Dalam mitologi Tionghoa, nian (Hanzi tradisional: 年獸; Hanzi: 年兽; Pinyin: nián shòu) adalah sejenis mahluk buas yang hidup di dasar laut atau di gunung. Sekali pada saat musim semi, atau sekitar tahun baru Imlek, ia keluar dari persembunyiannya untuk mengganggu manusia, terutama anak-anak. Nian tidak menyukai bunyi-bunyian ribut dan warna merah.
Tradisi
Dalam tradisi Imlek, warga Tionghoa mengenakan pakaian dan mendekorasi peralatan dengan warna merah, membakar petasan dan mementaskan tarian singa (barongsai) untuk menakut-nakuti nian. Ada juga warga yang menempelkan Duilian di kertas merah untuk mencegah Nian agar tidak kembali.
Kata tahun dalam bahasa Tionghoa juga memiliki karakter yang sama dengan nama nian. Istilah untuk menyebut hari raya Imlek, guo nian (Hanzi tradisional: 過年; Hanzi: 过年; Pinyin: guò nián) juga berarti mengusir atau melewati nian.
Barongsai
Tarian singa atau barongsai adalah tarian yang mempertunjukkan keahlian bela diri dan akrobat. Sekitar 2 orang akan mengenakan kostum singa. Walaupun tarian ini diketahui banyak orang sebagai tarian singa, sebenarnya nian bukanlah hewan singa. Di Tiongkok Utara, disebut Rui Shi (Hanzi tradisional: 瑞獅; Hanzi: 瑞狮; Pinyin: ruì shī) atau Anjing Fu. Namun, di Tiongkok Selatan, tarian singa yang dimainkan adalah perlambang nian. Masyarakat Kwongfu (Kanton) dan Hakka memainkan barongsai dengan tokoh Bu Dai yang dapat menjinakkan nian.
Lihat pula
Singa batu (dikenal juga anjing fu), patung singa yang biasanya ditempatkan di gerbang masuk dan tempat-tempat penting. Nian berbeda dengan singa penjaga karena nian bertanduk dan singa penjaga tak bertanduk.
Pixiu makhluk buas yang serupa dengan nian, tetapi bersayap.
Qilin makhluk buas yang memiliki gabungan tubuh ikan, singa, rusa dan kerbau.