Kesultanan Melaka

Kesultanan Melayu Melaka
كسلطانن ملايو ملاك

1400–1511
Lokasi Kesultanan Melaka
Ibu kotaMelaka
Bahasa yang umum digunakanMelayu klasik
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Sultan 
• 1402-1414
Parameswara(Pertama)
• 1513-1528
Mahmud Syah(Terahkir)
Sejarah 
• Didirikan
1400
1511
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Singapura
krjKerajaan
Sriwijaya
Melaka Portugal
kslKesultanan
Pahang
Sultan Perak
kslKesultanan
Johor
Sekarang bagian dari Malaysia
 Indonesia
 Singapura
 Thailand
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Replika istana Kesultanan Malaka, dibangun kembali berdasarkan informasi dari Sulalatus Salatin

Kesultanan Melaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Melaka, Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara imbas perang Jawa dengan Siam di daerah tersebut, kemudian mencapai puncak kejayaan pada abad ke-15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Melaka, sebelum ditaklukan oleh Portugis pada 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara.

Pada awalnya Melaka bukanlah sebuah Kerajaan beragama Islam. Hal ini berubah ketika Parameswara menikah dengan Putri Sultan Zainal Abidin Malikuzzahir dari Samudera Pasai dan masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi Sultan Iskandar Syah [1].

Keadaan Islam Parameswara diceritakan dalam tulisan Laksamana Cheng Ho yang pernah berkunjung ke Melaka pada tahun 1409. Tulisan tersebut menjelaskan bahwa pada saat itu Parameswara masih berkuasa, dan ia sebagai raja dan rakyat Melaka sudah beragama Islam.

Dengan masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Melaka merupakan cikal bakal berkembangnya agama Islam di kawasan Nusantara, hal ini karena Kesultanan Melaka merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat di Nusantara. Karena dari kawasan Melaka pemakaian bahasa dan penyebaran kebudayaan Melayu Islam tersebar dihampir keseluruh kawasan Nusantara. Apa yang kita gunakan sebagai alat komunikasi di Nusantara saat ini merupakan hasil yang positif dari keagungan Melaka sebagai jantung kebudayaan Melayu Islam di Nusantara [1].

Pendirian

Setelah dilakukan penelitian sejarah, baik dari buku Sejarah Melayu karya Tun Sri Lanang, buku Hikayat Raja-raja Pasai karya Syekh Nuruddin Raniri, buku Riwayat Negeri Malaka dalam bahasa Portugis karya Barros pada tahun 1553, catatan orang Tionghoa, juga dengan Babad Tanah Jawa Pararaton (raja-raja), dapat diambil kesimpulan bahwa pada permulaan abad ke-14, daerah Tanjung Medini masih perang antara dua kekuatan.[2] Di sana belum ada kerajaan. Akan tetapi, di tanah Jawa, telah muncul kerajaan multikultural Majapahit yang menjadi lawan kuat Siam dalam memperebutkan kekuasaan di Selat Malaka, terutama pada tahun 1331, ketikaGajah Mada mendapat kepercayaan tinggi dari Batara Majapahit. Setelah Gajah Mada naik, digariskanlah politik yang tegas, yaitu memperluas kekuasaannya dan merebut sebuah tanjung yang sering terjadi perang antara penduduk setempat dengan negeri Siam. Majapahit pun menyerang Palembang, Singapura, Brunei, Pasai, sebagian Tembeling, dan kemungkinan juga termasuk Luzon. Padahal, di Singapura saat itu masih berdiri sebuah kerajaan independen.

Dengan jatuhnya kerajaan Melayu Hindu di Singapura karena serangan Majapahit, raja Singapura berangkat melarikan diri dari Singapura. Raja tersebut bernama Permaisura.[2] Mula-mula, bersembunyilah ia ke sebuah kampung di sebelah utara Pulau Singapura. Dari sana, ia menyeberang ke Semenanjung Melayu melalui Johor. Kemudian, terus ke negeri Muar. Dari Muar, diteruskannya perjalanan ke Sungai Ujung, hingga akhirnya ia sampai di Malaka.

Saat itu, ia mendapati penduduk Malaka sudah mulai ramai, baik dari orang Melayu, Arab, Cina, Romawi, Siam, dan lainnya. Kemudian, Sidi Abdul Aziz, seorang ulama yang berasal dari Jeddah, datang ke Malaka, mengajak ia untuk masuk Islam. Ajakan itu diterima. Sidi Abdul Aziz menganjurkan kepada ia untuk mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Syah. Ia memeluk Islam sekitar tahun 1384.[2] Sejak itu, ia resmi menjadi sultan negeri Malaka.

