Teori bencana Toba

Teori bencana Toba
Ilustrasi letusan dilihat dari jarak 42 km (26 mil) di atas Pulau Simeulue.
Gunung apiGunung berapi super Toba
Tanggal69.000–77.000 tahun yang lalu
JenisUltra Plinian
LokasiSumatera Utara, Indonesia
2°41′04″N 98°52′32″E / 2.6845°N 98.8756°E / 2.6845; 98.8756
VEI8.3
DampakLetusan super terkini; mengakibatkan musim dingin vulkanik di Bumi selama 6 tahun, mungkin menyebabkan penyusutan evolusi manusia dan perubahan besar terhadap topografi daerah.[1][dated info]
Danau Toba adalah danau kawah yang terbentuk pasca-letusan.

Letusan super (supereruption) Toba adalah letusan Gunung Toba, sebuah gunung berapi super, yang terjadi antara 69.000 dan 74.000 tahun yang lalu di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, Indonesia. Letusan ini diakui sebagai salah satu letusan gunung terdahsyat di Bumi. Hipotesis bencana Toba berpendapat bahwa peristiwa alam ini mengakibatkan musim dingin vulkanik di seluruh dunia selama 6–10 tahun dan masa pendinginan selama 1.000 tahun.

Peristiwa Toba merupakan letusan super yang paling sering diteliti.[2][3][4] pada tahun 1993, jurnalis sains Ann Gibbons memaparkan adanya hubungan antara letusan Toba dan penyusutan populasi manusia. Michael R. Rampino dari New York University dan Stephen Self dari University of Hawaii at Manoa mendukung ide tersebut. Tahun 1998, teori penyusutan dikembangkan lebih jauh oleh Stanley H. Ambrose dari University of Illinois at Urbana-Champaign.

Letusan super

Letusan Toba atau peristiwa Toba terjadi di daerah yang saat ini merupakan Danau Toba sekitar 73.000±4000 yr Sebelum Masehi (Before Christ; BC).[5][6] Letusan ini merupakan yang terakhir dan terbesar dari empat letusan Toba selama kala Kuarter. Letusan ini dikenal juga dengan sebutan Youngest Toba Tuff atau YTT.[7][8] Letusan ini memiliki Indeks Letusan Vulkanik sebesar 8 ("apokaliptik") atau magnitudo ≥ M8; efek letusan terhadap kompleks kaldera seluas 100X30 km sangat besar.[9] Perkiraan ekuivalen batuan padat (DRE) terhadap volume eruptif letusan ini berkisar antara 2000 km3 dan 3000 km3 – perkiraan DRE yang paling lazim adalah 2800 km3 (sekitar 7×1015 kg) berwujud magma letusan dan 800 km3 di antaranya mengendap dalam bentuk debu vulkanik.[10] Massa letusannya 100 kali lebih besar daripada letusan gunung terbesar dalam sejarah modern, letusan Gunung Tambora di Indonesia tahun 1815 yang mengakibatkan "Tahun Tanpa Musim Panas" 1816 di belahan utara Bumi.[11]

Letusan Toba terjadi di Indonesia dan menghasilkan lapisan endapan debu setebal kira-kira 15 sentimeter di seluruh Asia Selatan. Debu vulkanik juga mengendap di Samudra Hindia, Laut Arab, dan Laut Cina Selatan.[12] Inti laut dalam yang diambil dari Laut Cina Selatan telah membuktikan besarnya jangkauan letusan, sehingga perhitungan massa letusan sebesar 2800 km3 dianggap sebagai jumlah minimum atau bahkan terlalu kecil.[13]

