Istilah "Kekuatan Besar" hanya digunakan dalam historiografi dan ilmu politik sejak Kongres Wina pada tahun 1815.[1][2] Lord Castlereagh, Sekretaris Luar Negeri Inggris, pertama kali menggunakan istilah itu dalam konteks diplomatiknya pada tahun 1814 dengan mengacu pada Perjanjian Chaumont. Penggunaan istilah ini dalam historiografi Abad Pertengahan berbeda untuk masing-masing penulis. Dalam historiografi periode pra-modern, lebih umum menggunakan istilah yang sama dengan Imperium Besar atau Bangsa Besar.
Kekuatan Besar abad pertengahan (500-1500 M)
William Eckhardt, Civilizations, Empires, and Wars: A Quantitative History of War (McFarland, 1992) (McFarland, 1992), hlm. 113, memberikan daftar kronologis kekuatan besar abad pertengahan berikut :[3][4]
Kekaisaran Tiongkok
Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara (Hanzi: 南北朝, hanyu pinyin: Nanbei Chao) (420 - 589) adalah masa ketika Tiongkok terpecah menjadi dua dinasti yang berseteru di utara, dan di selatan. Dinasti Selatan adalah penerus Dinasti Jin yang terdesak ke selatan pada penghujungnya, sedangkan Dinasti Utara adalah Wei Utara yang berhasil mempersatukan enam belas negara-negara kecil di utara Tiongkok.
Dinasti Sui (589–618)
Dinasti Sui (Hanzi: 隋朝, hanyu pinyin: Sui Chao) (581 - 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukan Tiongkok yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar-kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri.
Dinasti Sui juga menyebarkan dan membangun Agama Buddha di seluruh kekaisaran. Di pertengahan dinasti ini, kekaisaran yang baru saja tersatukan memasuki masa keemasan dan kemakmuran dengan hasil pertanian yang melimpah yang mendukung Pertumbuhan penduduk. Dinasti ini sering dibandingkan dengan dinasti Qin yang berkuasa sebelumnya karena telah berhasil menyatukan Tiongkok setelah perpecahan yang berkepanjangan. Berbagai reformasi dan proyek konstruksi dilakukan untuk mengkonsolidasikan negara yang baru bersatu, dengan pengaruh jangka panjang di luar pemerintahan dinasti mereka yang pendek.
Dinasti Tang (618–907)
Dinasti Tang (Hanzi: 唐朝; Pinyin: Táng Cháo; Wade–Giles: T'ang Ch'ao; pertama 618–690 & kedua 705–907), dalam romanisasi Wade-Giles ditulis Dinasti T‘ang (dibaca sebagai thang), adalah salah satu dinasti Tiongkok yang menggantikan Dinasti Sui dan mendahului periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan. Dinasti ini didirikan oleh keluarga Li (李), yang mengambil alih kekuasaan pada masa kemunduran dan keruntuhan dinasti Sui. Keberlangsungan dinasti ini sempat terputus saat Maharani Wu Zetian mengambil alih takhta dan mengumandangkan berdirinya dinasti Zhou Kedua (690–705), dan menjadi satu-satunya kaisar perempuan dalam sejarah Tiongkok. Dinasti ini berkuasa selama rentang waktu 289 tahun dengan 21 kaisar.
Dinasti Tang, dengan ibu kota di Chang'an (kini Xi'an) yang saat itu merupakan kota terpadat di dunia, dianggap sebagai salah satu titik puncak dalam sejarah Tiongkok, sebuah zaman keemasan budaya kosmopolitan. Luas wilayahnya, yang diperoleh melalui kampanye militer penguasa-penguasa awalnya, menyaingi luas dinasti Han. Berdasarkan dua sensus pada abad ke-7 dan abad ke-8, catatan-catatan Tang memperkirakan jumlah penduduk sekitar 50 juta jiwa.
Periode Tang pada umumnya merupakan periode kemajuan dan stabilitas, kecuali saat Pemberontakan An Lushan dan kemunduran otoritas pusat pada masa akhir dinasti ini. Seperti Dinasti Sui, Dinasti Tang memiliki sistem perekrutan pegawai negeri melalui ujian kenegaraan. Tatanan ini terganggu oleh kemunculan gubernur-gubernur militer regional yang disebut jiedushi pada abad ke-9. Sementara itu, budaya Tiongkok berkembang dan semakin matang pada masa Tang; masa ini juga dianggap sebagai masa terbesar untuk puisi Tiongkok. Dua dari penyair terkenal Tiongkok, Li Bai dan Du Fu, berasal dari masa ini, dan juga berbagai pelukis terkenal seperti Han Gan, Zhang Xuan, dan Zhou Fang. Selain itu, terdapat berbagai sastra sejarah yang disusun oleh para ahli, dan juga ensiklopedia dan karya geografi.
Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Dinasti Song (Hanzi: 宋朝; Pinyin: Sòng Cháo; Wade-Giles: Sung Ch'ao) adalah salah satu dinasti yang memerintah di Tiongkok antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara. Dinasti Song juga diidentifikasi sebagai proto-industrialisasi dalam perdagangan sutra.
Dinasti Song dibagi ke dalam dua periode berbeda, Song Utara dan Song Selatan. Semasa periode Song Utara (Hanzi: 北宋, 960–1127), ibu kota Song terletak di kota Bianjing (sekarang Kaifeng) dan dinasti ini mengontrol kebanyakan daerah Tiongkok dalam (daerah mayoritas suku Han). Song Selatan (Hanzi: 南宋, 1127–1279) merujuk pada periode setelah dinasti Song kehilangan kendali atas Tiongkok Utara yang direbut oleh Dinasti Jin.
Dinasti Jīn (Hanzi: 金朝, hanyu pinyin: Jīn Cháo) (1115 - 1234), disebut sebagai Jin Raya (/dʒɪn/), Namanya kadang-kadang ditulis sebagai Kin, Jurchen Jin atau Jinn dalam bahasa Inggris untuk membedakannya dari yang sebelumnya Dinasti Jìn, atau disebut "Dinasti Jurchen" atau "Jurchen Jin", karena pendirinya Aguda (pemerintahan 1115-1123) adalah keturunan WanyanJurchen.
