Kekaisaran Tiongkok adalah sebuah upaya berjangka pendek oleh negarawan dan jenderal Yuan Shikai dari akhir 1915 sampai awal 1916 untuk mendirikan kembali monarki di Tiongkok, dengan dirinya sendiri sebagai Kaisar Hongxian (洪憲皇帝; Hóngxiàn Huángdì). Upaya tersebut mengalami kegagalan.
Persiapan membentuk formasi
Setelah Yuan Shikai menjadi Presiden yang kedua dalam Pemerintahan Sementara Republik Tiongkok (1912),
ia mengambil berbagai langkah untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menyingkirkan para pemimpin oposisi dari jabatannya. Untuk mengamankan kekuatannya sendiri ia berkolaborasi dengan berbagai kekuatan Eropa dan Kekaisaran Jepang. Sekitar Agustus 1915, ia menginstruksikan Yang Du (楊度), guna mengumpulkan dukungan untuk kembali ke sistem monarki. Pada 11 Desember 1915, Majelis Nasional dengan suara bulat memilihnya sebagai Kaisar. Secara seremonial Yuan menolak, tetapi terpaksa "mengalah" dan segera setuju ketika Majelis Nasional mengajukan petisi lagi pada hari itu.[1] Pada 12 Desember, Yuan yang didukung oleh putranya Yuan Keding, menyatakan Kekaisaran Tiongkok dan mengangkat dirinya sendiri sebagai "Kaisar Agung Kekaisaran Tiongkok" (中華帝國大皇帝), dengan mengambil nama zaman pemerintahan yang ia sebut Hongxian (洪憲) ("Kelimpahan Konstitusional"). Namun, Yuan, yang sekarang dikenal sebagai Kaisar Hongxian, menunda acara naik takhtanya sampai 1 Januari 1916. Dia menghapus budaya pakaian orang Manchuria dan membangkitkan kembali budaya berpakaian orang Tiongkok Han yang telah dimodifikasi. Dia memakai baju Han selama acara gladi resik. Baju yang dikenakannya selama acara gladi resik ini kemudian disabotase oleh gundiknya yang berasal dari Korea. Setelah itu, Kaisar Hongxian mulai membagikan gelar kebangsawanan kepada kerabat dan teman terdekatnya, serta orang-orang yang dia pikir bisa dibeli dengan gelar kebangsawanan.
Keluarga Aisin Gioro dari Dinasti Qing, yang saat itu tinggal di Kota Terlarang, "menyetujui" penobatan Yuan sebagai kaisar, dan bahkan mengusulkan "pernikahan kerajaan" putri Yuan dengan Puyi, kaisar Qing terakhir.
Serangan balik
Tahun 1916 menjadi "Tahun Hongxian Pertama" dari "Tahun Republik Ke-5" (5 tahun Republik Tiongkok),[1] tetapi Kaisar Hongxian ditentang bukan hanya oleh kaum revolusioner, tetapi Jauh lebih penting oleh para komandan militer yang menjadi bawahannya, mereka percaya bahwa pandangan Yuan terhadap sistem monarki akan memungkinkannya untuk memerintah tanpa tergantung pada dukungan militer.
Provinsi demi provinsi memberontak setelah Yuan menyatakan diri menjadi kaisar, dimulai dengan provinsi Yunnan yang dipimpin oleh gubernur Cai E dan jenderal Tang Jiyao, kemudian provinsi Jiangxi yang dipimpin oleh gubernur Li Liejun. Membentuk Tentara Perlindungan Nasional (護國軍) dan dengan demikian dimulai Perang Perlindungan Nasional. Hal ini kemudian diikuti oleh provinsi-provinsi lain yang menyatakan kemerdekaan dari Kekaisaran Hongxian. Para jenderal Beiyang, yang tentaranya belum menerima gaji sekali pun dari pemerintah kekaisaran, tidak melakukan kampanye agresif melawan Tentara Perlindungan Nasional dan Tentara Beiyang menderita banyak kekalahan meskipun lebih terlatih dan memiliki persenjataan yang lebih lengkap daripada Tentara Perlindungan Nasional.
