Menurut kronik Kekaisaran Romawi Timur, Aq Qoyunlu sudah ada di Anatolia timur dari tahun 1340, dan sebagian besar pemimpin mereka, termasuk pendiri dinasti Uzun Hassan,[3] menikahi putri Romawi Timur.[4] Turkoman Aq Qoyunlu pertama kali memperoleh tanah pada tahun 1402 setelah Timur Agung memberi mereka seluruh Diyar Bakr di wilayah Turki.
Negara ini mengalami kemunduran karena Dinasti Safawiyah yang beragama Syiah mulai mengurangi kesetiaan banyak orang Aq Qoyunlu. Safawiyah dan Aq Qoyunlu bertempur di Nakhchivan pada tahun 1501, dan pemimpin Safaviyah Ismail I berhasil memaksa Aq Qoyunlu mundur. Pemimpin terakhir Aq Qoyunlu, Murad, juga dikalahkan oleh pemimpin Safaviyah yang sama, sehingga pada tahun 1501 negara ini mengalami keruntuhan.
Pemerintahan
Pemimpin Aq Qoyunlu merupakan seorang Begundur atau Bayandur dari klan Oghuz'[5] dan dianggap sebagai keturunan dari bapak pendiri Oghuz Oghuz Khan.[6] Bayandur berlaku layaknya negarawan dan memperoleh dukungan dari kelas pedagang dan feudal di Kaukasus Selatan.[6]
^ abMichael M. Gunter, Historical dictionary of the Kurds (2010), hal. 29
^Minorsky, Vladimir (1955). "The Aq-qoyunlu and Land Reforms (Turkmenica, 11)". Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London. 17 (3): 449. doi:10.1017/S0041977X00112376.
^Robert MacHenry. The New Encyclopædia Britannica, Encyclopædia Britannica, 1993, ISBN 0-85229-571-5, hal. 184.
^C.E. Bosworth and R. Bulliet, The New Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Manual , Columbia University Press, 1996, ISBN 0-231-10714-5, hal. 275.
^ abCharles van der Leeuw. Azerbaijan: A Quest of Identity, a Short History, Palgrave Macmillan, ISBN 0-312-21903-2, p. 81