Orang Mongol yang selama berabad-abad menjadi pengikut Jin, pada tahun 1211 mulai melakukan penyerbuan di bawah pimpinan Jenghis Khan, akibatnya Jin mengalami kekalahan besar. Setelah mengalami banyak kekalahan, pemberontakan, pembelotan, dan kudeta selama 23 tahun, akhirnya Jin menyerah kepada Mongol pada 1234.
Dinasti Ming (Hanzi: 明朝, hanyu pinyin: ming chao) (1368 - 1644) adalah dinasti satu dari dua dinasti yang didirikan dari pemberontakan petani sepanjang sejarah Tiongkok. Dinasti ini adalah dinasti bangsa Han yang terakhir memerintah setelah Dinasti Song. Pada tahun 1368, Zhu Yuanzhang berhasil mengusir bangsa Mongol kembali ke utara dan menghancurkan Dinasti Yuan yang mereka dirikan. Ia mendirikan dinasti Ming (大明國; Dà Míng Guó), dengan ibu kotanya di Yingtian (sekarang Nanjing) sebelum putranya, Zhu Di, yang menjadi kaisar ke-3 memindahkan ibu kota ke Shuntian (sekarang Beijing). Yingtian kemudian berganti nama menjadi Nanjing (ibu kota selatan).
Awal Dinasti Ming ditandai dengan masa-masa ketenangan dan kemakmuran di bawah Kaisar Hongwu, Zhu Yuanzhang. Kaisar Hongwu melakukan reformasi pada sistem pemerintahan dan birokrasi dengan membentuk organ birokrasi baru yang saling mengimbangi untuk mencegah munculnya lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang terlalu besar. Ia juga melakukan pembangunan ekonomi, menghentikan segala ekspedisi militer untuk memberi rakyat waktu dan ketenangan untuk melakukan tanggung jawab mereka di bidang masing-masing. Kebijakan ini berhasil ditandai dengan peningkatan jumlah populasi sampai dengan 10.650.000 kepala keluarga atau 65.000.000 jiwa pada tahun 1393.
Dinasti ming juga memerintahkan Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat. Armada ekspedisi Tiongkok ini sangat termiliterisasi dan berlayar dengan membawa banyak harta untuk memproyeksikan kekuatan dan kekayaan Tiongkok ke seluruh dunia. Mereka membawa kembali banyak duta besar asing yang penguasanya bersedia untuk membayar upeti kepada Tiongkok.
Memasuki Abad ke 16, Dinasti Ming mengalami kemunduran. Pemberontakan Bozhou oleh suku Miao, Misi militer pengamanan wilayah, bencana alam hingga wabah memperburuk kondisi perekonomian dinasti Ming. Hingga kebangkitan Klan Jin dari Suku Manchu yang akhirnya menggeser dinasti Ming dengan berdirinya Dinasti Qing di Tiongkok.
Bangsa Sassania menamakan kerajaan mereka Eranshahr (Wilayah kekuasaan bangsa Iran (Arya)) atau Ērān dalam bahasa Persia Pertengahan, yang menghasilkan istilah Iranshahr and Iran dalam bahasa Persia Baru. Masa kekuasaan Sassania terbentang sepanjang periode Abad Kuno Akhir, dan dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Iran. Dalam banyak hal periode Sassania menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir sebelum penaklukan muslim dan berkembangnya agama Islam.
Samaniyah (892–961)
Dinasti Samaniyah (bahasa Persia: سلسلهٔ سامانیان), juga dikenal sebagai Kekaisaran Samaniyah atau hanya Samaniyah (819–999) (bahasa Persia: سامانیانSāmāniyān) adalah negara dan kekaisaran Tajik yang penting di Asia Tengah dan Khorasan Raya, dinamai dari pendirinya Saman Khuda yang berubah agama menjadi Islam Sunni meskipun memiliki kebangsawanan teokratik Zoroastrian. Dinasti ini adalah dinasti Persia pertama di Iran Raya dan Asia Tengah setelah penaklukan oleh Arab dan runtuhnya Kekaisaran Sassania.
Dinasti Samaniyah disatukan sekali lagi oleh Ismail Samani yang membawa ke era kejayaanya (892–907). Dinasti Samaniyah dibubarkan tahun 999, setelah dikalahkan oleh Ghaznawiyah dan Kara Khanid.
Timuriyah (1400–1450)
Kekaisaran Timuriyah (bahasa Persia: تیموریان) atau Turan, atau sebutan diri Gurkani (bahasa Persia: گورکانیان ), adalah Monarki Persia-Turki-Mongol yang meliputi wilayah saat ini Uzbekistan, Iran, Kaukasus Selatan, Mesopotamia, Afghanistan, seluruh Asia Tengah, juga sebagian India, Pakistan, Suriah and Turki. Kekaisaran ini didirikan oleh Timur (juga dikenal sebagai Tamerlane), seorang panglima perang dari keturunan Turki-Mongol, yang mendirikan kekaisaran, memerintah dari 1370 hingga kematiannya pada 1405. Pada tahun 1467, dinasti Timuriyah yang berkuasa, kehilangan sebagian besar Persia ke tangan Azerbaijan dan konfederasi Aq Qoyunlu. Tetapi anggota dinasti Timurid terus memerintah negara bagian yang lebih kecil, kadang-kadang dikenal sebagai Keamiran Timuriyah, di Asia Tengah dan sebagian India.
Era Timuriyah membangkitan kembali dunia Islam yang sebelumnya diliputi kekalahan dan kemunduran khususnya akibat serangan bangsa Mongol dan Pasukan Salib. Renaisans Timuriyah menyaksikan kembali kebangkitan seni dan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Renaissance Timuriyah pada akhirnya diteruskan oleh Mughal India dan memiliki pengaruh yang signifikan pada negara-negara lain dari Zaman Bubuk Mesiu Islam (Turki Utsmaniyah dan Safawi Iran).
Timuriyah mengalami perang suksesi yang menyebabkan kemunduran, wilayahnya di bagi Transoxiana dan Khurasan. Beberapa kali diserang oleh suku Uzbek, kejatuhan Samarkand (1505) dan Kejatuhan Herat (1507) menandai berakhirnya Timuriyah. Penguasa Kabul, Zahir-ud-din Muhammad Babur pada 1526 meneruskan penaklukan ke India dengan mendirikan Kekaisaran Mughal.
