Kekhanan Chagatai (Mongolia: Tsagadai Khan Uls/Цагадайн улс) adalah kekhananTurko-Mongol[2] yang mencakup daratan yang dihuni oleh Chagatai Khan,[3] anak kedua dari Genghis Khan, keturunan dan penerusnya. Awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Mongol, namun menjadi independen ketika Dinasti Yuan jatuh di akhir abad ke 14. Kekhanan Chagatai sendiri mengakui kedaulatan Kekhanan Mongolia antara tahun 1206 hingga 1270, dan 1304 sampai 1368.[4]
Pada masa puncaknya di akhir abad ke 13, kekhanan Chagatai meluas dari Amu Darya hingga selatan Laut Aral dan Pegunungan Altai di perbatasan antara Mongolia dan Cina yang sekarang.[5]
Kekhanan Chagatai berdiri dari tahun 1220an hingga akhir abad ke 17, meski sebagian wilayah daratan bagian barat dari kekhanan jatuh ke Tamerlane pada tahun 1360an. Sisa bagian timur tetap berada pada kekuasaan kekhanan Chagatai, yang ketika itu sedang berberang dengan Kekaisaran Timurid. Akhirnya pada abad ke-17, sisa Chagatai jatuh di bawah rezim teokratik Apaq Khoja dan keturunannya, para Khojijan, yang menguasai Zinjiang di bawah Kekhanan Zunghar dan lalu Manchukuo.
Chagatai Khan meninggal pada tahun 1242 dan digantikan oleh cucunya Qara Hülegü. Pada tahun 1246, Güyük Khan menggantinya dengan salah satu pamannya, Yesü Möngke. Namun, pada 1252 dia digulingkan oleh Möngke Khan, dan melantik Qara Hülegü lagi.
Qara Hülegü meninggal dan digantikan oleh anaknya Mubarak Shah, yang terlalu muda. Pada tahun 1260, Ariq Böke menggantikan Mubarak Shah dengan Alghu, juga cucu dari Chagatai Khan.
Mubarak Shah adalah Chagatai khan pertama yang masuk Islam. Kekuasaannya direbut oleh sepupunya Ghiyas-ud-din Baraq, yang menggulingkannya dengan dukungan Kublai Khan.
Perpecahan
Kekhanan menjadi semakin tidak stabil pada tahun-tahun berikutnya dan terpecah menjadi dua selama tahun 1340-an. Transoxania diperintah oleh Qazan Khan ibn Yasau . Pada tahun 1346 seorang kepala suku, Amir Qazaghan, membunuh Qazan dan menjadikan Danishmendji sebagai boneka khan. Danishmendji dibunuh setahun kemudian dan diganti dengan Bayan Qulï. Qazaghan menjadikan Herat sebagai anak sungai pada tahun 1351. Ia dibunuh pada tahun 1357 dan digantikan oleh putranya Abdullah, yang membunuh Bayan Qulï pada tahun 1358. Hal ini menimbulkan kemarahan para penguasa lokal seperti Hajji Beg, paman Timur Lenk. Hajji mengusir Abdullah ke Hindu Kush, di mana dia meninggal. Sejak saat itu Chagatai khan dari Transoxania tidak lebih dari sekedar boneka sampai dianeksasi oleh Kekaisaran Timuriyah.
Di timur, Dughlat yang kuat menobatkan putra Esen Buqa I, Tughlugh Timur sebagai khan dari Moghulistan pada tahun 1347. Pada tahun 1350, Tughlugh masuk Islam. Pada 1360, Tughlugh menginvasi Transoxania dan menaklukkannya. Hajji Beg melarikan diri saat menghadapi kekuatan yang luar biasa. Timur Lenk melayani Tughlugh dan diangkat menjadi penguasa Shahr-i Sebz. Setelah Tughlugh meninggalkan Transoxania, Hajji Beg kembali namun diusir lagi oleh Tughlugh. Hajji Beg dibunuh di dekat Sebzewar. Tughlugh memperluas wilayahnya ke Afghanistan dengan mengalahkan Amir Husain. Jadi Khekhanan Chagatai dipulihkan di bawah Tughlugh. Setelah kematiannya pada tahun 1363, Timur dan Amir Husain mengambil alih Transoxiana. Timur dan Amir Husain memaksa penerus Tughlugh, Ilyas Khoja keluar dari Transoxania, dan kemudian Timur menyingkirkan Amir Husain juga, menguasai Transoxiana (1369–1405). Seperti pendahulunya, Timur mempertahankan khan boneka atas tahta untuk melegitimasi pemerintahannya, tetapi khannya dari anggota keluarga Ögedei, bukan keturunan Chagatai.
Negara Penerus
Chagatai yang terpecah menjadi dua, Chagati barat yang akhirnya jadi bawahan Timuriyah dan Chagatai Timur bertransformasi menjadi Moghulistan. Akan tetapi Moghulistan juga terpecah jadi dua: Kekhanan Yarkent dan Kekhanan Turfan. Kekhanan Chagatai benar-benar berakhir setelah ditaklukan oleh Zunghar pada 1980.
^Xinjiang: China's Muslim Borderland, S. Frederick Starr, pg. 243
^Ejaan alternatifnya yaitu Chagatai, Chagata, Chugta, Chagta, Djagatai, Jagatai, Chaghtai dan sebagainya.
^Dai Matsui - A Mongolian Decree from the Chaghataid Khanate Discovered at Dunhuang. Aspects of Research into Central Asian Buddhism, 2008, pp. 159-178
^See Barnes, Parekh and Hudson, p. 87; Barraclough, p. 127; Historical Maps on File, p. 2.27; and LACMA for differing versions of the boundaries of the khanate.
Elias, N. Commentary. The Tarikh-i-Rashidi (A History of the Moghuls of Central Asia). By Mirza Muhammad Haidar. Translated by Edward Denison Ross, edited by N. Elias. London, 1895.
Grousset, René. The Empire of the Steppes: A History of Central Asia. Trans. Naomi Walford. New Jersey: Rutgers, 1970. ISBN 0-8135-1304-9
Karpat, Kemal H. "The Ottoman Rule in Europe From the Perspective of 1994." Turkey Between East and West. Ed. Vojtech Mastny and R. Craig Nation. Boulder, CO: Westview Press, 1996. ISBN 0-8133-2420-3
Kim, Hodong. "The Early History of the Moghul Nomads: The Legacy of the Chaghatai Khanate." The Mongol Empire and Its Legacy. Ed. Reuven Amitai-Preiss and David Morgan. Leiden: Brill, 1998. ISBN 90-04-11048-8
Manz, Beatrice Forbes. The Rise and Rule of Tamberlane. Cambridge University Press: Cambridge, 1989. ISBN 0-521-63384-2
Mirza Muhammad Haidar. The Tarikh-i-Rashidi (A History of the Moghuls of Central Asia). Translated by Edward Denison Ross, edited by N.Elias. London, 1895.
"Mongol Invasions of Russia, 12th-13th Centuries". Map. Historical Maps on File: Ringbound. 2nd Ed. Facts on File, 2002. ISBN 0-8160-4600-X
Roemer, H. R. "Timur in Iran." The Cambridge History of Iran, Volume 6: The Timurid and Safavid Periods. Ed. Peter Jackson and Lawrence Lockhart. London: Cambridge University Press, 1986. ISBN 0-521-20094-6