Sementara itu, berdasarkan Sulalatus Salatin dan Suma Oriental Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara seorang pangeran yang berasal dari palembang yang melarikan diri karena invasi angkatan laut Majapahit dan Ayutthaya meskipun tidak terucap Ayutthaya. Kronik Dinasti Ming juga mencatat Parameswara sebagai pendiri Malaka[3] mengunjungi Kaisar Yongle di Nanjing pada tahun 1405 dan meminta pengakuan atas daerag kedaulatannya.[4] Sebagai balasan upeti yang diberikan, Kaisar Tiongkok menyetujui untuk memberikan perlindungan pada Malaka,[5] kemudian tercatat ada sampai 29 kali utusan Malaka mengunjungi Kaisar Tiongkok.[6] Pengaruh yang besar dari relasi ini adalah Malaka dapat terhindar dari kemungkinan adanya berbagai serangan terutama Jawa dan Siam, apalagi setelah Kaisar Tiongkok mengabarkan penguasa Ayutthaya akan rencananya terhadap daerah tanjung tersebut.[7] Keberhasilan dalam hubungan diplomasi dengan Tiongkok memberi manfaat akan kestabilan pemerintahan baru di Malaka, kemudian Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, dan juga menjadi salah satu pangkalan armada Ming.[8][9]

Laporan dari kunjungan Laksamana Cheng Ho pada 1409, mengambarkan Islam telah mulai dianut oleh masyarakat Malaka,[7] sementara berdasarkan catatan Ming, penguasa Malaka mulai mengunakan gelar sultan muncul pada tahun 1455. Sedangkan dalam Sulalatus Salatin gelar sultan sudah mulai diperkenalkan oleh penganti berikutnya Raja Iskandar Syah, tokoh yang dianggap sama dengan Parameswara oleh beberapa sejarahwan.[8] Sementara dalam Pararaton disebutkan terdapat nama tokoh yang mirip yaitu Bhra Hyang Parameswara sebagai suami dari Ratu Majapahit, Ratu Suhita. Namun kontroversi identifikasi tokoh ini masih diperdebatkan sampai sekarang.

Pada tahun 1414 Parameswara digantikan putranya, Megat Iskandar Syah,[5] memerintah selama 10 tahun, kemudian menganut agama Islam[10] dan digantikan oleh Sri Maharaja atau Sultan Muhammad Syah. Putra Muhammad Syah yang kemudian menggantikannya, Raja Ibrahim, mengambil gelar Sri Parameswara Dewa Syah. Namun masa pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat karena terbunuh pada 1445. Saudara seayahnya, Raja Kasim, kemudian menggantikannya dengan gelar Sultan Mudzaffar Syah.

Hubungan dengan kekuatan regional

Dengan sangat hati-hati Sultan Muhammad Syah mengendalikan politik luar negerinya. Gangguan dari Majapahit tidak begitu ditakutinya lagi, karena Gajah Mada telah meninggal pada 1364 dan Prabu Hayam Wuruk pun telah meninggal pada 1389. Majapahit pada saat itu hanya menguasai daerahnya di Jawa saja. Kerajaan tetangga yang paling dekat ialah Siam. Dengan Siam, dijagalah politik bertetangga dengan baik. Malaka membayar upeti 40 tahil emas setahun.[2] Sementara itu, Kerajaan yang amat diseganinya ketika itu ialah Tiongkok. Sebab, hubungan Tiongkok dengan tanah-tanah Melayu sudah lama adanya.

Pada awal tahun 1403, terjadi pergeseran kekuasan di Tiongkok dalam keluarga Dinasti Ming. Maharaja Cheng Tsu merebut kekuasaan dari Maharaja Hwui Ti. Sultan Muhammad Syah memperhitungkan bahwa raja yang baru naik pasti akan menang, jika hubungan dengan negeri-negeri selatan diperkukuh. Dengan tidak ragu lagi, Sultan mengirim utusan ke Tiongkok untuk menghadap raja yang baru menang itu, untuk mengikat tali persahabatan. Karena hubungannya dengan Tiongkok telah kuat, Sultan mulai menghentikan pengiriman upetinya ke Siam. Dengan itu, Maharaja Tiongkok memberikan pengakuan, bahwa Malaka diakui oleh Tiongkok di bawah perlindungannya, kalau ada serangan dari luar.[2]