Kekaisaran Romawi Timur (500-1050)
Kekaisaran Romawi Timur (bahasa Latin: Imperium Romanum) atau Kekaisaran Bizantium (ejaan lain: Bizantin, Byzantin, Byzantine, Byzantium) adalah wilayah timur Kekaisaran Romawi yang terutama berbahasa Yunani pada Abad Kuno dan Pertengahan. Penduduk dan tetangga-tetangga Kekaisaran Romawi Timur menjuluki negeri ini Kekaisaran Romawi atau Romania (Yunani: Ῥωμανία, Rōmanía). Kekaisaran ini berpusat di Konstantinopel, dan dikuasai oleh kaisar-kaisar yang merupakan pengganti kaisar Romawi kuno setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat.
Negeri ini berdiri selama lebih dari ribuan tahun. Selama keberadaannya, Romawi Timur merupakan kekuatan ekonomi, budaya, dan militer yang kuat di Eropa, meskipun terus mengalami kemunduran, terutama pada masa Peperangan Romawi-Persia dan Romawi Timur-Arab. Kekaisaran ini direstorasi pada masa Dinasti Makedonia, bangkit sebagai kekuatan besar di Mediterania Timur pada akhir abad ke-10, dan mampu menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah tahun 1071, sebagian besar Asia Kecil direbut oleh Turki Seljuk. Restorasi Komnenos berhasil memperkuat dominasi pada abad ke-12, tetapi setelah kematian Andronikos I Komnenos dan berakhirnya Dinasti Komnenos pada akhir abad ke-12, kekaisaran kembali mengalami kemunduran. Romawi Timur semakin terguncang pada masa Perang Salib Keempat tahun 1204, ketika kekaisaran ini dibubarkan secara paksa dan dipisah menjadi kerajaan-kerajaan Yunani dan Latin yang saling berseteru. Kekaisaran berhasil didirikan kembali pada tahun 1261 di bawah pimpinan kaisar-kaisar Palaiologos, tetapi perang saudara pada abad ke-14 terus melemahkan kekuatan kekaisaran. Sisa wilayahnya dicaplok oleh Kesultanan Utsmaniyah dalam Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah. Akhirnya, Konstantinopel berhasil direbut oleh Utsmaniyah pada tanggal 29 Mei 1453, menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur.
Negara Wari-Tiwanaku (500-1100an)
Negara Wari adalah sebuah formasi politik yang berdiri dari tahun 600 hingga 1100 di wilayah pegunungan Peru. Negara ini berdiri pada saat yang sama dengan Tiwanaku. Reruntuhan kota yang terletak di dekat kota Chiclayo modern ini menunjukkan bahwa kebudayaan Wari tersebar jauh hingga ke utara.
Kekaisaran Tibet (Tibet: བོད་ ཆེན་ པོ; Wylie: bod chen po, "Tibet Agung"), dikenal juga dengan nama Kerajaan Tubo, adalah sebuah kekaisaran yang pernah ada dari abad ke-7 sampai abad ke-9 EU (tahun 618 sampai 842 EU) ketika Songtsän Gampo, Tsenpo atau raja ke-33 dari suku Tubo, yang merupakan pemimpin tertinggi di Tibet, meyatukan lebih dari 10 suku-suku untuk mendirikan sebuah kerajaan yang disebut Kerajaan Tubo, dikenal juga sebagai Kekaisaran Tibet, dengan ibu kotanya di kota di mana kota Lhasa sekarang berada.
Songtsän Gambo menikmati hubungan baik dengan Dinasti Tang (618-907 EU). Pemerintahannya diuntungkan dari teknologi yang ditemukan oleh para ahli dari Dinasti Tang, dan dia dipengaruhi oleh budaya dan politik Tang.
Pada saat itu, Namri Songtsen (juga dikenal sebagai Namri Löntsän) adalah pemimpin klan yang menang satu per satu atas semua klan tetangganya. Dia menguasai semua daerah sekitar, Lhasa sekarang, sebelum pembunuhannya sekitar 618. Negara regional yang baru lahir ini kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Tibet. Pemerintahan Namri Songtsen mengirimkan dua dutanya ke Dinasti SuiTiongkok pada tahun 608 dan 609, menandai penampilan Tibet di kancah internasional.
Perang saudara atas penerus Langdarma menyebabkan perpecahan dan runtuhnya Kekaisaran Tibet.
Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan kemudian orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, pertempuran Shiffin, perang Jamal, terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, serta penghianatan dari orang-orang Khawarij[5] dan Syi'ah.
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti-panti untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Kekhalifahan Abbasiyah (750–850)
Kekhalifahan Abbasiyah (Arab: الخلافة العباسية, al-khilāfah al-‘abbāsīyyah) dipimpin Bani Abbasiyah (Arab: العباسيون, al-‘abbāsīyyūn) adalah kekhalifahan dinasti kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak) dan kemudian berpindah ke Kairo sejak tahun 1261. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah merujuk kepada keturunan dari paman NabiMuhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim.
Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama tiga abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan.
Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabiyyah dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad. Kekhalifahan Bani Abbasiyah berlanjut di Kairo mulai tahun 1261 dibawah naungan Kesultanan Mamluk Mesir. Kekhalifahan di Kairo ini berakhir ketika Mesir di taklukan Kesultanan Utsmaniyah tahun 1517 dan gelar khalifah di klaim oleh dinasti Utsmaniyah Turki.
Kekaisaran Bangsa Turk
Kekhanan Göktürk (550-600)
Kekhanan Turk (552–744; Turk kuno: , Hanzi: 突厥汗国; Pinyin: Tūjué hánguó), Skyturks, atau Kekhanan Göktürk adalah sebuah kekhanan yang didirikan oleh klan Ashina dari Göktürk pada abad pertengahan di Asia Dalam. Di bawah kepemimpinan Bumin Qaghan (wafat tahun 552) dan anak-anaknya, Ashina menggantikan Kekhanan Rouran sebagai kekuatan utama di Dataran Tinggi Mongolia dan mendirikan kerajaan kuat, yang dengan cepat memperluas untuk memerintah wilayah yang sangat besar di Asia Tengah. Kekhanan ini berinteraksi secara ekstensif dengan berbagai dinasti yang berpusat di Tiongkok Utara, dan untuk waktu yang penting melakukan kontrol yang cukup besar atas perdagangan Jalur Sutera yang menguntungkan.