Musim dingin vulkanik dan pendinginan

Letusan Toba tampaknya terjadi bersamaan dengan munculnya periode glasial terakhir. Michael L. Rampino dan Stephen Self berpendapat bahwa letusan tersebut mengakibatkan "pendinginan singkat yang dramatis atau 'musim dingin vulkanik'" yang menurunkan suhu permukaan rata-rata dunia sebesar 3–5 °C dan mempercepat transisi dari suhu panas ke dingin dalam siklus glasial terakhir.[14] Bukti dari inti es Greenland menunjukkan adanya periode minim δ18O selama 1.000 tahun dan peningkatan endapan debu setelah letusan Toba. Letusan ini bisa jadi menghasilkan periode suhu dingin selama 1.000 tahun tersebut (stadial); dua abad di antaranya disebabkan oleh bertahannya muatan stratosfer Toba.[15] Rampino dan Self yakin bahwa pendinginan global sudah berlangsung saat letusan terjadi, namun prosesnya lambat; YTT "mungkin memberi 'tendangan' kuat sehingga sistem iklim beralih dari suhu panas ke dingin".[16] Walaupun Clive Oppenheimer menolak hipotesis bahwa letusan ini menyebabkan periode glasial terakhir,[17] ia setuju bahwa letusan Toba menyebabkan iklim dingin selama satu milenium sebelum peristiwa Dansgaard-Oeschger abad ke-19.[18]

Menurut Alan Robock,[19] yang pernah menerbitkan sejumlah makalah tentang musim dingin nuklir, letusan Toba tidak mendahului periode glasial terakhir. Namun dengan asumsi adanya emisi sulfur dioksida sebesar enam miliar ton, simulasi komputernya menunjukkan bahwa pendinginan global maksimum sebesar 15 °C terjadi selama tiga tahun setelah letusan, dan pendinginan tersebut bertahan selama beberapa dasawarsa dan bersifat mematikan. Karena tingkat selang adiabatik jenuh untuk suhu di atas titik beku adalah 4,9 °C/1.000 m,[20] garis pohon dan garis salju pada waktu itu lebih rendah 3.000 m (9.900 ft). Iklim kembali pulih setelah beberapa dasawarsa, dan Robock tidak menemukan bukti bahwa periode dingin 1.000 tahun yang tercatat di inti es Greenland diakibatkan oleh letusan Toba. Berbeda dengan Robock, Oppenheimer percaya bahwa perkiraan penurunan suhu permukaan sebesar 3–5 °C mungkin terlalu tinggi. Ia berpendapat bahwa suhu turun sebesar 1 °C saja.[21] Robock mengkritik Oppenheimer karena analisisnya didasarkan pada hubungan T-forcing yang sederhana.[22]

Meski ada berbagai macam perkiraan, para ilmuwan sepakat bahwa letusan super sebesar letusan Toba pasti menghasilkan lapisan debu yang sangat luas dan pelepasan gas beracun dalam jumlah besar ke atmosfer, sehingga memengaruhi iklim dan cuaca di seluruh dunia.[23] Selain itu, data inti es Greenland memperlihatkan perubahan iklim yang mendadak pada masa letusan Toba,[24] tetapi tidak ada konsensus bahwa letusan ini secara langsung menciptakan periode dingin 1.000 tahun yang tercatat di Greenland atau periode glasial terakhir.[25]

Para arkeolog yang menemukan lapisan debu vulkanik kaca mikroskopik di sedimen Danau Malawi pada tahun 2013, dan menghubungkan debu tersebut dengan letusan super Toba 75.000 tahun yang lalu, melihat tidak adanya perubahan jenis fosil yang dekat dengan lapisan debu yang terbentuk pasca musim dingin vulkanik. Bukti ini membuat arkeolog menyimpulkan bahwa letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah umat manusia tidak mengubah iklim Afrika Timur.[26][27]

Teori penyusutan genetik

Letusan Toba telah dikaitkan dengan penyusutan genetik evolusi manusia sekitar 50.000 tahun yang lalu[28][29] yang terjadi akibat berkurangnya jumlah manusia karena efek letusan terhadap iklim global.[30]

