Johor, bernama resmi Johor Darul Ta'zim, adalah sebuah negara bagian di Malaysia yang terletak di selatan Semenanjung Malaya. Berbatasan dengan Pahang, Melaka, dan Negeri Sembilan di utara. Johor memiliki perbatasan laut dengan Singapura di selatan dan Indonesia di timur dan barat. Pada tahun 2023, populasi Johor adalah 4,09 juta jiwa, menjadikannya negara bagian terpadat ke-2 di Malaysia, setelah Selangor.[1][2]Johor Bahru adalah ibu kota dan pusat ekonomi negara bagian, Kota Iskandar adalah pusat administrasi negara bagian, dan Muar berfungsi sebagai ibu kota kerajaan.
Perekonomian Johor terutama didasarkan pada sektor jasa dan manufaktur. Produk domestik bruto (PDB)-nya termasuk dalam tiga terbesar di Malaysia, bersama Selangor dan Kuala Lumpur. Saat ini, Johor tetap menjadi penyumbang perdagangan terbesar di negara ini di antara semua negara bagian Malaysia.[3] Johor juga merupakan pusat logistik utama di Malaysia, rumah bagi Pelabuhan Tanjung Pelepas, pelabuhan tersibuk ke-15 di dunia. Johor Bahru juga merupakan salah satu kota jangkar koridor pembangunan Iskandar Malaysia yang meliputi sebagian besar Johor selatan, yang merupakan zona ekonomi khusus pertama dan terbesar di Malaysia berdasarkan nilai investasi.
Johor memiliki keragaman suku, budaya, dan bahasa yang tinggi. Negara bagian ini dikenal dengan tarian tradisional Zapin dan Kuda Kepang. Kepala negaranya adalah Sultan Johor, sedangkan kepala pemerintahannya adalah Menteri Besar. Sistem pemerintahannya sangat mirip dengan sistem parlementer Westminster, dengan administrasinya dibagi menjadi distrik administratif. Islam adalah agama resmi negara bagian ini menurut Konstitusi Johor tahun 1895, tetapi agama lain dapat dipraktikkan dengan bebas. Bahasa Melayu adalah bahasa resmi negara bagian tersebut. Johor memiliki hutan hujan tropis yang sangat beragam dan iklim khatulistiwa. Terletak di kaki bukit selatan Perbukitan Tenasserim, inselberg dan massif mendominasi lanskap datar negara bagian tersebut, dengan Gunung Ledang sebagai titik tertinggi.
Etimologi
Daerah ini pertama kali dikenal oleh penduduk utara Siam sebagai Gangganu atau Ganggayu (Perbendaharaan Permata)[4][5][6] karena banyaknya batu permata di dekat Sungai Johor.[7][8] Pedagang Arab menyebutnya sebagai جَوْهَر (jauhar),[4][5][9] sebuah kata serapan dari bahasa Persia گوهر (gauhar), yang juga berarti "batu mulia" atau "permata".[10] Karena penduduk lokal kesulitan untuk mengucapkan kata Arab, nama tersebut dalam dialek lokal kemudian menjadi Johor.[11] Sementara itu, eulogi Jawa Kuno dari Nagarakretagama menyebut daerah tersebut Ujong Medini ("ujung tanah"),[12] karena adalah titik paling selatan daratan Asia. Nama lainnya, melalui penulis Portugis Manuel Godinho de Erédia, merujuk pada pelayaran Marco Polo ke Ujong Tanah (ujung tanah Semenanjung Malaya) pada tahun 1292.[4] Baik Ujong Medini maupun Ujong Tanah telah disebutkan sejak sebelum berdirinya Kesultanan Melaka. Selama periode tersebut, beberapa nama lain juga muncul bersamaan seperti Galoh, Lenggiu, dan Wurawari.[4][11] Johor juga dikenal dengan sebutan kehormatannya dalam bahasa Arab sebagai دارالتّعظيم (Darul Ta'zim) yang berarti "Tempat Tinggal yang Bermartabat".[11]
Kesultanan Johor pada akhir abad ke-16 dan ke-17 mengalami perjuangan pewarisan yang berurutan. Ia juga sering mengalami serangan dari pihak Portugis dan Aceh. Pada 1641, Johor mendukung pihak Belanda mengalahkan pihak Portugis di Malaka dan pada 1660, Johor telah menjadi sebuah entrepot yang maju.