Dinasti pertama runtuh pada tahun 581, mengawali serangkaian konflik politik dan perang saudara yang menyebabkan perpecahan kekhanan di faksi Göktürk Timur dan Göktürk Barat, yang akhirnya ditaklukkan oleh Dinasti Tang. Göktürk Timur sebagai negara upeti dan Göktürk Barat sebagai negara vasal Dinasti Tang,
Satu abad kemudian, sebuah kekhanan yang kedua, yang diperbaharui, Kekhanan Turk muncul pada tahun 682 dan berlangsung sampai tahun 744, sampai digulingkan oleh Kekhaganan Uighur, bangsa Uighur sendiri merupakan sebuah kelompok bangsa Turk.
Elite yang berkuasa dari Kekhanan Turk Barat adalah Onogurs - Oğuz (harfiah "panah"), sebuah subdivisi dari suku Turk. Nama Onugurs berasal dari bahasa proto-TurkOnoq ("sepuluh panah"). Awalnya, kekhanan Barat mencari hubungan persahabatan dengan Kekaisaran Romawi Timur, dalam rangka memperluas wilayah mereka dengan mengorbankan musuh bersama mereka, Kekaisaran Persia Sassaniyah.
Kesultanan Seljuk Raya semakin gemilang ketika memenangkan Pertempuran Manzikert 1071, sebagai permulaan Perang Salib. Kekuasaan efektif menaklukan wilayah Romawi Timur di Anatolia, mengusir pengaruh Dinasti Buwaihi di Kekhalifahan Abbasiyah. Tahun 1077 beberapa wilayah penting memerdekakan diri seperti Kesultanan Rum dan Kesultanan Seljuk Kerman, yang kemudian diserap oleh Ayyubiyah. Dinasti Seljuk mengalami kemunduran setelah kekalahan telak dari Kekhanan Kara-Khitan, dalam Pertempuran Qatwan 1141. Kesultanan Seljuk Raya ditaklukan oleh Khwarezmia tahun 1194.
Utsmaniyah (1450–1922)
Kesultanan Utsmaniyah, nama resmi Daulat/Negara Agung Utsmaniyah (Turki Utsmaniyah: دولت عليه عثمانیه Devlet-i ʿAliyye-yi ʿOsmâniyye; sering disebut dalam bahasa Turki modern sebagai Osmanlı İmparatorluğu (Kekaisaran Utsmaniyah) atau Osmanlı Devleti (Negara Utsmaniyah); kadang disebut Kesultanan Turki atau Turki saja; (sering pula disebut Kekaisaran Ottoman yang diambil dari ejaan Barat) adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Setelah 1354, Utsmaniyah melintasi Eropa dan memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negara lintas benua. Utsmani mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453.
Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Suleiman Al-Qanuni, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika. Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlah negara vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.
Kekaisaran-kekaisaran di India
Kekaisaran Gupta (500)
Kemaharajaan Gupta diperintah oleh raja-raja wangsa Gupta sejak 320 M sampai 550 M. Wilayahnya meliputi hampir seluruh India utara. Zaman Kemaharajaan Gupta dianggap sebagai Masa Keemasan India dalam ilmu pengetahuan, matematika, astronomi, agama dan filsafat. Kedamaian yang ada selama kekuasaan kemaharajaan Gupta membuat pengejaran ilmu pengetahuan dan artistik. Sejarawan menyejajarkan dinasti Gupta bersama dengan Dinasti Han, Dinasti Tang dan Kekaisaran Romawi sebagai model peradaban klasik. Para raja Gupta bukanlah penganut Buddha, melainkan Hindu.
Pada masa Gupta, India menjadi kuat dan makmur. Gupta juga mampu menciptakan kedamaian di India sehingga perdagangan dengan Tiongkok, melalui Sogdiana di Asia Tengah, berkembang pesat. Peziarah Buddha dan ilmuwan juga saling bepergian antara Tiongkok dan India. Ini membuat ilmu pengetahuan India mengalami kemajuan, salah satunya adalah penemuan angka nol. Ilmuwan India juga berhasil mengolah tebu menjadi gula sekitar 350 M. Para pedagang India menjual gula ini ke Tiongkok. Salah satu hasil dari perdagangan dengan Tiongkok adalah dibawanya versi awal permainan catur ke India.
Pada 455 M suku Hun menyerbu India dari utara dan menghancurkan Kekaisaran Gupta. Setelah itu India kembali terpecah menjadi banyak kerajaan kecil hingga datangnya serbuan oleh Muslim sekitar 1000 M.
Kekaisaran Gurjara-Pratihara (850)
Dinasti Gurjara-Pratihara adalah salah satu kekaisaran utama selama Akhir Periode Klasik di anak benua India, yang memerintah sebagian besar India Utara dari pertengahan abad ke-8 hingga abad ke-11. Pusat pemerintahan pertama kali di Ujjain dan kemudian di Kannauj.
Gurjara-Pratihara berperan penting dalam mengendalikan pasukan Arab yang bergerak ke timur Sungai Indus. Nagabhata I mengalahkan tentara Arab di bawah Junaid dan Tamin selama kampanye Umayyah di India. Di bawah Nagabhata II, Gurjara-Pratihara menjadi dinasti paling kuat di India utara. Dia digantikan oleh putranya Ramabhadra, yang memerintah sebentar sebelum digantikan oleh putranya, Mihira Bhoja. Di bawah Bhoja dan penggantinya Mahendrapala I, Kekaisaran Gurjara-Pratihara mencapai puncak kemakmuran dan kekuasaannya. Dimana luas wilayahnya menyaingi Kekaisaran Gupta yang membentang dari perbatasan Sindh di barat ke Bengal di timur dan dari Himalaya di utara ke daerah yang melewati Narmada di selatan. Ekspansi memicu perebutan kekuasaan tiga negara dengan kekaisaran Rashtrakuta dan Pala untuk menguasai anak benua India. Selama periode ini, Kekaisaran Pratihara mengambil gelar Maharajadhiraja dari Āryāvarta (Raja Agung dari Raja-raja India).