Sampai tahun 1435, Malaka memiliki hubungan yang dekat dengan melaka mengamankan jalur pelayaran Selat Malaka yang sebelumnya sering diganggu oleh adanya kawanan perompak dan bajak laut.[7] Di bawah perlindungan Ming, Malaka berkembang menjadi pelabuhan penting di pesisir barat Semenanjung Malaya yang tidak dapat disentuh oleh Majapahit dan Ayutthaya. Namun seiring berubahnya kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kawasan ujung tanah ini terus diklaim oleh Siam sebagai bagian dari kedaulatannya sampai Malaka jatuh ke tangan Melaka, dan setelah takluknya Malaka, kawasan Perlis, Kelantan, Terengganu dan Kedah kemudian berada dalam kekuasaan Siam.[9]

Sulalatus Salatin juga mengambarkan kedekatan hubungan Malaka dengan Pasai, hubungan kekerabatan ini dipererat dengan adanya pernikahan putri Sultan Pasai dengan Raja Malaka dan kemudian Sultan Malaka pada masa berikutnya juga turut memadamkan pemberontakan yang terjadi di Pasai. juru tulis menyebutkan adanya kemiripan adat istiadat Malaka dengan Pasai serta ke dua kawasan tersebut telah menjadi tempat permukiman komunitas muslim di Selat Malaka.[7] Sementara kemungkinan ada ancaman dari Jawa dapat dihindari, terutama setelah Sultan Mansur Syah membina hubungan diplomatik dengan Batara Majapahit yang kemudian meminang dan menikahi putri Raja Jawa tersebut.[11] Selain itu sekitar tahun 1475 di Jawa juga muncul kekuatan muslim di Demak yang nanti turut melemahkan hegemoni Majapahit atas kawasan yang mereka klaim sebelumnya sebagai daerah bawahan. Adanya keterkaitan Malaka dengan Demak terlihat setelah jatuhnya Malaka kepada Portugal, tercatat ada beberapa kali pasukan Demak mencoba merebut kembali Malaka dari tangan Portugal.[10][12]

Masa kejayaan

Penggambaran modern Kesultanan Melaka
Rekonstruksi pelabuhan Melaka setelah pendiriannya, dari Museum Maritim Melaka.
Kesultanan Melaka pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Shah (1477–1488) karya Maembong Ayoh

Pada masa pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatra, setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan Siam.[11] Di mulai dengan menyerang Aru yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi muslim dengan baik.[10] Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan Orang Laut yang tersebar antara kawasan pesisir timur Pulau Sumatra sampai Laut Tiongkok Selatan. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.[13]

Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, Sultan Mansur Syah, Melaka menyerbu Kedah dan Pahang, dan menjadikannya negara vassal.[14] Di bawah sultan yang sama Kampar Pekan Tua, dan Siak Gasib juga takluk.[14] Sementara kawasan Inderagiri dan Jambi adalah hadiah dari Batara Majapahit untuk Raja Malaka.[14] Sultan Mansur Syah kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah namun memerintah tidak begitu lama karena diduga ia diracun sampai meninggal[15] dan kemudian digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.[11]

Hingga akhir abad ke-15 Malaka telah menjadi kota pelabuhan kosmopolitan dan pusat perdagangan dari beberapa hasil bumi seperti emas, timah, lada dan kapur. Malaka muncul sebagai kekuatan utama dalam penguasaan jalur Selat Malaka, termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat itu.[15]

Penurunan

Sultan Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota kerajaan tersebut diserang pasukan Portugal di bawah pimpinan Pewaris Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Malaka jatuh kepada Portugal. Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru.[16] Perlawanan terhadap penaklukan Portugal berlanjut, pada bulan Januari 1513 Pati Unus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal dan 5000 tentara mencoba menyerang Malaka, tetapi serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugal.[12] Selanjutnya untuk memperkuat posisinya di Malaka, Portugal menyisir dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka. Pada bulan Juli 1514, de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan Raja Kampar menyatakan kesediaan dirinya sebagai vazal dari Portugal di Malaka.[16]

Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkukuh penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka. Pada pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang Pasai, sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan sekutu dari Sultan Malaka.

Selanjutnya pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal di bawah pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan Sultan Malaka, tetapi serangan ini dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada 23 Oktober 1526 Portugal berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan Malaka kemudian melarikan diri ke Kampar Pekan Tua, tempat dia wafat dua tahun kemudian.[16] Berdasarkan Sulalatus Salatin Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian tinggal di Pahang beberapa saat sebelum menetap di Johor.[13] Kemudian pada masa berikutnya para pewaris Sultan Malaka setelah Sultan Mahmud Syah lebih dikenal disebut dengan Sultan Johor.