Menurut teori penyusutan genetik, antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu, populasi manusia berkurang tajam menjadi 3.000–10.000 orang.[31][32] Teori ini didukung oleh bukti genetik yang menunjukkan bahwa umat manusia masa kini adalah keturunan dari sedikit sekali manusia, antara 1.000 sampai 10.000 pasangan, sekitar 70.000 tahun yang lalu.[33]

Pendukung teori penyusutan genetik berpendapat bahwa letusan Toba mengakibatkan bencana ekologi global, termasuk kehancuran tanaman diiringi kekeringan parah di sabuk hutan hujan tropis dan kawasan monsun. Contohnya, musim dingin vulkanik selama 10 tahun yang diakibatkan letusan telah melenyapkan sebagian besar sumber makanan manusia dan menyebabkan berkurangnya populasi manusia.[22] Perubahan lingkungan seperti ini bisa jadi menghasilkan penyusutan populasi beberapa spesies, termasuk hominid;[34] penyusutan ini mempercepat diferensiasi dari populasi manusia yang sedikit. Karena itu, perbedaan genetik di kalangan manusia modern merupakan cerminan perubahan yang terjadi pada 70.000 tahun terakhir, bukan diferensiasi bertahap selama jutaan tahun.[35]

Penelitian lain memunculkan keraguan terhadap teori penyusutan genetik. Misalnya, peralatan batu kuno di India selatan ditemukan di atas dan di bawah lapisan debu tebal dari letusan Toba dan bentuknya serupa, artinya awan debu dari letusan tersebut tidak memusnahkan populasi di daerah ini.[36][37][38] Bukti arkeologi lain dari India selatan dan utara juga menunjukkan sedikitnya bukti dampak letusan terhadap penduduk setempat, sehingga para peneliti berkesimpulan bahwa "banyak makhluk hidup yang selamat dari letusan super ini, bertentangan dengan penelitian lain yang menunjukkan kepunahan hewan dan penyusutan genetik dalam jumlah besar".[39] Akan tetapi, bukti dari analisis serbuk sari memperlihatkan adanya deforestasi panjang di Asia Selatan. Sejumlah peneliti berpendapat bahwa letusan Toba mungkin memaksa manusia menggunakan strategi adaptasi yang baru, sehingga mereka dapat menggantikan manusia Neanderthal dan "spesies manusia kuno lainnya".[40] Pendapat tersebut tidak sejalan dengan bukti keberadaan Neanderthal di Eropa dan Homo floresiensis di Asia Tenggara yang masing-masing selamat dari letusan ini selama 50.000 dan 60.000 tahun.[41]

Kekurangan lain dalam teori penyusutan pasca-Toba adalah sulitnya memperkirakan dampak iklim global dan regional letusan ini dan sedikitnya bukti pasti letusan ini sebelum penyusutan.[42] Selain itu, analisis genetik urutan Alu di seluruh genom manusia memperlihatkan bahwa ukuran populasi manusia yang efektif kurang dari 26.000 orang pada 1,2 juta tahun yang lalu. Penjelasan yang memungkinkan untuk rendahnya jumlah leluhur manusia meliputi penyusutan populasi yang terjadi berulang-ulang atau peristiwa penggantian periodik dari subspesies Homo lain.[43]

Penyusutan genetik manusia

Teori bencana Toba berpendapat bahwa penyusutan populasi manusia terjadi sekitar 70.000 tahun yang lalu. Jumlah manusia berkurang menjadi kurang lebih 15.000 orang ketika Toba meletus dan mengakibatkan perubahan lingkungan besar, termasuk musim dingin vulkanik.[44] Teori ini didasarkan pada bukti geologi perubahan iklim mendadak pada waktu itu dan penggabungan beberapa gen (termasuk DNA mitokondria, kromosom Y, dan sejumlah gen inti)[45] serta variasi genetik yang relatif rendah pada manusia modern.[44] Misalnya, menurut sebuah hipotesis, DNA mitokondria manusia (diwariskan dari garis ibu/maternal) dan DNA kromosom-Y (diwariskan dari garis bapak/paternal) masing-masing bergabung sekitar 140.000 dan 60.000 tahun yang lalu. Ini menunjukkan bahwa leluhur perempuan semua manusia modern berasal dari satu perempuan (Eva mitokondria) sekitar 140.000 tahun yang lalu, dan leluhur laki-lakinya berasal dari satu laki-laki (Adam kromosom-Y) sekitar 60.000 sampai 90.000 tahun yang lalu.[46]

