanapun juga, kedua tipe galeri ini dapat memajang benda pameran, enatah itu sementara atau keliling termasuk diantaranya benda seni yang dipinjam dari tempat lain.
Di Indonesia, penggunaan galeri lebih dikaitkan terhadap galeri seni milik privat, sedangkan galeri milik umum atau milik nasional hanya terdapat satu, yaitu Galeri Nasional Indonesia.[2] Pada umumnya penggunaan kata galeri lebih mengacu kepada galeri seni privat, sendangkan galeri milik umum disebut pula dengan nama museum seni.
Galeri di museum
Pada museum sering kali terdapat ruangan di mana benda seni dipamerkan kepada publik, dan ruangan ini sering disebut sebagai galeri. Sebagai contoh, ruangan yang didedikasikan untuk Mesir Kuno sering disebut sebagai Galeri Mesir Kuno.
Galeri seni kontemporer
Istilah galeri seni kontemporer biasanya mengacu kepada galeri milik privat. Galeri-galeri ini sering kali ditemukan berada pada lokasi yag berdekatan pada pusat kota besar. Kota yang lebih kecil biasanya memiliki setidaknya satu galeri.
Galeri seni kontemporer biasanya terbuka untuk umum tanpa dikenakan biaya; namun, beberapa diantaranya merupakan semi-privat. Mereka biasanya mengambil keuntungan dengan cara mengambil bagian dari keuntungan penjualan benda seni; dari 25% hingga 50%.
Sejarah
Koleksi seni pribadi
Kepemilikan benda seni dalam catatan sejarah, pada umumnya dimiliki oleh institusi religius dan monarki yang kemudian memajangnya di kuil, gereja, dan istana. Walaupun koleksi benda seni ini bersifat pribadi, tetapi sering kali dapat dilihat oleh umum dengan batasan-batasan tertentu seperti jumlah atau waktu untuk melihatnya. Pada masa klasik Eropa, institusi religi telah berkembang sebagai bentuk awal dari galeri seni. Orang kaya Romawi mengoleksi batu perhiasan yang diukir dan benda berharga lainnya yang sering didonasikan kepada kuil.
Di Eropa, dari periode akhir abad pertengahan hingga setelahnya, banyak area di istana kerajaan, kastel dan rumah pedesaan yang besar milik orang kaya dibuat dapat diakses sebagian oleh masyarakat, agar koleksi seni mereka dapat dinikmati. Pada Istana Versailles, yang boleh memasuki istana tersebut adalah orang yang menggunakan busana yang layak, yaitu menggunakan aksesoris seperti pengikat sepatu dan pedang yang dapat disewa pada toko yang ada di luar istana. Bagian bendahara dari katedral dan gereja yag besar, atau bagian dari mereka, sering membuka pertunjukkan untuk masyarakat umum.
Persiapan khusus terkadang dibuat untuk dapat mengakomodasi publik agar dapat menikmati banyak karya seni milik keluarga kerajaan atau bangsawan di galeri. Turisme seni di Italia menjadi industri yang besar sejak abad ke-18 Masehi hingga saat ini, dan kota-kota melakukan banyak hal agar mereka dapat diakses dengan mudah.[butuh rujukan] Museum Capitolini dibangun pada tahun 1471.[3] Koleksi awal dari Museum Capitolini berasal dari sumbangan empat patung zaman Romawi Kuno dari kediaman Paus Sistus IV di Istana Lateran. Patung-patung ini dipindahkan ke lokasi Museum Capitolini di Bukit Capitolino.[4] Sedangkan Museum Vatikan yang koleksinya merupakan milik Paus, memulai museum mereka pada tahun 1506 ketika Laocoön and His Sons dipajang untuk umum.
Galeri seni publik
Pada akhir pertengahan abad ke 18, banyak koleksi seni pribadi dinasionalisasi dan dibuka untuk umum.
Pada 1753, British Museum dibangun dan koleksi manuskrip dan benda seni dari Old Royal Library didonasikan untuk dinikmati masyarakat umum. Pada tahun 1777, sebuah proposal yang dikemukakan oleh Menteri John Wilkes kepada Pemerintah Inggris untuk membeli koleksi seni milik Sir Robert Walpole dan membuat museum ini menjadi salah satu pemilik koleksi terhebat di Eropa. Setelah banyak perdebatan, ide ini akhirnya ditinggalkan karena membutuhkan banyak biaya, dan dua puluh tahun kemudian, koleksi ini dibeli oleh Tsarina Yekaterina II dari Rusia dari Kekaisaran Rusia dan menyimpannya di Hermitage Museum di St Petersburg.[5]