Pemerintahan

Walaupun Kesultanan Malaka sangat kuat dipengaruhi oleh agama Islam namun dalam menjalankan pemerintahan, kerajaan ini tidak menerapkan pemerintahan Islam sepenuhnya. Undang-undang yang berlaku di Malaka seperti Hukum Kanun Malaka hanya 40,9% mengikut aturan Islam. Begitu juga Undang-undang Laut Malaka hanya 1 pasal dari 25 pasal yang mengikut aturan Islam.[15]

Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki susunan tata pemerintahan yang rapi. Sultan Malaka memiliki kekuasaan yang absolut, seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka. Sementara dalam administrasi pemerintahan Sultan Malaka dibantu oleh beberapa pembesar, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari dan Syahbandar. Kemudian terdapat lagi beberapa menteri yang bertanggungjawab atas beberapa urusan negara.[17] Selain itu terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok masyarakat Orang Laut.[13]

Daftar raja Malaka

Berikut daftar raja Malaka[8]

Periode Nama Raja Catatan dan peristiwa penting
1402-1414 Parameswara
Sultan Iskandar Syah
Raja kelima Singapura sebelum bubar
dan mendirikan Kesultanan Melayu Melaka
1414-1424 Megat Iskandar Syah

Raja Ahmad, Raja Kecil Besar

1424-1444 Muhammad Syah
Raden Tengah
1444-1446 Sri Parameswara Dewa Syah
Sultan Abu Syahid Syah
Dibunuh karena konflik internal
dengan Bendahara Tun Ali,
Mudzaffar Syah/Raja Kasim,
Tun Pepatih Sedang,
dan Datuk Bendahara Seri Amar Diraja
1446-1459 Mudzaffar Syah
Raja Kasim
1459-1477 Mansur Syah
Raja Abdullah
1477-1488 Ala'uddin Riayat Syah
Raja Hussein
Diduga diracun
oleh Raja Ahmad,
Bendahara Seri Maharaja,
dan Tun Senaja
1488-1511 Mahmud Syah Diserang Portugis
1511-1513 Ahmad Syah Dibunuh Mahmud Syah karena inkompeten
1513-1528 Sultan Mahmud Syah Klaim tahta Kerajaan Melaka.
Kemudian mengungsi
dan meninggal di Kampar Pekan Tua

Referensi

  1. ^ a b Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu (1976) "Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu" Seminar Kebudayaan Islam Dan Kebudayaan Melayu. UKM.
  2. ^ a b c d e Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani
  3. ^ Suryaningrat, Rizal F. Aji, Wisnu M. (2011). "Dinamika perdagangan Bandar Malaka dari masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah hingga masa pemerintahan Portugis (1456-1641) = Dynamincs trading of Bandar Malacca from Sultan Mansyur Syah periode until Portuguese periode (1456-1641)". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-14. 
  4. ^ Gungwu, Wang (2003). Only connect!: Sino-Malay encounters. Eastern Universities Press. ISBN 981-210-243-4. 
  5. ^ a b Hooker, Virginia M. (2003). A Short History of Malaysia: linking east and west. Allen & Unwin. ISBN 1-86448-955-3. 
  6. ^ Cleary, Mark (2000). Environment and development in the Straits of Malacca. Routledge. ISBN 0-415-17243-8. 
  7. ^ a b c d Yuanzhi Kong, (2000), Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4
  8. ^ a b c Institute of Southeast Asian Studies, (2005), Admiral Zheng He & Southeast Asia, ISBN 981-230-329-4.
  9. ^ a b Wink, André (2004). Indo-Islamic society, 14th-15th centuries. BRILL. ISBN 90-04-13561-8. 
  10. ^ a b c Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols
  11. ^ a b c Raffles, T.S., (1821), Malay annals (translated from the Malay language, by the late Dr. John Leyden).
  12. ^ a b Ricklefs, Merle C. (2001). A history of modern Indonesia since c. 1200. Stanford University Press. ISBN 0-8047-4480-7. 
  13. ^ a b c Andaya, Leonard Y. (2008). Leaves of the same tree: trade and ethnicity in the Straits of Melaka. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-3189-6. 
  14. ^ a b c Samad, A. A., (1979), Sulalatus Salatin, Dewan Bahasa dan Pustaka
  15. ^ a b c Halimi, A.J., (2008), Sejarah dan tamadun bangsa Melayu, Utusan Publications, ISBN 978-967-61-2155-4.
  16. ^ a b c Winstedt, Richard (1962). A History of Malaya. Marican. 
  17. ^ Nijhoff, M., (1976), Undang-undang Melaka.