Namun, gabungan seperti itu dapat diperkirakan secara genetik dan tidak benar-benar menentukan penyusutan populasi karena DNA mitokondria dan DNA kromosom Y hanya merupakan sebagian kecil dari genom manusia. Keduanya bersifat tidak biasa (atipikal) sehingga diwariskan secara eksklusif melalui ibu atau bapak. Kebanyakan gen diwariskan secara acak dari bapak atau ibu, jadi tidak bisa dilacak sampai ke leluhur matrilineal atau patrilineal.[47] Gen-gen lain memiliki jumlah gabungan sejak 2 juta sampai 60.000 tahun yang lalu, sehingga memunculkan keraguan terhadap peristiwa penyusutan manusia dalam jumlah besar.[44][48]

Penjelasan lain yang memungkinkan mengenai sedikitnya variasi genetik manusia modern adalah model transplantasi atau "penyusutan panjang", bukan perubahan lingkungan akibat bencana.[49] Ini konsisten dengan pendapat bahwa populasi manusia di Afrika sub-Sahara berkurang hingga 2.000 orang selama 100.000 tahun, kemudian bertambah pada Zaman Batu Terakhir.[50]

TMRCA lokus, kromosom Y, dan mitogenom dibandingkan dengan persebaran probabilitasnya dengan asumsi populasi manusia bertambah dari 11.000 orang pada 75.000 tahun yang lalu

Salah satu hambatan studi lokus tunggal adalah besarnya keacakan proses penentuan (fixation process), dan studi yang mempertimbangkan keacakan ini memperkirakan populasi manusia yang efektif sekitar 11.000–12.000 orang.[51][52]

Penyusutan genetik mamalia lain

Sejumlah bukti menunjukkan adanya penyusutan genetik pada hewan lain pasca letusan Toba. Simpanse Afrika Timur,[53] orangutan Kalimantan,[54] monyet India tengah,[55] cheetah, harimau,[56] dan pemisahan kelompok gen inti gorila daratan rendah timur dan barat[57] berhasil mengembalikan populasinya dari jumlah yang sangat sedikit sekitar 70.000–55.000 tahun yang lalu.

Migrasi pasca Toba

Persebaran geografis populasi manusia saat letusan terjadi tidak diketahui secara pasti. Manusia yang selamat mungkin tinggal di Afrika dan bermigrasi ke wilayah lain di dunia. Analisis DNA mitokondria memperkirakan bahwa migrasi besar dari Afrika terjadi 60.000–70.000 tahun yang lalu.[58] Jumlah tersebut konsisten dengan perkiraan waktu letusan Toba sekitar 66.000–76.000 tahun yang lalu.

Akan tetapi, temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa populasi manusia di Jwalapuram, India Selatan, mungkin selamat dari efek letusan.[59] Selain itu, dipaparkan pula bahwa populasi hominid terdekat, seperti Homo floresiensis di Flores, selamat karena mereka tinggal di daerah yang membelakangi angin dari Toba.[60]

