Tiongkok Utara
Tiongkok Utara (Hanzi sederhana: 华北; Hanzi tradisional: 華北; Pinyin: Huáběi; harfiah: "Utara Tiongkok") adalah wilayah geografis Tiongkok yang terdiri dari provinsi Beijing, Tianjin, Hebei, Shanxi dan Mongolia Dalam. Wilayah ini terletak di utara Garis Qinling – Huaihe, [1] dengan daerah Dataran Tiongkok Utara sebagai pusatnya. Di zaman modern seperti sekarang, daerah ini telah berubah dalam hal komposisi linguistik, budaya, sosial-politik, ekonomi dan genetik. Uniknya, daerah ini menganut budaya Tiongkok Utara yang sangat dipengaruhi oleh sistem pertanian Marxisme, Komunisme, Leninisme, Soviet sambil tetap melestarikan budaya asli tradisional Tiongkok. Wilayah ini telah lama menanam gandum, dan sebagian besar penduduk di sini berbicara menggunakan varian bahasa Mandarin Utara standar yang meliputi dialek Beijing yang merupakan bahasa resmi Republik Rakyat Tiongkok, dan varian sepupunya. Bahasa Mandarin Jin dan bahasa Mongolia juga sering digunakan karena sejarah politik dan budaya daerah tersebut. Sejarah
Dalam zaman prasejarah, wilayah ini adalah rumah bagi kebudayaan Yangshao dan kebudayaan Longshan. Manusia Peking ditemukan di dekat Peking (sekarang Beijing). Secara budaya Tiongkok Utara juga meliputi provinsi Shandong, bagian utara Anhui dan Xuzhou. Tiongkok Utara sangat rentan terhadap bencana banjir, seperti Kelaparan Tiongkok Utara tahun 1876–1879 yang menewaskan sekitar 13 juta, Banjir Sungai Kuning 1887 membunuh 900.000, Banjir Sungai Kuning 1931 dengan korban 1-2 juta jiwa, Banjir Sungai Kuning 1938 yang menewaskan hingga 800.000, Bencana kelaparan Tiongkok 1942–43 membunuh 3 juta dan Bencana kelaparan besar Tiongkok yang menewaskan puluhan juta orang di Tiongkok Utara dan Sichuan. Divisi administratif di Republik Rakyat Tiongkok
Kota-kota dengan wilayah urban dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa
Referensi
|