Lihat pula

Pranala luar

Read other articles:

この項目には、一部のコンピュータや閲覧ソフトで表示できない文字が含まれています(詳細)。 数字の大字(だいじ)は、漢数字の一種。通常用いる単純な字形の漢数字(小字)の代わりに同じ音の別の漢字を用いるものである。 概要 壱万円日本銀行券(「壱」が大字) 弐千円日本銀行券(「弐」が大字) 漢数字には「一」「二」「三」と続く小字と、「壱」「弐」…

Земская почтаУезды Алатырский Александрийский Ананьевский Ардатовский Арзамасский Аткарский Ахтырский Балашовский Бахмутский Бежецкий Белебеевский Белозерский Бердянский Бобровский Богородский Богучарский Борисоглебский Боровичский Бронницкий Бугульминский Бугу…

Japanese animation studio J.C.Staff Co., Ltd.Swing Building, where the central office is locatedNative name株式会社ジェー・シー・スタッフRomanized nameKhabushiki-gaisha Jē Shī SutaffuCompany typeKabushiki gaishaIndustryJapanese animationFoundedJanuary 18, 1986; 38 years ago (1986-01-18)FounderTomoyuki MiyataHeadquartersMusashino, Tokyo, JapanKey peopleTomoyuki Miyata[a]Michihisa Abe[b]Masakazu Watanabe[c]Yuuji Matsukura[d]Number …

Ne doit pas être confondu avec Kiva. Khiva ouzbek : Xiva Au fond, la médersa Mohammed Amin Khan avec son minaret Kalta Minor. Administration Pays Ouzbékistan Province Khorezm Démographie Population 95 246 hab. (2022) Géographie Coordonnées 41° 22′ 42″ nord, 60° 21′ 50″ est Altitude 109 m Localisation Géolocalisation sur la carte : Ouzbékistan Khiva modifier  Khiva (Xiva en ouzbek ; خیوه en persan) est une vill…

وقدان أبو يعفور العبدي معلومات شخصية اسم الولادة وقدان أو واقد تاريخ الوفاة 120 هـ تقريبا الإقامة الكوفة  الكنية أبو يعفور اللقب العبدى الكوفى الحياة العملية الطبقة الطبقة الرابعة، من التابعين روى له الجماعة المهنة مُحَدِّث  تعديل مصدري - تعديل   وقدان أبو يعفور العبد…

This article relies excessively on references to primary sources. Please improve this article by adding secondary or tertiary sources. Find sources: Cambridge Grammar School & College – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (October 2016) (Learn how and when to remove this message) Private school in BangladeshCambridge Grammar School & CollegeLocation90, Provati, East Pirmoholla, Amberkhana, Sylhet-3100BangladeshCoordinates24°54′45″N 91…

Swedish author, ethicist and theologian Ann HeberleinHeberlein signing a book at a bookstore in Stockholm in November 2011BornAnn Helen Holmström (1970-06-22) 22 June 1970 (age 53)Malmö, SwedenOccupationWriterNationalitySwedishAlma materLund UniversityPeriod2004–present This article is part of a series onConservatism in Sweden Ideologies Christian democracy Liberal Moderate Nationalist Principles Cameralism Duty Elitism Meritocracy Law and order Moderation Lagom Monarchism National…

Type of bathhouse This article is about a small room or house. For a Finnish metal music festival, see Sauna Open Air Metal Festival. For other uses, see Sauna (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Sauna – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2022) (Learn how and whe…

This article contains content that is written like an advertisement. Please help improve it by removing promotional content and inappropriate external links, and by adding encyclopedic content written from a neutral point of view. (May 2024) (Learn how and when to remove this message) Daseke, Inc.Company typePublicTraded asNasdaq: DSKERussell 2000 ComponentIndustryTransportationFounded2008; 16 years ago (2008)FounderDon DasekeHeadquartersAddison, Texas, U.S.Area servedNort…

Kiosque de TrajanLe kiosque de Trajan sur l'île d'AguilkiaTemple de l’Égypte antiqueDivinité IsisÉpoque RomaineConstructeur Auguste, TrajanVille PhilæCoordonnées 24° 01′ 32″ N, 32° 53′ 03″ Emodifier - modifier le code - modifier Wikidata Le kiosque de Trajan, également connu sous le nom de « Lit du Pharaon » (arabe : سرير فرعون) par les habitants locaux, est un temple hypèthre actuellement situé sur l'île d'Aguilkia da…