Kerajaan Chola (848-1070)
Kerajaan Chola merupakan kerajaan kuat di wilayah India Selatan. Kerajaan ini muncul dalam kisah epik Mahabharata. Bangsa ini dipercaya memiliki hubungan dengan wangsa Siwi atau Sibi, bersama dengan Sindhu Sauwira. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Chola tumbuh sebagai kerajaan yang besar. Angkatan perang mereka kuat di medan laut, dan suku bangsanya menghuni negara-negara di Asia Selatan.
Kerajaan Chola bahkan mengivansi Sriwiijaya dan Anuradhapura di Sri Lanka. Wilayahnya terbentang dari India selatan sampai dataran dekkan dan bagian barat Asia Tenggara. Pengaruh Chola digantikan Kemaharajaan Pandyan yang mengakhiri masa kejayaan Dinasti Chola pada 1079.
Kesultanan ini didirikan pada 1206 oleh Qutb-ud-din Aibak. Sultan pertama dan tentara Mamluk, budak tentara yang memilih salah satu dari pemimpin mereka. Pada abad ke-14 posisi raja itu sangat absolut. Di bawah ambisius Sultan Muhammad bin Tughluq hampir seluruh semenanjung India ditaklukkan, tetapi penaklukan ini terbukti tidak dapat dipertahankan. Penaklukan Delhi oleh Timur Lenk pada tahun 1398 sultan membuat pengikut Timo riden dan membatasi daerah yang kuat.
Kesultanan akhirnya mencapai puncak jangkauan geografisnya selama dinasti Tughlaq, menduduki sebagian besar anak benua India di bawah Muhammad bin Tughluq. Lalu ketika umat Hindu menaklukan kembali india selatan, kerajaan Hindu seperti Wijayanagara dan Mewar, dan kesultanan Muslim baru muncul seperti Kesultanan Bengal. Pada tahun 1526, kesultanan ditaklukkan dan digantikan oleh Kesultanan Mughal.
Pada puncaknya, ia menaklukkan hampir semua dinasti penguasa India Selatan dan memukul mundur para sultan Dekkan melampaui wilayah doab sungai Tungabhadra-Krishna, selain mencaplok Odisha (Kalinga kuno) modern dari Kerajaan Gajapati sehingga menjadi kekuatan penting. Wijayanegara berlangsung sampai 1646, meskipun kekuatannya menurun setelah kekalahan militer besar dalam Pertempuran Talikota pada tahun 1565 oleh tentara gabungan dari kesultanan Dekkan. Kerajaan Mysore dianggap sebagai penerusnya yang gemilang setelah keruntuhan Wijayanagara pada 1646.
Luas wilayah kekaisaran ini ketika baru terbentuk kira-kira 1.112.000 kilometer persegi (429.000 mil persegi), dengan populasi antara 10 sampai 20 juta jiwa. Kawasan selatan dari wilayah kekaisaran ini berbatasan dengan wilayah Emirat Kórdoba dan, sesudah 824, dengan wilayah Kerajaan Pamplona; kawasan utara berbatasan dengan wilayah kerajaan orang Dan; di kawasan barat terdapat garis sempadan darat yang tak seberapa panjang, memisahkan wilayah kekaisaran dari wilayah Bretagne, yang kelak ditundukkan menjadi wilayah pembayar upeti; dan di kawasan timur terdapat garis sempadan panjang, memisahkan wilayah kekaisaran dari negeri orang Slavia dan orang Avar, yang kelak ditaklukkan dan digabungkan dengan wilayah kekaisaran. Di Italia Selatan, klaim wangsa Karoling atas kewenangan memerintah dibantah oleh orang-orang Bizantium (Romawi Timur) dan sisa-sisa kawula Kerajaan Lombardia di Kepangeranan Benevento.
Kedatuan Sriwijaya (800-1025)
Sriwijaya (atau juga disebut Śrīivijaya; Jawa: ꦯꦿꦷꦮꦶꦗꦪ (bahasa Jawa: Sriwijaya); Thai: ศรีวิชัย; Siwichai) adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengendalikan simpul jalur perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Pada abad ke-7, pelabuhan Champa di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja KhmerJayawarman II, pendiri kemaharajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya pada abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa di sana. Pada abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Pada masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.[6]
Viking adalah suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak (sering kali setelah gagal berniaga) yang di antara tahun 800 sampai 1050 menjarah, menduduki dan berdagang sepanjang pesisir, sungai dan pulau di Eropa dan pesisir timur laut Amerika Utara, serta bagian timur Eropa sampai ke Rusia dan Konstantinopel. Mereka memanggil diri mereka sebagai Norsemen (orang utara), sedangkan sumber-sumber utama Russia dan Bizantium menyebut mereka dengan nama Varangian. Sampai sekarang orang Skandinavia modern masih merujuk kepada diri mereka sebagai nordbor (penduduk utara).
Bangsa Viking, berlayar ke sebagian besar Atlantik Utara, mencapai Afrika Utara di bagian selatan dan Rusia di bagian timur, Konstantinopel dan Timur Tengah sebagai penjarah, pedagang, kolonis dan merkantil. Pasukan Viking pimpinan Leif Erikson, pewaris Erik si Merah, mencapai Amerika Utara dan menghimpun pemukiman jangka pendek di L'Anse aux Meadows, Newfoundland, Kanada. Pemukiman lainnya yang didirikan dan berjangka lebih lama dibentuk di Greenland, Islandia, Kepulauan Faroe, Britania Raya, Irlandia dan Normandia.