Lihat pula

Kutipan dan catatan

  1. ^ John Savino; Marie D. Jones (2007). Supervolcano: The Catastrophic Event That Changed the Course of Human History: Could Yellowstone Be Next. Career Press. hlm. 140. ISBN 978-1-56414-953-4. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Chesner & others 1991, p. 200; Jones 2007, p. 174; Oppenheimer 2002, pp. 1593–1594; Ninkovich & others 1978
  3. ^ "The Toba Supervolcano And Human Evolution". Toba.arch.ox.ac.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-12. Diakses tanggal 2013-08-05. 
  4. ^ http://www.geo.mtu.edu/~raman/VBigIdeas/Supereruptions_files/Super-eruptionsGeolSocLon.pdf
  5. ^ Ninkovich & others 1978.
  6. ^ Chesner & others 1991.
  7. ^ Chesner & others 1991, p. 200; Jones 2007, p. 174; Oppenheimer 2002, pp. 1593–1594; Ninkovich & others 1978
  8. ^ Rose & Chesner 1987, p. 913; Zielinski & Mayewski 1996.
  9. ^ Oppenheimer 2002, p. 1593.
  10. ^ Jones 2007, p. 174; Rose & Chesner 1987, p. 913.
  11. ^ Petraglia & others 2007, p. 114; Zielinski & others 1996, p. 837.
  12. ^ Jones 2007, p. 173
  13. ^ Jones 2007, p. 174; Oppenheimer 2002. pp. 1593–1596.
  14. ^ Rampino & Self 1993a, passim.
  15. ^ Zielinski & others 1996, pp. 837–840.
  16. ^ Rampino & Self 1992, p. 52; Rampino & Self 1993a, p. 277.
  17. ^ (Robock & others 2009) tampaknya setuju dengan pendapat ini.
  18. ^ Oppenheimer 2002, p. 1606.
  19. ^ Robock & others 2009.
  20. ^ Adiabatic Lapse Rate, IUPAC Goldbook
  21. ^ Oppenheimer 2002, pp. 1593, 1601.
  22. ^ a b Robock & others 2009.
  23. ^ Self & Blake 2008, p. 41.
  24. ^ Zielinski & others 1996, p. 837.
  25. ^ Robock & others 2009 (page?).
  26. ^ "Doubt over 'volcanic winter' after Toba super-eruption. 2013". Phys.org. 2013-05-02. Diakses tanggal 2013-08-05. 
  27. ^ http://www.pnas.org/content/early/2013/04/24/1301474110.full.pdf+html
  28. ^ Gibbons 1993, hlm. 27
  29. ^ (Rampino & Self 1993)
  30. ^ Ambrose 1998, passim; Gibbons 1993, p. 27; McGuire 2007, pp. 127–128; Rampino & Ambrose 2000,Templat:Cnf pp. 78–80; Rampino & Self 1993b, pp. 1955.
  31. ^ Ambrose 1998; Rampino & Ambrose 2000,Templat:Cnf pp. 71, 80.
  32. ^ Supervolcanoes, BBC2, 3 February 2000
  33. ^ "When humans faced extinction". BBC. 2003-06-09. Diakses tanggal 2007-01-05. 
  34. ^ Rampino & Ambrose 2000,Templat:Cnf p. 80.
  35. ^ Ambrose 1998,Templat:Cnf pp. 623–651.
  36. ^ "Mount Toba Eruption – Ancient Humans Unscathed, Study Claims". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-08. Diakses tanggal 2008-04-20. 
  37. ^ Sanderson, Katherine (July 2007). "Super-eruption: no problem?". Nature. doi:10.1038/news070702-15. Diarsipkan dari versi asli (– Scholar search) tanggal 2008-12-07. Diakses tanggal 2008-12-12. 
  38. ^ John Hawks. "At last, the death of the Toba bottleneck". 
