Duyung
Duyung[2] atau dugong[3] (Dugong dugon) adalah sejenis mamalia laut yang merupakan salah satu anggota Sirenia atau sapi laut yang masih bertahan hidup selain manatee dan mampu mencapai usia 22 sampai 25 tahun. Duyung bukanlah ikan karena menyusui anaknya dan masih merupakan kerabat evolusi dari gajah. Ia merupakan satu-satunya hewan yang mewakili suku Dugongidae. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya lembu laut yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik,[4] walaupun kebanyakan duyung tinggal di kawasan timur Indonesia dan perairan utara Australia. [5] MakananDuyung atau dugong adalah satu-satunya mamalia laut herbivora atau maun (pemakan dedaunan), dan semua spesies sapi laut hidup pada perairan segar dengan suhu air tertentu.[4] Duyung sangat bergantung kepada rumput laut sebagai sumber makanan, sehingga penyebaran hewan ini terbatas pada kawasan pantai tempat ia dilahirkan. Hewan ini membutuhkan kawasan jelajah yang luas, perairan dangkal serta tenang, seperti di kawasan teluk dan hutan bakau.[4] Moncong hewan ini menghadap ke bawah agar dapat menjamah rumput laut yang tumbuh di dasar perairan. Etimologi dan taksonomiDuyung semula diklasifikasikan oleh Müller pada tahun 1776 sebagai Trichechus dugon,[6] salah satu ahli genus manatee yang sebelumnya didefinisikan sebagai Linnaeus.[7] Ia kemudian ditetapkan sebagai jenis spesis Dugong oleh Lacépède[8] dan diklasifikasikan lebih lanjut di dalam keluarganya sendiri oleh Gray[9] dan subfamilinya oleh Simpson.[10] Ernst Christoph Barchewitz mengunakan istiliah „dugung“ dan „manate“ ketika ia tinggal dipulau Leti 1714-1720.[11] Perkataan "dugong" dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain, berasal dari istilah dalam bahasa Melayu yakni duyung, kedua-duanya memiliki makna yakni "perempuan laut."[12] Nama-nama lain termasuklah "lembu laut", "babi laut" dan "unta laut."[13] KonservasiDuyung menjadi hewan buruan selama beribu-ribu tahun karena daging dan minyaknya. [14] Kawasan penyebaran duyung semakin berkurangan, dan populasinya semakin menghampiri kepunahan.[4] IUCN mengklasifikasikan duyung sebagai spesies hewan yang terancam, manakala CITES melarang atau mengharamkan perdagangan barang-barang produksi yang dihasilkan dari hewan ini. Walaupun spesies ini dilindungi di beberapa negara, penyebab utama penurunan populasinya di antaranya ialah karena pembukaan lahan baru, perburuan, kehilangan habitat serta kematian yang secara tidak langsung disebabkan oleh aktivitas nelayan dalam menangkap ikan.[13] Duyung bisa mencapai usia hingga 70 tahun atau lebih, serta dengan angka kelahiran yang rendah yang mengancam menurunnya populasi duyung.[4] Duyung juga terancam punah akibat badai, parasit, serta hewan pemangsa seperti ikan hiu, paus pembunuh dan buaya. Duyung dilindungi dalam tiga cakupan konvensi konservasi internasional: 1. Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) 2. Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Fauna dan Flora Liar (CITES) 3. Konvensi tentang Spesies Migrat Spesies Hewan Liar (juga dikenal sebagai CMS atau Konvensi Bonn).[15] AncamanAncaman terhadap duyung bervariasi antara populasi yang berbeda seperti yang dirinci dalam Marsh et al. (2011) dan Hines dkk. (2012). Ancaman utama meliputi:
HabitatHabitat untuk duyung meliputi daerah pesisir, dangkal sampai sedang dalam, perairan hangat (minimum 15-17 °C dengan termoregulasi perilaku), padang lamun yang mendukung spesies lamun tropis dan tropis, terutama spesies serat rendah. Duyung menunjukkan variabilitas yang besar dalam pola pergerakan dan migrasi, tergantung pada wilayah dan pengaruh suhu musiman atau curah hujan pada ekosistem. PopulasiLima negara / wilayah (Australia, Bahrain, Papua Nugini, Qatar dan Uni Emirat Arab) mendukung subpopulasi besar duyung (ribuan) dengan puluhan ribu duyung di Australia utara / Papua Nugini saja. Persentase individu dewasa cenderung bervariasi antara berbagai subpopulasi, namun kemungkinan berada di antara 45% dan 70%. Informasi genetik tentang populasi duyung sebagian besar terbatas pada wilayah Australia. IUCN mencatat bahwa populasi duyung mulai menurun dan statusnya menjadi rentan pada tahun 2008. Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Dugong dugon.
|