Johor Modern
Saat Sir Stamford Raffles tiba di Singapura pada 1818, pulau itu diatur oleh Sultan Abdul Rahman Muazzam Shah. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Hussein, kakak sulung Sultan Abdul Rahman, telah digugurkan sebagai sultan karena tidak berada di sisi ayahnya semasa pemerintahannya. Raffles mengambil kesempatan dalam keadaan ini untuk menyokong Tengku Hussein menjadi sultan dan sebagai ganti, satu perjanjian dimeterai pada 6 Februari1819 yang mana Tengku Hussein menyewa Singapura kepada pihak Britania Raya untuk pembukaan pelabuhan di Singapura.
Pada tahun 1855, di bawah perjanjian antara Inggris di Singapura dan Sultan Ali dari Johor, kekuasaan memerintah Johor diserahkan kepada Raja Temenggung Tun Daeng Ibrahim. Temenggung Ibrahim membuka Kota Tanjung Puteri di selatan Johor dan menjadikannya sebagai sebuah kota utama.
Pada tahun 1866, Temenggung Abu Bakar, ananda Temenggung Ibrahim, dilantik menjadi Sultan Johor secara resmi dan menyebutkan Kota Tanjung Puteri sebagai Johor Bahru. Sultan Abu Bakar memperkenalkan sebuah konstitusi dan mendirikan sebuah sistem administrasi yang efisien dan efektif. Dibawahnya, Johor menikmati pembangunan ekonomi yang cemerlang. Permintaan merica dan gambir yang tinggi pada abad ke-19 menyebabkan pembukaan perkebunan baru dan masuknya buruh Cina secara massal. Sultan Abu Bakar kemudian dikenal sebagai "Bapak Johor Modern".
Pada tahun 1914, Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar terpaksa menerima seorang penasihat Britania Raya. Perang Dunia II meletus pada tahun 1939. Britania Raya yang bertanggungjawab terhadap pertahanan Johor dikalahkan oleh militerJepang yang kemudian menduduki Johor dari tahun 1941 hingga tahun 1945. Setelah berakhirnya perang, Inggris kembali ke Johor dan pada tahun 1946, Johor menjadi bagian dari Uni Malaya.
Nasionalisme Melayu yang dipimpin oleh Dato 'Onn Jaafar dari UMNO menyebabkan Uni Malaya dibatalkan dan diganti dengan Federasi Malaya. Tanah Melayu kemudian mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus1957 dan kemudian pada tahun 1963, Johor menjadi salah satu dari 14 negara bagian yang berpartisipasi Malaysia.
Sejak berakhirnya Konfrontasi Indonesia–Malaysia, pembangunan Johor Bahru diperluas lebih jauh dengan kawasan industri dan pinggiran kota baru. Dari total proyek pembangunan yang disetujui untuk Johor dari tahun 1980 hingga 1990, 69% terkonsentrasi di Johor Bahru dan daerah Pasir Gudang.[14] Kawasan industri dan pinggiran kota baru dibangun di pemukiman di sisi utara dan timur kota, termasuk Plentong dan Tebrau.[15] Kota Johor Bahru secara resmi diakui sebagai kota pada tanggal 1 Januari 1994.[15] Pada tanggal 22 November 2017, Iskandar Puteri dinyatakan sebagai kota dan ditetapkan sebagai pusat administrasi negara bagian, yang terletak di Kota Iskandar.[16]
Politik
Johor adalah sebuah negara bagian di Malaysia yang diketuai oleh seorang Menteri Besar. Menteri Besar Johor saat ini dijabat oleh Onn Hafiz Ghazi dari UMNO di bawah Barisan Nasional. Majelis Legislatif Negara Bagian Johor bertempat di Bangunan Sultan Ismail di Kota Iskandar. Total kursi di Majelis Legislatif Negara Bagian Johor adalah 56 dan mayoritas adalah dari Barisan Nasional.
Johor adalah negara bagian tunggal di Semenanjung Malaysia yang memiliki pantai di perbatasan timur dan barat. Kebanyakan tanahnya rendah dengan perbukitan yang condong landai. Lokasi tertingginya adalah Gunung Ledang yang berada di tingkat ketinggian 1.276 meter.
Cagar
Johor memiliki kawasan hutan lindung mangrove yang ketiga terbesar di Semenanjung Malaysia dengan luas sebesar 167 kilometer persegi(km2), termasuknya:
Cagar Paya Bakau Sungai Sedili Besar dan Sungai Sedili Kecil;
Cagar Paya Bakau Sungai Lebam.
Daftar Pulau
Negara bagian ini juga banyak memiliki pulau. Antara delapan pulau yang terbesarnya adalah:
Pada tahun 2010, jumlah penduduk di negara bagian Johor adalah 3,35 juta penduduk,[18] dan tahun 2020, sebanyak 4,01 juta jiwa penduduk.[19] Johor menjadi negara bagian kedua terpadat di Malaysia. Mayoritas penduduknya adalah suku Melayu yaitu lebih dari separuh penduduk Johor. Selain itu, kelompok etnis terbesar kedua adalah orang Tionghoa, diikuti dengan etnis India dan etnis lain-lain.
