Kaisar Yao
Kaisar Yao (Hanzi sederhana: 尧; Hanzi tradisional: 堯; Pinyin: Yáo; menurut kepercayaan ± 2356 – 2255 SM)[2] berdasarkan beberapa sumber merupakan seorang pemimpin legendaris Tiongkok dan salah satu dari Tiga Maharaja dan Lima Kaisar. Pada tahun 2015, para arkeolog Tiongkok mengumumkan penemuan ibu kota Yao.[3] Leluhur dan kehidupan awalNama leluhur Yao (姓) adalah Yi Qi (伊祁) atau Qi (祁), dengan nama marga Taotang (陶唐), dan nama pribadi Fangxun (放勳), serta dikenal juga sebagai Tang Yao (唐堯). Ia merupakan putra kedua Kaisar Ku dan Qingdu (慶都).[4][5] Ibunda Yao dipuja sebagai dewi Yao-mu.[6] WarisanSeringkali dipandang sebagai raja yang bijak dan pandai serta memiliki moralitas yang sempurna, kemurahan hati dan ketekunan Yao dijadikan sebagai panutan bagi penguasa dan kaisar Tiongkok setelahnya. Masyarakat Tiongkok awal sering mengatakan bahwa Yao, Shun, dan Yu yang Agung sebagai tokoh sejarah. Para sejarawan kontemporer percaya bahwa mereka mungkin sebenarnya adalah para pemimpin-umum dari suku-suku yang beraliansi, yang menetapkankan suatu sistem pemerintahan hirarkis terpadu pada masa peralihan ke masyarakat feodal patriarkis. Dalam Klasik Sejarah, salah satu dari Lima Klasik, bab-bab awalnya mengisahkan Yao, Shun, dan Yu. LegendaMenurut legenda, Yao menjadi penguasa di usianya yang ke-20 dan meninggal pada usia 119 tahun. Ia menyerahkan tahtanya kepada Shun menantunya, suami dari kedua putrinya.[7] Menurut Sejarah Bambu, Yao menyerahkan tahtanya kepada Shun pada tahun ke-73 pemerintahannya, dan masih hidup selama 28 tahun selama pemerintahan Shun. KontribusiYao memberikan banyak kontribusi bagi penduduk Tiongkok, salah satunya sebagai pencipta permainan Weiqi, konon untuk menyenangkan putranya yang berkelakuan buruk, yaitu Danzhu.[8] Setelah tiga tahun masa berkabung paska-kematian Yao, Shun memilih Danzhu sebagai pemimpin tetapi masyarakat hanya menerima Shun sebagai pewaris yang sah. Sejarah BambuSejarah Bambu mengisahkan Yao mengusir Pangeran Danzhu ke Danshui pada tahun ke-58 pemerintahannya. Setelah Yao menyerahkan tahtanya kepada Shun, Danzhu terus dijauhkan dari Shun. Setelah Yao mangkat, "Shun berusaha untuk menyerahkan tahta kepadanya, tetapi gagal." Namun, catatan sejarah yang sama juga menuliskan versi yang berbeda, mengatakan bahwa Shun menurunkan Yao dari tahta kemudian memenjarakannya, selanjutnya mengangkat Danzhu ke tahta sebelum mengambilnya untuk dirinya sendiri.[9] Pergantian dinastiYao disebut sebagai leluhur Kaisar Liu Bang dari Dinasti Han.[10] Keluarga-keluarga bangsawan terkemuka lainnya juga mengklaim menjadi keturunan Kaisar Yao melalui Kaisar Kuning.[11] Observasi astronomisMenurut beberapa dokumen klasik Tiongkok, seperti Yao Dian ("Dokumen Yao") dalam Shang Shu ("Buku Dokumen"} dan Wudibenji ("Catatan Lima Raja") dalam Shiji ("Catatan Sejarah"), Raja Yao memerintahkan petugas astronomi untuk mengobservasi fenomena-fenomena langit seperti matahari terbit, matahari tenggelam, dan terbitnya bintang-bintang malam. Hal tersebut dilakukan untuk membuat kalender matahari dan bulan yang berisi 266 hari per tahun, yang juga berisi bulan kabisat. Beberapa penggalian arkeologis di Taosi, sebuah lokasi kuno di Shanxi (sekitar 2300 SM-1900 SM) mungkin menyediakan beberapa bukti mengenai hal tersebut. Semacam observatorium purba - tertua di Asia Timur[12] – ditemukan di Taosi yang sepertinya sesuai dengan catatan-catatan kuno.[13] Beberapa arkeologis percaya bahwa Taosi dulunya merupakan lokasi negeri Youtang (有唐) yang ditaklukkan oleh Kaisar Yao dan ia jadikan sebagai ibu kotanya.[14] Strukturnya tersusun atas sebuah jalur di bagian luar yang agak berbentuk seperti cincin, dan sebuah panggung setengah bundar dari tanah dimampatkan dengan diameter sekitar 60 meter. Struktur ini ditemukan pada tahun 2003-2004. Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Emperor Yao. Catatan
Referensi
Pranala luar
|