Melihat kelemahan dan tidak populernya Kaisar Hongxian, kekuatan asing menarik dukungan mereka (tetapi tidak berpihak dalam perang). Kekaisaran Jepang pertama-tama mengancam untuk menyerang, kemudian berkomitmen untuk menggulingkan Kaisar Hongxian dan mengakui konflik kedua pihak (Jepang dan Kaisar Hongxian) menjadi "dalam keadaan perang" serta mengizinkan warga Jepang untuk membantu Partai Republik Tiongkok.[1] Dihadapkan dengan oposisi yang universal, kaisar berkali-kali menunda upacara ritual naik takhta untuk menenangkan musuh-musuhnya. Pendanaan untuk upacara itu dihentikan pada tanggal 1 Maret. Yuan berunding untuk meninggalkan sistem monarki dengan Liang Shiyi pada tanggal 17 Maret dan kemudian meninggalkannya secara resmi pada tanggal 22 Maret. Tahun "Hongxian" dihapus pada tanggal 23 Maret dan sistem Republik dipulihkan.[2] Yuan bertakhta selama 83 hari.[1]
Setelah kematian Yuan pada tanggal 6 Juni, Wakil Presiden Li Yuanhong diangkat menjadi presiden, dan menunjuk jenderal Beiyang Duan Qirui sebagai Perdana Menteri, kemudian memulihkan Majelis Nasional dan Konstitusi sementara. Namun, otoritas pusat dari pemerintah Beijing secara signifikan telah dilemahkan dan kehancuran Kekaisaran Yuan menjerumuskan Tiongkok ke dalam era panglima perang.
Simbol nasional
Meskipun nama negara dalam bahasa Mandarin diubah menjadi "Kekaisaran Tiongkok" (dan nama "Hongxian" digunakan untuk urusan negara), Kaisar Hongxian tetap menggunakan "Republik Tiongkok" sebagai nama dalam bahasa Inggris.[1]
Kaisar Hongxian mendirikan Kantor Regulasi Ritual (禮制館), yang mengeluarkan lagu kebangsaan baru untuk Republik Tiongkok berjudul "Tiongkok dengan gagah berani berdiri di Alam Semesta" (中華雄立宇宙間) pada bulan Juni 1915. Liriknya ditulis oleh Yin Chang (廕昌) dan musik oleh Wang Lu (王露). Liriknya sedikit dimodifikasi pada bulan Desember 1915, di mana 共和五族 Kesatuan Lima Ras digantikan oleh 勳華揖讓 (Shanrang, sistem kuno kaisar Tiongkok yang menyerahkan kedudukan kepada orang lain pada zaman Yao dan Shun, di mana Kaisar Yao memberikan takhtanya kepada menantunya Kaisar Shun) untuk dinyanyikan selama masa pemerintahan Kaisar Hongxian.
Lirik Mandarin
Terjemahan
中華雄立宇宙間,
廓八埏,
華冑來從崑崙巔,
江河浩盪山綿連,
勳華揖讓開堯天,
億萬年。
Tiongkok dengan gagah berani berdiri di Alam Semesta,
Meluas ke Delapan Penjuru Mata Angin,
Keturunan yang mulia dari Puncak Kunlun,
Sungai-sungai berombak, pegunungan tetap berjajar,
Shanrang memulai era Kaisar Yao,
Selama berjuta-juta tahun.
Kaisar Yao adalah seorang Kaisar Tiongkok yang legendaris. Era Yao dan Shun (堯天舜日) adalah Chengyu (idiom empat karakter) yang berarti masa damai dan kemakmuran.
Bendera nasional diubah dari aslinya yaitu bendera 5-garis menjadi bendera yang garis merahnya membentuk salib terpusat, namun bendera dengan bekas garis merah sebagai saltire adalah versi yang biasa digunakan.
Lambang nasional tetap dipakai sebagai lambang nasional Republik Tiongkok (1913–1928), Langit Biru dengan sebuah Matahari Putih dengan Dua Belas Simbol Kedaulatan. (十二章國徽).
Daftar orang yang diberi gelar kebangsawanan oleh Kaisar Hongxian