Berikut adalah besaran penduduk Johor berdasarkan etnis, menurut data sensus Malaysia tahun 2020;[19]
Agama terbesar di negara bagian Johor adalah agama Islam, sebagian besar penduduk negara bagian terutama orang Melayu menganut agama ini. Orang Tionghoa di Johor sebagian besar menganut agama Buddha, dan beberapa diantaranya menganut ajaran agama Kristen, dan sebagian kecil lainnya orang Tionghoa Johor menganut ajaran Taoisme, Konfusianisme, dan Islam. Penduduk dari etnis India, mayoritas menganut agama Hindu dan sebagian kecil menganut kepercayaan agama Islam dan Kristen. Pegangan seperti animisme juga masih dipraktikkan di kalangan Pribumi. Sementara penduduk Johor yang tidak menganut agama sebanyak 0,69%, pada sensus Malaysia tahun 2020.[19]
Berikut adalah banyaknya penduduk Johor menurut agama yang dianut, dari data sensus Malaysia tahun 2020:[19]
Perekonomian Johor terutama didasarkan pada sektor tersier, yaitu jasa, manufaktur, pertanian, konstruksi, dll.[20][21]Johor Corporation (JCorp) adalah konglomerat milik negara yang terlibat dalam berbagai kegiatan bisnis di Johor dan di luar negeri.[22][23] Pada tahun 2017, produk domestik bruto (PDB) Johor adalah RM104,4 miliar, tertinggi ke-3 di antara negara bagian Malaysia setelah Selangor dan Sarawak, sementara pendapatan rata-rata adalah RM5.652 dan tingkat pengangguran adalah 3,6%.[24] Tahun sebelumnya, tingkat pertumbuhan ekonomi Johor adalah 5,7% dan menyumbang 9,4% dari PDB Malaysia, dengan PDB per kapita sebesar RM31.952.[25] Johor memiliki total tenaga kerja sebanyak 1,639 juta orang.[26]
Johor memiliki tingkat investasi manufaktur yang tinggi.[27] Dari tahun 2013 hingga 2017, terdapat total investasi senilai RM114,9 miliar dalam bidang manufaktur di Johor.[28] Total kawasan industri di negara bagian tersebut pada tahun 2015 adalah 144 km2 atau 0,75% dari luas wilayah di Johor.[29] Pada tahun 2000, industri terbesar di Johor adalah industri fabrikasi logam dan permesinan, yang mencakup 27,6% dari seluruh industri manufaktur di negara bagian tersebut, diikuti oleh industri produk kimia, minyak bumi dan karet (20,1%), dan produk kayu dan mebel (14,1%).[29]
Sektor pertanian utama di Johor adalah perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, dan hasil bumi.[29] Pada tahun 2015, luas lahan yang digunakan untuk pertanian di Johor mencakup 11.555 km2, 60,15% dari lahan Johor, dengan perkebunan lain termasuk herba dan rempah-rempah.[29][30] Pada tahun 2016, perkebunan kelapa sawit mencakup 7.456 km2 (38,8% dari total luas lahan), menjadikannya wilayah perkebunan terbesar ke-3 di Malaysia setelah Sabah dan Sarawak.[31]
Wilayah Pengembangan Iskandar dan Wilayah Ekonomi Johor Selatan (Iskandar Malaysia), meliputi pusat kota Johor Bahru, Iskandar Puteri, Distrik Kulai, Pasir Gudang dan Pontian Selatan, merupakan zona pengembangan utama di negara bagian tersebut dengan luas 221.634 hektar (2.216,34 km2).[32][33] Johor Selatan berfokus pada perdagangan dan jasa; Johor Barat berfokus pada manufaktur, bisnis, dan pertanian modern; Johor Timur berfokus pada ekowisata; dan Johor Tengah berfokus pada ekowisata dan ekonomi sektor primer.[34]
Johor mendapat keuntungan dari investor dan wisatawan Singapura karena letaknya yang dekat dengan Singapura.[35][36][37] Dari tahun 1990 hingga 1992, investasi Singapura yang disetujui di Johor berjumlah sekitar US$500 juta dalam 272 proyek.[38] Pada tahun 1994, investasi dari Singapura hampir mencapai 40% dari total investasi asing negara bagian tersebut. Hubungan ekonomi yang erat antara keduanya dimulai dengan pembentukan Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Singapura (SIJORI Growth Triangle) pada tahun 1989.[39]
Kebudayaan
Kebudayaan negara bagian Johor berisi berbagai aspek dari suku Melayu, Tionghoa, India dan bangsa yang lainnya, termasuk pribumi dan orang Portugis. Campuran ini dibayangkan oleh tempat sembahyang yang terdiri atas masjid-masjid, kuil-kuil dan gereja-gereja yang berdiri satu sama lain. Sebaliknya, ia juga dibayangkan dalam berbagai makanan lokal, kostum, perayaan dan upacara amal.