Setelah mengadopsi agama Kristen, Bulgaria menjadi pusat budaya Slavia Eropa. Posisi budaya lebih lanjut dikonsolidasikan dengan adopsi alfabet Glagolitik, penggunaan alfabet Sirilik Awal di ibu kota Preslav setelahnya secara singkat, dan literatur yang diproduksi dalam bahasa Bulgaria Kuno segera mulai menyebar ke utara. Bahasa Bulgaria Kuno menjadi lingua franca di sebagian besar Eropa Timur dan kemudian dikenal sebagai Old Church Slavonic. Pada tahun 927, Patriarkat Bulgaria secara resmi diakui merdeka sepenuhnya.
Bangsa Khazar adalah sekutu penting Kekaisaran Bizantium dalam menghadapi Kekaisaran Sassania, dan merupakan kekuatan utama di wilayah itu pada puncak kejayaannya. Mereka terlibat dalam serangkaian peperangan yang mereka menangi dengan KekhalifahanArab, kemungkinan menghalangi invasi Arab ke Eropa Timur.
Rus Kiyiv (900-1050)
Kievan atau Kyivan Rus' ( Slavia Timur : Роусь , diromanisasi: Rusi , atau роусьскаѧ землѧ , diromanisasi: rusĭskaę zemlę ) itu longgar federasi dari Slavia Timur dan Finno-Ugric bangsa di Eropa dari akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-13, bawah pemerintahan Dinasti Varangian Rurik. Negara-negara modern Belarusia, Rusia dan Ukraina semua mengklaim Kievan Rus' sebagai leluhur budaya mereka, dengan Belarus dan Rusia mendapatkan nama mereka darinya. Rusia diperintah oleh Dinasti Rurik hingga abad ke-16. Pada luasnya terbesar, pada pertengahan abad ke-11, itu membentang dari Laut Putih di utara ke Laut Hitam di selatan dan dari hulu dari Vistula di barat ke Semenanjung Taman di timur, menyatukan mayoritas suku Slavia Timur.
Dinasti Buwaihi (950)
Dinasti Buwaihi Atau Buwaihi ( Persian: آل بویه Āl-e Būya : dikenal juga sebagai Buwaihids, Bowayhids, Buyahids, Atau Buyyids ), dirinya dari sebuah Dinasti SyiahIran, yang memerintah terutama selama Irak dan Iran tengah dan selatan dari 934 hingga 1062. Ditambah dengan kebangkitan dinasti Iran lainnya di wilayah tersebut, perkiraan abad pemerintahan Buwaihi mewakili periode dalam sejarah Iran yang kadang-kadang disebut 'selingan Iran' karena, setelah penaklukan Muslim di Persia, sebagai selingan antara kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekaisaran Seljuk.
Kekhalifahan Fatimiyah (950–1050)
Fatimiyah, atau al-Fāthimiyyūn (bahasa Arab: الفاطميون, translit. al-Fāthimiyyūn) ialah penguasa Syiah yang berkuasa di berbagai wilayah di Maghreb, Mesir, dan Syam dari 5 Januari910 hingga 1171. Negeri ini dikuasai oleh Ismailiyah, salah satu cabang Syi'ah. Pemimpinnya juga para imam Syiah, jadi mereka memiliki kepentingan keagamaan terhadap Isma'iliyyun. Kadang dinasti ini disebut pula dengan Bani Ubaidillah, sesuai dengan nama pendiri dinasti.
Perang Saudara menyebabkan Fatimiyah melemah, hingga kemudian Salahuddin Ayyubi mengakhiri Dinasti Fatimyah dengan mendirian Dinasti Ayyubiyah di Mesir dan Suriah.
Romawi Suci menyebut dirinya "kekaisaran" atau "imperium" dan pemimpinnya disebut "kaisar" (bahasa Latin: imperator). Meskipun demikian, kaisar tidak memiliki kekuasaan absolut atas anggota-anggotanya, sehingga berbeda dari model Kekaisaran Romawi atau Kerajaan Prancis yang kekuasaannya lebih absolut.
Imperium ini berlangsung delapan abad lebih, sebelum membubarkan diri pada tanggal 6 Agustus1806 akibat Perang Napoleon. Oleh Adolf Hitler, Kekaisaran Romawi Suci dibangga-banggakan sebagai Das Erste Reich ("Imperium Pertama") bagi bangsa Jerman.
Wilayahnya luas sehingga banyak mewarnai sejarah Eropa pada Abad Pertengahan. Selain itu, banyak dongeng klasik dari Eropa yang memiliki latar belakang imperium ini.
Meskipun dinasti ini berasal dari etnis Turki Asia Tengah, namun telah sangat terpengaruh Persia dalam bidang bahasa, budaya, sastra, serta adat kebiasaan, sehingga beberapa ahli memandangnya lebih sebagai suatu "dinasti Persia" daripada Turki.
Kesultanan Mamluk Mesir adalah negara independen terakhir di Mesir sebelum pendirian Dinasti Muhammad Ali pada tahun 1805. Dinasti ini berdiri dari jatuhnya Dinasti Ayyubiyyah pada tahun 1250 hingga penaklukan Utsmaniyah di Mesir pada tahun 1517. Kasta yang menguasai kesultanan ini adalah Mamluk, yang merupakan tentara Turki Kipchak/Cuman dan Circassia yang asalnya merupakan seorang budak. Meski Mamluk diperjualbelikan, status mereka lebih tinggi dari budak biasa yang tidak diperbolehkan membawa senjata atau melakukan hal tertentu. Mamluk dianggap sebagai "penguasa sejati" yang statusnya lebih tinggi dari Muslim Mesir yang lahir bebas.
Sumber-sumber Arab untuk periode Dinasti Bahri, Mamluk menyebut dinasti itu sebagai Negara Turk (Arab: دولة الاتراك, Dawlat al-Atrāk; دولة الترك, Dawlat al-Turk) or Negara Turki (الدولة التركية, al-Dawla al-Turkiyya). Nama resmi lainnya adalah Negara Sirkasia (دولة الجراكسة, Dawlat al-Jarākisa) selama Dinasti Burji. Atau lengkapnya (الدولة التركية الجراكسية, al-Dawla al-Turkiyya al-Jarakisiyya) menekankan fakta bahwa mamluk ini berasal dari Sirkasia berbahasa Turki.
Kesultanan Mamluk Mesir berakhir 1517, setelah Perang Utsmaniyah-Mamluk. Wilayahnya diambil alih oleh Utsmaniyah.
