Հավաքական անվտանգության պայմանագրի կազմակերպություն (Armenia) Арганізацыя Дамовы аб калектыўнай бяспецы (Belarus) Ұжымдық қауіпсіздік туралы шарт ұйымы – Ūjymdyq qauıpsızdık turaly şart ūiymy (Kazakh) Жамааттык коопсуздук жөнүндө келишим уюму (Kirgiz) Организация Договора о коллективной безопасности (Rusia) Созмони Аҳдномаи амнияти дастаҷамъӣ (Tajik) Collective Security Treaty Organization (Inggris)
Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (bahasa Inggris: Collective Security Treaty Organization, CSTO; bahasa Rusia: Организация Договора о коллективной безопасностии, Organizatsiya Dogovora o kollektivnoy bezopasnosti, ODKB) adalah sebuah aliansi militerantar-pemerintahan yang ditandatangani pada 15 Mei 1992. Pada 1992, enam negara pasca-Soviet yang termasuk dalam Persemakmuran Negara-negara Merdeka—Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Uzbekistan—menandatangani Traktat Keamanan Kolektif (juga disebut sebagai "Pakta Tashkent" atau "Traktat Tashkent").[1] Tiga negara pasca-Soviet lainnya—Azerbaijan, Belarusia, dan Georgia—menandatangani tahun berikutnya dan perjanjian itu mulai berlaku pada tahun 1994. Lima tahun kemudian, enam dari sembilan negara—semuanya kecuali Azerbaijan, Georgia, dan Uzbekistan—sepakat untuk memperbarui perjanjian itu untuk lima tahun lagi, dan pada tahun 2002 enam negara itu setuju untuk membentuk Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif sebagai aliansi militer.
Piagam CSTO menegaskan kembali keinginan semua negara anggota untuk menjauhkan diri dari penggunaan atau ancaman kekerasan. Penandatangan ini menandakan negara anggota ini tidak akan dapat bergabung dengan aliansi militer lain atau kelompok negara lain,[2] sementara agresi terhadap suatu negara anggota akan dianggap sebagai agresi terhadap semua negara anggota. Untuk itu, CSTO setiap tahun mengadakan latihan komando militer agar negara-negara CSTO memiliki kesempatan untuk meningkatkan kerjasama antar organisasi. Latihan militer CSTO yang disebut "Rubezh 2008" diselenggarakan di Armenia, di mana total 4.000 tentara gabungan dari ketujuh negara anggota CSTO melakukan pelatihan operatif, strategis dan taktis dengan penekanan pada peningkatan efisiensi elemen keamanan kolektif dari kemitraan CSTO.[3] Latihan terbesar CSTO diadakan di Rusia Selatan dan Asia Tengah pada tahun 2011, terdiri dari lebih dari 10.000 tentara dan 70 pesawat tempur.[4] Untuk menyebarkan pangkalan militer negara ketiga di wilayah negara-negara anggota CSTO, perlu untuk mendapatkan persetujuan resmi dari semua anggota.[5] CSTO juga menggunakan sistem "kepemimpinan bergilir" di mana negara yang memimpin CSTO bergantian setiap tahun.[6] Tetapi sejak bubarnya Pakta Warsawa dan pecahnya Uni Soviet, mereka membentuk organisasi penerus Pakta Warsawa yaitu untuk mengimbangi NATO yang bernama CSTO atau kepanjangannya yaitu Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (bahasa Inggris: Collective Security Treaty Organization) yang diikuti oleh beberapa bekas negara pecahan Uni Soviet dan beberapa bekas negara pengikut Organisasi Pakta Warsawa.[7][8]
Sejarah
Pendirian
CSTO tumbuh dari kerangka Persemakmuran Negara-negara Merdeka, dan pertama kali dimulai sebagai CST ("Traktat Keamanan Kolektif CIS", Collective Security Treaty) yang ditandatangani pada 15 Mei 1992, oleh Armenia, Kazakhstan, Kirgizstan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan, di kota Tashkent. Azerbaijan menandatangani perjanjian pada 24 September 1993, Georgia pada 9 Desember 1993, dan Belarus pada 31 Desember 1993. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada tanggal 20 April 1994.