  39. ^ Lihat pula "Newly Discovered Archaeological Sites in India Reveals Ancient Life before Toba". Anthropology.net. 25 February 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 28 February 2010. 
  40. ^ "Supervolcano Eruption In Sumatra Deforested India 73,000 Years ago". Science Daily. 24 November 2009. ; Williams & others 2009.
  41. ^ "Environmental Impact of the 73 ka Toba Super-eruption in South Asia – ScienceDirect". Anthropology.net. 24 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 3 March 2010. ; "New Evidence Shows Populations Survived the Toba Super-eruption 74,000 Years ago". University of Oxford. 22 February 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-30. Diakses tanggal 2014-03-19. 
  42. ^ Oppenheimer 2002, pp. 1605, 1606.
  43. ^ Jika hasil ini akurat, maka sebelum kemunculan Homo sapiens di Afrika, jumlah Homo erectus sangat kecil ketika spesies ini menyebar ke seluruh dunia. Lihat Huff & others 2010, p.6; Gibbons 2010.
  44. ^ a b c Dawkins, Richard (2004), "The Grasshopper's Tale", The Ancestor's Tale, A Pilgrimage to the Dawn of Life, Boston: Houghton Mifflin Company, hlm. 416, ISBN 0-297-82503-8, ISBN 
  45. ^ Ambrose, Stanley H. (February 1, 1998), "Late Pleistocene human population bottlenecks, volcanic winter, and differentiation of modern humans" (PDF), Journal of Human Evolution, Academic Press, 34: 623–651, hu980219, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-09-28, diakses tanggal April 2, 2013 
  46. ^ Dawkins, Richard (2004), The Ancestor's Tale, A Pilgrimage to the Dawn of Life, Boston: Houghton Mifflin Company, ISBN 0-297-82503-8, ISBN 
  47. ^ See the chapter All Africa and her progenies in Dawkins, Richard (1995), River Out of Eden, New York: Basic Books, ISBN 0-465-01606-5, ISBN 
  48. ^ "'Templeton tree' showing coalescence points of different genes". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-12-18. Diakses tanggal 2012-03-10. 
  49. ^ ""Population Bottlenecks and Pleistocene Human Evolution", ''Molecular Biology and Evolution''". Mbe.oupjournals.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-05. Diakses tanggal 2012-03-10. 
  50. ^ Rincon, Paul (2008-04-24). "Human line 'nearly split in two'". BBC News. Diakses tanggal 2012-03-10. 
  51. ^ Takahata N (1993), "Allelic genealogy and human evolution", Mol Biol Evol, 10 (1): 2–22, PMID 8450756. 
  52. ^ (Schaffner 2004)
  53. ^ Goldberg 1996.
  54. ^ Steiper 2006.
  55. ^ Hernandez & others 2007.
  56. ^ Luo & others 2004.
  57. ^ Thalman & others 2007.
  58. ^ "New 'Molecular Clock' Aids Dating Of Human Migration History". ScienceDaily. Diakses tanggal 2009-06-30. 
  59. ^ Petraglia & others 2007, passim.
  60. ^ "Human species before and after the genetic bottleneck associated with Toba". Andaman.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-03. Diakses tanggal 2012-03-10. 