Kekaisaran Mongol (1250–1450)
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, hanya dikalahkan luasnya oleh Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat di antara semua kekaisaran abad pertengahan.
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pemimpin Khamag Mongol pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmia di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14. Kekaisaran mengalami perpecahan dimulai ketika Möngke Khan meninggal pada tahun 1259 dengan tidak mendeklarasikan penerus, sehingga menimbulkan pertikaian antara garis keluarga Tolui untuk memperebutkan gelar Khagan dan tereskalasi menjadi Perang Saudara Toluid. Perang saudara ini, bersama dengan Perang Berke–Hulagu dan Perang Kaidu–Kubilai sangat melemahkan kekuasaan Khan Agung atas Kekaisaran Mongol dan kekaisaran tersebut akhirnya pecah menjadi kekhanan otonom, termasuk Gerombolan Emas di barat laut, Kekhanan Chagatai di tengah, Ilkhanat di barat daya, dan Dinasti Yuan di timur dengan ibukotanya Beijing.
Dinasti Yuan-Mongol (1279–1368)
Dinasti Yuan atau Yuan Raya (Hanzi: 元朝, hanyu pinyin: yuan chao; Bahasa Mongol: Dai Ön Yeke Mongghul Ulus) (1271 - 1368) adalah satu dari dua dinasti asing di Tiongkok (yang lainnya adalah dinasti Qing). Dinasti asing berarti dinasti yang bukan didirikan oleh orang Han karena pada zaman dulu, Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China. Dinasti ini didirikan oleh Kublai Khan yang bergelar shizu (1279-1294), cucu dari Jenghiz Khan yang mendirikan kekaisaran terbesar kedua dalam sejarah dunia, setelah Kekaisaran Mongolia mengalami perpecahan .
Walaupun Kublai Khan secara de-facto adalah pendiri Dinasti Yuan, tetapi ia menempatkan kakeknya, Jenghis Khan sebagai kaisar pertama Dinasti Yuan.
Pada tahun 1351, terjadi Pemberontakan Serban Merah dipimpin oleh loyalis Song dan berkembang menjadi pemberontakan nasional dan loyalis Song mendirikan dinasti Song akhir pada tahun 1351 dengan ibukotanya di Kaifeng. Pasukan dinasti Míng merebut kekuasaan Toghon Temür, melarikan diri ke Shangdu, utara Khanbaliq (sekarang Beijing) dan mendirikan Dinasti Yuan Utara pada tahun 1368.
Kekhanan Chagatai (1338-1370)
Kekhanan Chagatai (Mongolia: Tsagadai Khan Uls/Цагадайн улс) adalah kekhananTurko-Mongol yang mencakup daratan yang dihuni oleh Chagatai Khan, anak kedua dari Genghis Khan, keturunan dan penerusnya. Awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Mongol, namun menjadi independen ketika Dinasti Yuan jatuh di akhir abad ke 14. Kekhanan Chagatai sendiri mengakui kedaulatan Kekhanan Mongolia antara tahun 1206 hingga 1270, dan 1304 sampai 1368.
Pada masa puncaknya di akhir abad ke 13, kekhanan Chagatai meluas dari Amu Darya hingga selatan Laut Aral dan Pegunungan Altai di perbatasan antara Mongolia dan Tiongkok sekarang.
Tahun 1347 Chagatai terpecah menjadi dua Chagatai Barat dan Moghulistan di timur. Chagatai akhirnya di taklukan oleh Timur, namun tidak mengambil galr Khan. Kekaisaran Timuriyah menganggap Chagatai sebagai saudara tua di bawah kekuasaanya.
Kekaisaran Khmer (1250)
Kerajaan Khmer atau Kekaisaran Khmer, merupakan kerajaan bangsa Khmer yang berdiri pada kurun waktu 802 sampai 1432 M. Kerajaan Khmer pernah merupakan kerajaan agrikultural terbesar di Asia Tenggara, yang berpusat di wilayah Kamboja sekarang ini. Kerajaan ini, yang memisahkan diri dari Kerajaan Chenla, pada beberapa waktu tertentu pernah memerintah atau menguasai daerah-daerah yang sekarang ini termasuk wilayah Laos, Thailand dan Vietnam.
Jayawarman II (802-850) yang mendirikan kerajaan ini, adalah seorang pangeran yang pernah tinggal di keraton Wangsa Syailendra di Jawa Tengah. Keberadaannya di sana sebagai tawanan atau menuntut ilmu (atau keduanya) belumlah dapat dipastikan, akan tetapi pada tahun 802 ia kembali ke Kamboja dan menyatakan dirinya sebagai Dewa-Raja Jayavarman II yang kerajaannya independen dari kekuasaan Wangsa Syailendra di Jawa.[7]
Sepeninggal Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemunduran dikarenakan Perang Regreg. Hingg kemudian Demak mengambil alih suksesi Majapahit.
Kekaisaran Mali (1300-1530)
Kekaisaran Mali dikenal juga sebagai Kekaisaran Manding atau Manden Kurufa adalah suatu peradaban Afrika Barat yang berasal dari bangsa Mandika pada abad pertengahan sekitar abad ke 1235 sampai abad 1610. Kekaisaran ini didirikan oleh Sundiata Keita. Kekaisaran Mali juga terkenal akan kekayaan raja-raja penguasanya, terutama Raja MansaMusa I. Kekaisaran ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kebudayaan Afrika Barat, karena menyebarluaskan pemakaian bahasa, hukum, dan adat istiadat yang diterapkan di daerah tersebut kepada daerah lainnya di sepanjang sungai Niger. Pada puncak kejayaannya, pejabat dan penguasa di Kekaisaran Mali dianugrahkan dengan gelar kehormatan yang saat itu dikenal sebagai "penguasa yang paling mulia dan terkaya di antara penguasa lainnya". Kekuasaan kekaisaran Mali meliputi wilayah yang lebih luas dari Eropa Barat dan terdiri dari berbagai kerajaan boneka dan terbagi menjadi provinsi-provinsi.[9]
Kemunduran Mali disebabkan konflik internal, kemerdekaan Songhai (1430) dan mendapat serangan dari Dinasti Saadi Maroko.