CSTO awalnya ditetapkan untuk jangka waktu 5 tahun kecuali jika diperpanjang. Pada tanggal 2 April 1999, hanya enam anggota CST yang menandatangani protokol yang memperbaharui perjanjian untuk periode lima tahun berikutnya – Azerbaijan, Georgia, dan Uzbekistan menolak untuk menandatangani dan malah menarik diri dari perjanjian. Pada saat yang sama, Uzbekistan bergabung dengan kelompok GUAM, yang didirikan pada tahun 1997 oleh Georgia, Ukraina, Azerbaijan, dan Moldova, dan GUAM ini dipandang sebagai kekuatan untuk melawan pengaruh Rusia di wilayah tersebut.
2005 dan kemudian
Selama tahun 2005, mitra CSTO melakukan beberapa latihan militer bersama. Uzbekistan kemudian menarik diri dari GUAM pada 2005 dan bergabung kembali dengan CSTO pada 2006 sebagai anggota penuh, dan keanggotaannya kemudian diratifikasi oleh parlemen Uzbekistan pada 28 Maret 2008.[9]
Pada tanggal 10 Desember 2010, negara-negara anggota menyetujui deklarasi pembentukan pasukan penjaga perdamaian CSTO dan deklarasi negara-negara anggota CSTO, selain menandatangani paket dokumen bersama.[10] Sejak 21 Desember 2011, para pihak Perjanjian dapat memveto pendirian pangkalan militer asing baru di negara-negara anggota CSTO.
Pada tanggal 28 Juni 2012, Uzbekistan menangguhkan keanggotaannya di CSTO.[11] Pada bulan Agustus 2014, 3.000 tentara dari Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, Rusia dan Tajikistan berpartisipasi dalam latihan perang psikologis dan siber di Kazakhstan di bawah latihan perang yang dikelola oleh CSTO.[12] Pada 19 Maret 2015, Sekretaris Jenderal CSTO Nikolai Bordyuzha menawarkan untuk mengirim misi penjaga perdamaian ke Donbas, Ukraina. "CSTO memiliki kapasitas sebagai penjaga perdamaian. Penjaga perdamaian kami secara rutin terus menjalani pelatihan yang terkait. Jika keputusan seperti itu diambil oleh PBB, kami siap menyediakan unit penjaga perdamaian".[13]
Pada Juli 2021, Tajikistan meminta bantuan anggota CSTO dalam menghadapi tantangan keamanan yang muncul dari negara tetangga Afganistan.[14] Ribuan warga Afganistan, termasuk polisi dan pasukan pemerintah, melarikan diri ke Tajikistan setelah gerilyawan Taliban menguasai banyak wilayah Afganistan.[15]
Pada 5 Januari 2022, pasukan penjaga perdamaian CSTO dikerahkan ke Kazakhstan untuk membantu meredam protes Kazakhstan 2022.[16]
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, tidak ada keterlibatan CSTO atau partisipasi resmi negara CSTO lainnya dalam konflik tersebut, selain Belarus yang setuju untuk menampung pasukan Rusia yang kemudian menyerang Ukraina dari seberang perbatasannya. Setelah serangan balik Ukraina tahun 2023, perbatasan antara Ukraina dan Belarus dibersihkan dari pasukan Rusia.
Hubungan antara Rusia dan Kazakhstan memburuk sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. Kazakhstan menolak mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Pada bulan Mei 2023, setelah konflik antara Armenia dan Azerbaijan meningkat, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa Armenia akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari CSTO karena kurangnya dukungan dari Rusia dalam konflik tersebut.[17] Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada tanggal 1 Juni 2023, Pashinyan menyatakan bahwa "Armenia bukanlah sekutu Rusia dalam perang di Ukraina".[18]
Pada tanggal 6 Agustus 2024, militer Ukraina melancarkan serangan ke Oblast Kursk di Rusia dan bentrok dengan militer Rusia dan penjaga perbatasan Rusia.[19] Pada tanggal 17 Agustus 2024, dilaporkan bahwa negara-negara CSTO tidak mendukung ataupun mengutuk serangan Ukraina ke Rusia.[20]
^"Silk Road Reporters". web.archive.org. 2014-08-14. Archived from the original on 2014-08-14. Diakses tanggal 2021-10-01.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)