Докладніше: Втрати силових структур внаслідок російського вторгнення в Україну У статті наведено список втрат українських військовослужбовців у російсько-українській війні з січня по березень 2019 року. Зміст 1 Усі списки 2 Список загиблих з 1 січня до 31 березня 2019 року 2.1 …

2017 European Athletics U23 ChampionshipsTrack events100 mmenwomen200 mmenwomen400 mmenwomen800 mmenwomen1500 mmenwomen5000 mmenwomen10,000 mmenwomen100 m hurdleswomen110 m hurdlesmen400 m hurdlesmenwomen3000 msteeplechasemenwomen4 × 100 m relaymenwomen4 × 400 m relaymenwomenRoad events20 km walkmenwomenField eventsHigh jumpmenwomenPole vaultmenwomenLong jumpmenwomenTriple jumpmenwomenShot putmenwomenDiscus throwmenwomenHammer throwmenwomenJavelin throwmenwomenCombined eventsHeptathlonwomenDec…

American journalist Caryle Murphy is an American journalist. Her awards include the Pulitzer Prize. Working life Murphy has worked in America as a reporter for The Washington Post and for The Christian Science Monitor.[1] She has worked for the GlobalPost and The National while in Saudi Arabia. As a foreign correspondent for The Washington Post, she reported in the following regions: South Africa (following the Soweto uprising and Steve Biko slaying by the police); Cairo as bureau chief,…

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (يوليو 2019) منتخب أنتيغوا وباربودا لكأس ديفيز البلد أنتيغوا وباربودا  تعديل مصدري - تعديل   منتخب أنتيغوا وباربودا…

نيا مودانيا (باليونانية: Νέα Μουδανιά)‏     خريطة الموقع تقسيم إداري البلد اليونان  [1] خصائص جغرافية إحداثيات 40°14′19″N 23°16′53″E / 40.23861111°N 23.28138889°E / 40.23861111; 23.28138889   الارتفاع 20 متر[2]  السكان التعداد السكاني 10042 (resident population of Greece) (2021)4447 (resident populat…

Primary and secondary legislation from 2020 Part of a series on theCOVID-19 pandemicin the United Kingdom, British Overseas Territories and Crown Dependencies History Responses Legislation Statistics (Part of the global COVID-19 pandemic) Locations London Countries England Scotland Wales Northern Ireland Crown Dependencies Guernsey Isle of Man Jersey British Overseas Territories Anguilla Akrotiri and Dhekelia Bermuda British Indian Ocean Territory British Virgin Islands Cayman Islands Falkland I…

Municipal building in Corbridge, Northumberland, England Corbridge Town HallCorbridge Town HallLocationPrinces Street, CorbridgeCoordinates54°58′27″N 2°01′02″W / 54.9742°N 2.0172°W / 54.9742; -2.0172Built1887ArchitectFrank EmleyArchitectural style(s)English Renaissance style Listed Building – Grade IIOfficial nameTown Hall with shopsDesignated15 April 1969Reference no.1044757 Shown in Northumberland Corbridge Town Hall is a municipal building in Princes…

Coup that overthrew Prince Norodom Sihanouk 1970 Cambodian coup d'étatPart of the Cambodian Civil WarDate18 March 1970LocationCambodiaResult Successful coup Disestablishment of the Kingdom of Cambodia and establishment of the Khmer RepublicAbandonment of neutrality policy and alignment with United StatesExpansion of the FANK and escalation of the Cambodian Civil WarPersecution of ethnic Vietnamese[1]Belligerents  Cambodian monarchy Royal Khmer Armed Forces (FARK) Khmer National Arm…

Bucket ListAlbum mini karya Big NaughtyDirilis25 Februari 2021 (2021-02-25)GenreHip-hopDurasi23:09BahasaKoreaLabelH1ghr MusicSingel dalam album Bucket List Girl at the Coffee ShopDirilis: 2 Februari 2021 Bucket List adalah album mini pertama dari penyanyi rap Korea Selatan Big Naughty. Album ini dirilis pada tanggal 25 Februari 2021 oleh H1ghr Music. Singel Girl at the Coffee Shop telah dirilis sebelumnya pada tanggal 2 Februari 2021. Lagu ini berada di peringkat 67 di Gaon Download Cha…