Ghazal melibatkan sekelompok kecil musisi yang bermain alat musik modern dan tradisional, dan seringnya dipersembahkan dalam acara resmi.
Di Johor juga ada beberapa jenis teater tradisional yang dikenal sebagai Hamdolok.
Warga Johor memiliki sejumlah hari libur dan festival sepanjang tahun seperti perayaan Hari Merdeka, Hari Malaysia, dan Ulang Tahun Sultan Johor.[45] Festival lokal dan internasional tambahan yang diadakan setiap tahun di ibu kota negara bagian tersebut mencakup perayaan bon odori Jepang, kuda kepang, dan festival layang-layang serta seni.
Olahraga
Karena Johor telah menjadi bagian dari Malaya sejak 1957, para atletnya mewakili Malaya dan kemudian Malaysia di Olimpiade Musim Panas, Pesta Olahraga Persemakmuran, Pesta Olahraga Asia, dan Pesta Olahraga Asia Tenggara. Departemen Pemuda dan Olahraga Negara Bagian Johor didirikan pada tahun 1957 untuk meningkatkan standar olahraga di negara bagian Johor.[46] Johor menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Sukma pada tahun 1992. Terdapat empat kompleks olahraga di negara bagian tersebut,[47] dan pemerintah federal juga menyalurkan bantuan untuk meningkatkan fasilitas olahraga.[48] Pada tahun 2018, sebagai bagian dari rencana pemerintah federal untuk mengubah Muar menjadi pusat olahraga Johor, sekitar RM15 juta telah dialokasikan untuk membangun dan meningkatkan fasilitas olahraga di kota tersebut.[49]
Johor juga memiliki lima taman nasional dengan jumlah luas yang melebihi 700 kilometer persegi serta banyak hutan lipur yang lebih kecil untuk menarik kedatangan wisatawan:
Bandar Udara Internasional Senai yang terletak di Senai memberi layanan kepada sistem penerbangan internasional dan domestik. Dibangun pada 6 Juni1974, bandar udara ini telah diperluas berkali-kali dan kini memiliki kapasitas lima juta penumpang setahun. Bandar udara tersebut merupakan satu-satunya bandar udara yang dikelola oleh pihak swasta (selain MAHB) di Malaysia.
Darat
Negara bagian Johor memiliki sistem jalan tol yang bagus. Jalan Tol Utara-Selatan menghubungkan banyak kota-kota utama di Johor dan juga dengan negara-negara bagian lainnya di sisi barat Semenanjung Malaysia. Selain itu, Jalan Layang Johor–Singapura yang dilengkapi dengan jalan raya duaan tiga lorong menghubungkan negara bagian Johor dengan negara Singapura. Penghubung Kedua Malaysia–Singapura yang letaknya di kotaIskandar Puteri telah dibangun pada tahun 1997 untuk mengatasi kemacetan. Ini menghubungkan secara langsung dengan Lebuhraya Utara Selatan.
Rel
Sistem jalan kereta di Johor yang dikelola oleh Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB), dimulai di Stasiun KTMB Johor Bahru sampai Stasiun KTMB Gemas. Hanya ada satu rel saja di tengah-tengah lain Johor tetapi memiliki dua cabang yaitu cabang Kempas ke Pelabuhan Pasir Gudang dan cabang Skudai ke Pelabuhan Tanjung Pelepas. Menjelang 2011, landasan kembar dari Gemas ke Johor Bahru bakal dibangun dengan bantuan pemerintah melalui kontraktor yang ditunjuk. Ketika siap nanti semenanjung Malaysia memiliki sistem jalan kereta yang lebih efisien dan efisen dari Johor Bahru di Johor ke Padang Besar di Perlis.
Air
Johor memiliki tiga pelabuhan:
Pelabuhan Tanjung Pelepas: terletaknya di Iskandar Puteri, merupakan pusat muatan pindah kapal yang terbesar di Malaysia;
Pelabuhan Tanjung Langsat: terletaknya delapan kilometer dari Pelabuhan Johor, merupakan pelabuhan yang terbaru di Johor untuk mengendalikan gas cair (LPG) dan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
^KILI, NELSON BENJAMIN, MOHD FARHAAN SHAH and KATHLEEN ANN. "Sports centre boost for Johor". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-10.