Kerajaan Prancis (1300-1815)
Kerajaan Prancis (bahasa Prancis: Royaume de France) merujuk pada status resmi lama di Prancis. Prancis berasal dari Francia Barat ( Francia Occidentalis ), bagian barat Kekaisaran Karoling, dengan Perjanjian Verdun (843). Cabang dari dinasti Karoling terus memerintah sampai tahun 987, ketika Hugh Capet terpilih sebagai raja dan mendirikan dinasti Capetian. Wilayah itu tetap dikenal sebagai Francia dan penguasanya sebagai rex Francorum ("raja kaum Frank") hingga Abad Pertengahan Tinggi . Raja pertama yang menyebut dirinya Roi de France ("Raja Prancis") adalah Philip II, pada tahun 1190. Prancis terus diperintah oleh Capetian dan garis kadet mereka (Valois dan Bourbon) sampai monarki dihapuskan pada 1792 selama Revolusi Prancis.
Kekaisaran Etiopia (1400-1450)
Kekaisaran Etiopia, ( Tigrinya : ንጉሠ ነገሥት መንግሥቲ ዘ ኢትዮጵያ , Amharic : የኢትዮጵያ ንጉሠ ነገሥት መንግሥተ , Mängəstä Ityop'p'ya ) juga disebut Abyssinia (Habbash), adalah monarki yang eksis dari tahun 1270 SM (dimulainya dinasti Salomo) sampai 1974 ketika monarki dijatuhkan dalam coup d'état. Negara ini adalah satu-satunya negara Afrika (Liberia yang lain) yang berhasil melawan Perebutan Afrika oleh kekuatan kolonial selama abad ke-19. Sebuah monarki yang membentang di wilayah geografis di negara bagian saat ini di Etiopia dan Eritrea. Ini dimulai dengan pembentukan dinasti Solomonik oleh Yekuno Amlak dari sekitar 1270, yang mengalami masa surut dan berlangsung sampai tahun 1974, ketika Kaisar Haile Selassie yang digulingkan dalam kudeta oleh komunis Derg. Itu sepanjang sebagian besar keberadaannya dikelilingi oleh kekuatan bermusuhan di Tanduk Afrika. Namun berhasil melestarikan dan mengembangkan bentuk kuno kerajaan berbasis agama Kristen.
Kadipaten Agung Lithuania (1450-1569/1795)
Keharyapatihan Lithuania adalah negara Eropa yang berdiri sejak abad ke-12 M hingga tahun 1795 M. Negara ini didirikan oleh bangsa Lithuania, salah satu suku Baltikpoliteis dari Aukštaitija. Kadipaten ini kemudian meluas hingga meliputi sebagian besar bekas wilayah Rus' Kiev serta daerah Slav lainnya, menempati wilayah Belarus, Latvia, Lithuania dan sebagian Estonia, Moldova, Polandia, Rusia serta Ukraina modern. Pada puncak kejayaannya pada abad ke-15 M, negara ini merupakan negara terbesar di Eropa.. Negara ini merupakan sebuah negara multietnik dan multikonfesi dengan banyak keberagaman dalam hal bahasa, agama, dan warisan kebudayaan.
Masa pemerintahan Vytautas Agung menandai perluasan wilayah terbesar bagi keharyapatihan dan kekalahan Kesatria Teuton dalam Pertempuran Grunwald pada tahun 1410 M. Ini juga menandai bangkitnya kebangsawanan Lithuania. Setelah meninggalnya Vytautas, hubungan Lithuania dengan Kerajaan Polandia menjadi sangat buruk. Para bangsawan Lithuania, termasuk para Radziwiłł, berupaya memisahkan Lithuania dari persatuan dengan Polandia. Akan tetapi, Perang Moskwa-Lithuania yang gagal melawan Keharyapatihan Moskwa memaksa persatuan itu untuk tetap utuh.
Takhta Kastila atau Kerajaan Kastila dan León adalah sebuah negara abad pertengahan di Semenanjung Iberia yang terbentuk pada tahun 1230 sebagai hasil dari penyatuan yang ketiga dan terakhir dari Kerajaan Kastila dan León pada masa kenaikan takhta Fernando III.
Kekaisaran Inka (1438-1533)
Kekaisaran Inka atau Tawantinsuyu (Quechua: Negeri Empat Wilayah) adalah sebuah kerajaan yang terletak di wilayah yang sekarang adalah Peru dari 1438 sampai 1533. Kaisar terkenal adalah Pachacuti Yupanqui yang berkuasa pada tahun 1436 atas keberhasilan penaklulannya. Kemudian, perluasan wilayah dilakukan oleh generasi setelahnya seperti Huayna Capac. Inka disebut sebagai peradaban "pra-Columbus yang berpengaruh di wilayah Amerika Selatan, artinya sudah ada sejak sebelum kedatangan Christopher Columbus. Selama periode tersebut, Inka menguasai sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian barat yang berpusat di pegunungan Andes hingga 1533, saat bangsa Spanyol menyerbu negeri itu. Atahualpa yang merupakan raja Inka terakhir, disebut juga dengan istilah Sapa Inka, tewas terbunuh oleh penjelajah Spanyol yang bernama Francisco Pizarro.[10]
Kadipaten Agung Moskow (1462-1547)
Keharyapatihan Moskwa (bahasa Rusia: Великое княжество Московское, Velikoe Knyazhestvo Moskovskoe) adalah negara di Rusia pada tahun 1340-1547 yang berpusat di Moskwa. Monarki ini diperintah oleh Dinasti Rurik, yang telah memerintah Rus sejak berdirinya Novgorod pada 862. Ivan III yang Agung menyebut dirinya sebagai Pangeran Agung dari seluruh Rus.
^Ibnu Katsir berkata (10/643), “Al-Haitsam bin Adi menyebutkan bahwa setelah Ali memerangi kaum Khawarij membangkang pula seorang lelaki penduduk Bashrah dari Bani Najiyah bernama al-Harits bin Rasyid. Dalam Tarikh ath-Thabari, 5/113 disebutkan namanya al-Khariit bin Rasyid an-Naji, lalu dia menyebutkan perfndan kisah ini dari jalur Abu Mikhnaf.