Referensi

Pranala luar

Read other articles:

Halaman ini berisi artikel tentang sub-etnis Melayu. Untuk bahasa, lihat Bahasa Melayu Pontianak. Untuk sub-etnis Dayak, lihat Dayak Pontianak. Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Suku Pontianak – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · J…

Cet article est une ébauche concernant une localité italienne et le Piémont. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Osasco Armoiries Drapeau Noms Nom français Osasque Nom piémontais Osasch Administration Pays Italie Région Piémont  Ville métropolitaine Turin  Code postal 10060 Code ISTAT 001173 Code cadastral G151 Préfixe tel. 0121 Démographie Gentilé osaschesi Population 1 138…

French composer, musician and teacher (1845–1924) Fauré and Gabriel Faure redirect here. For other people with that surname, see Fauré (surname). For the writer, see Gabriel Faure (writer). Fauré in 1907 Gabriel Urbain Fauré (French: [ɡabʁi.ɛl yʁbɛ̃ foʁe];[1] 12 May 1845 – 4 November 1924)[n 1] was a French composer, organist, pianist and teacher. He was one of the foremost French composers of his generation, and his musical style influenced many 20th-…

Division of the Church of the East This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) The neutrality of this article is disputed. Relevant discussion may be found on the talk page. Please do not remove this message until conditions to do so are met. (November 2013) (Learn how and when to remove this message) This article possibly contains original research. Please improve it by verifying the cl…

Lutte aux Jeux olympiques Généralités Sport Lutte 1re apparition Athènes, 1896 Organisateur(s) CIO Éditions 28e en 2020 Périodicité Tous les 4 ans Disciplines Gréco-romaine • Libre Épreuves 18 en 2020 Palmarès Plus titré(s) Kaori Ichō (4), Mijaín López (4) Plus médaillés Wilfried Dietrich (5) Meilleure nation URSS (62 titres) États-Unis (132 médailles) Pour la dernière compétition voir : Lutte aux Jeux olympiques d'été de 2020 modifier La Lutte est présente dè…

Kivalinacity(EN) City of Kivalina Kivalina – VedutaVista aerea di Kivalina da nord-ovest LocalizzazioneStato Stati Uniti Stato federato Alaska BoroughNorthwest Arctic TerritorioCoordinate67°43′38″N 164°32′21″W / 67.727222°N 164.539167°W67.727222; -164.539167 (Kivalina)Coordinate: 67°43′38″N 164°32′21″W / 67.727222°N 164.539167°W67.727222; -164.539167 (Kivalina) Altitudine4 m s.l.m. Superficie10,26 km² Acque inter…

Swedish guitarist Christopher AmottAmott in 2010Background informationAlso known asChris AmottBorn (1977-11-23) 23 November 1977 (age 46)Halmstad, SwedenGenresMelodic death metal, power metal, thrash metalOccupation(s)GuitaristYears active1996–presentLabelsCentury MediaMusical artist Christopher Amott (born 23 November 1977) is a Swedish guitarist, younger brother of Michael Amott and founding member of the metal bands Arch Enemy and Armageddon. He is most recently the former guitarist fo…

Röd stjärna över Kina, edisi Swedia dari buku tersebut pada 1974. Mao Zedong pada 1931. Red Star Over China, sebuah buku 1937 buatan Edgar Snow, adalah sebuah catatan dari Partai Komunis China yang ditulis ketika mereka menjadi tentara gerilya yang masih tidak banyak diketahui oleh orang-orang Barat. Bersama dengan The Good Earth (1931) karya Pearl Buck, buku tersebut merupakan buku paling berpengaruh tentang pengertian dan simpati Barat terhadap Tentara Merah China pada 1930an.[1] Ik…

This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be found on the talk page. Please help improve this article by introducing citations to additional sources.Find sources: Battle of Méribel – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2023) Battle of MéribelPart of the War of the First CoalitionDate13 September 1793LocationMéribel, Haute-Savoie, France (then part of the Kingdom of Sardinia)Result French victory…

В Википедии есть статьи о других людях с такой фамилией, см. Фонтейн. Дама Марго Фонтейнангл. Margot Fonteyn Марго Фонтейн, фото 1960-х годов. Имя при рождении англ. Margaret Evelyn Hookham Псевдонимы Margot Fontes[3] и Margot Fonteyn-Arias[3] Дата рождения 18 мая 1919(1919-05-18)[1][2][…] Место ро…

此条目序言章节没有充分总结全文内容要点。 (2019年3月21日)请考虑扩充序言,清晰概述条目所有重點。请在条目的讨论页讨论此问题。 哈萨克斯坦總統哈薩克總統旗現任Қасым-Жомарт Кемелұлы Тоқаев卡瑟姆若马尔特·托卡耶夫自2019年3月20日在任任期7年首任努尔苏丹·纳扎尔巴耶夫设立1990年4月24日(哈薩克蘇維埃社會主義共和國總統) 哈萨克斯坦 哈萨克斯坦政府與…

