Dewi-dewi Sungai XiangDewi-dewi Sungai Xiang (bahasa Tionghoa: 湘水神; Pinyin: Xiāngshuǐshén) atau Ratu-ratu Xiang (jyutping=Ratu-ratu Hsiang) merupakan makluk suci Sungai Xiang yang mengalir melintasi wilayah negara kuno Chu menuju Danau Donting. Berdasarkan versi yang lebih baru, para dewi tersebut merupakan putri-putri Kaisar Yao yang bernama Ehuang (Hanzi: 娥皇; Pinyin: É Huáng; Peri Bercahaya) dan Nüying (Hanzi: 女英; Pinyin: Nǚ Yīng; Gadis Berkembang)[1] yang dinikahkan oleh ayah mereka dengan Shun, orang yang dipilih Kaisar Yao untuk menggantikan dirinya, sebagai semacam tes untuk menguji kemampuan administratif Shun. Selanjutnya, mereka menjadi dewi setelah kematian suami mereka, konon setelah mereka menenggelamkan diri ke sungai tersebut.[2] Legenda bambu berbintikBintik-bintik pada batang bambu-bambu tertentu menurut legenda pertama kali muncul pada bambu yang tumbuh di tepi Sungai Xiang, akibat tetesan air mata kedua dewi Sungai Xiang yang jatuh ke batangnya. Kedua wanita tersebut menangis karena Kaisar Shun, suami tercinta mereka, menghilang dan diduga telah meninggal. Terdapat berbagai versi mengenai kisah mitologis ini. Menurut salah satu versi, pada tahun terakhir pemerintahannya, Shun memutuskan untuk mengadakan tur menuju wilayah Sungai Xiang. Versi lain menyebutkan dirinya terlibat perang dalam suatu ekspedisi militer melawan "suku Miao". Akibat kematian Shun yang mendadak dalam perjalannya di tengah "belantara Cangwu", dekat hulu Sungai Xiang di Pegunungan Jiuyi (terkadang diterjemahkan menjadi Gunung Doubting),[3] kedua istrinya bergegas berangkat dari rumah untuk menemui jasad suami mereka (versi lain menyebutkan kedua wanita tersebut mencari jasad Shun tetapi tidak dapat menemukannya) kemudian menangis di tepi sungai selama berhari-hari. Air mata mereka yang berlimpah-limpah jatuh mengenai rimbunan bambu di tepi sungai dan membekas menjadi bintik-bintik yang permanen. Kaisar pertama Qin dan Xiang JunBerdasarkan catatan sejarah Sima Qian (Bab 6, "Sejarah Kaisar Pertama Qin"), pada tahun ke-28 pemerintahannya (219 SM), Kaisar Qin ingin pergi berpesiar ke gunung suci Heng yang merupakan gunung paling selatan dari Lima Gunung Suci Tiongkok, kini terletak di wilayah Hunan. Namun, saat mengendarai kapal, tiba-tiba muncul angin besar yang membuatnya hampir tidak bisa menepi dengan selamat. Peristiwa tersebut berlokasi di dekat kuil untuk Xiang Jun di Xiangshan. Setelah bertanya mengenai identitas Xiang Jun, sang kaisar menjadi mengerti bahwa nama tersebut merujuk pada kedua putri Yao yang sekaligus merupakan istri-istri Shun yang dimakamkan pada lokasi tersebut. Sebelum pulang ke rumah melalui jalur darat, kaisar yang murka itu memerintahkan 3000 narapidana yang dipekerjakan untuk memotong semua pepohonan di gunung tersebut dan mewarnai seluruh tanahnya dengan warna merah.[1][4] Salah satu alasan kemarahan Kaisar Qin adalah bahwa para dewi Xiang merupakan dewi pelindung Kerajaan Chu yang merupakan musuh lamanya; warna merah melambangkan warna pakaian yang dikenakan oleh narapidana.[4] KulturDewi-dewi Sungai Xiang disebut-sebut dalam sastra klasik Tiongkok, yang tertua adalah antologi Chu Ci yang diatribusikan kepada Qu Yuan.[5] Lihat pula
Referensi
Wikisource Tionghoa memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|