For other uses, see El Paraíso. This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: El Paraíso, El Salvador – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (January 2021) (Learn how and when to remove this message) Municipality in Chalatenango Department, El SalvadorEl Paraíso, ChalatenangoMunicipalityNickname: Villa del parai…

Area of tissue in the eye This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Trabecular meshwork – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2008) (Learn how and when to remove this message) Trabecular meshworkEnlarged general view of the iridial angle. (When enlarged, visible with older label of 'trab…

本條目存在以下問題,請協助改善本條目或在討論頁針對議題發表看法。 此條目需要編修,以確保文法、用詞、语气、格式、標點等使用恰当。 (2013年8月6日)請按照校對指引,幫助编辑這個條目。(幫助、討論) 此條目剧情、虛構用語或人物介紹过长过细,需清理无关故事主轴的细节、用語和角色介紹。 (2020年10月6日)劇情、用語和人物介紹都只是用於了解故事主軸,輔助讀…

Biografi ini memerlukan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian. Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber tepercaya. Materi kontroversial atau trivial yang sumbernya tidak memadai atau tidak bisa dipercaya harus segera dihapus, khususnya jika berpotensi memfitnah.Cari sumber: El Manik – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Februari 2022) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Artikel ini mungkin termasu…

For the 1953 Czechoslovak film, see Nástup (film). Slovak periodical Nástup, volume 7 issue 6 (1938) Nástup (translated as line up[1] forming ranks,[2] deployment,[3] or ascent[4]) was a semimonthly Slovak periodical, published between 1933 and 1940,[4] that advocated Slovak autonomy, ethnonationalism, and antisemitism. Founded by Ferdinand Ďurčanský and his brother Ján, the magazine was oriented at younger Slovak Catholics, especially university st…

Artikel biografi ini ditulis menyerupai resume atau daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae). Tolong bantu perbaiki agar netral dan ensiklopedis. SukimanFoto Resmi Sukiman Bupati Rokan Hulu pada periode 2021-2024 Bupati Rokan Hulu ke-7PetahanaMulai menjabat 21 Juni 2021PresidenJoko WidodoGubernurSyamsuar Edy NasutionWakilIndra GunawanPendahuluAbdul Haris (Plh.)PenggantiPetahanaMasa jabatan14 Februari 2018 – 22 April 2021(Pelaksana tugas: 14 Juni 2016 — 17 Mei 2017)(Pelaksana …

Georgian Intelligence Serviceსაქართველოს დაზვერვის სამსახურიSeal of the Georgian Intelligence ServiceFlag of the Georgian Intelligence ServiceAgency overviewFormedSeptember 19, 1997; 26 years ago (1997-09-19)Headquarters51/53 Unknown Heroes' St., Tbilisi, GeorgiaAgency executiveIrakli Beraia, Head of the Georgian Intelligence ServiceWebsitewww.gis.gov.ge The Georgian Intelligence Service (GIS) (Georgian: საქა…

Geometric polyhedral group Selected point groups in three dimensions Involutional symmetryCs, (*)[ ] = Cyclic symmetryCnv, (*nn)[n] = Dihedral symmetryDnh, (*n22)[n,2] = Polyhedral group, [n,3], (*n32) Tetrahedral symmetryTd, (*332)[3,3] = Octahedral symmetryOh, (*432)[4,3] = Icosahedral symmetryIh, (*532)[5,3] = In geometry, the polyhedral group is any of the symmetry groups of the Platonic solids. Groups There are three polyhedral groups: The tetrahedral group of order 12, rotational symmetry …

American homebuilt aircraft This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Bowers Fly Baby – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2013) (Learn how and when to remove this message) Bowers Fly Baby Role Sport and personal aircraftType of aircraft Manufacturer homebuilt aircraft Designer Peter M…