Uni Ekonomi Eurasia (UEE), atau juga dikenal dengan Eurasian Economic Union (EaEU) adalah sebuah uni kerja sama ekonomi yang ditandatangani oleh pemimpin negara Rusia, Kazakhstan, dan Belarus pada tanggal 29 Mei 2014 dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2015.[2] Selain tiga negara pendiri, Armenia dan Kirgizstan juga bergabung sebagai negara anggota setelah menandatangani perjanjian pada tanggal 10 Oktober dan 23 Desember 2014.[3]
Sebelumnya, uni ini merupakan rencana bagi Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, Rusia, Tajikistan[4][5][6] dan negara pasca-Soviet lainnya untuk memperkuat integrasi ekonomi dan politik masing-masing negara menjadi sebuah persatuan supranasional. Ide yang didasarkan pada integrasi Uni Eropa ini diperkenalkan pada Oktober 2011 oleh Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin,[6][7] namun pertama kali dikonsepkan oleh Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, pada pidato tahun 1994 di Universitas Negeri Moskwa.[8] Pada tanggal 18 November 2011, presiden Belarus, Kazakhstan dan Rusia menandatangani sebuah perjanjian yang menetapkan target pendirian Uni Eurasia pada 2015.[9] Perjanjian ini mencakup peta jalan integrasi masa depan serta pendirian Komisi Eurasia (mengikuti Komisi Eropa) dan Ruang Ekonomi Eurasia, keduanya mulai beroperasi pada 1 Januari 2012.[9][10]
Uni Ekonomi Eurasia meliputi wilayah daratan seluas lebih dari 20 km² atau setara dengan 14% total luas daratan di Bumi, dan mencakup populasi sekitar 184 juta orang. Uni ini dibentuk untuk menwujudkan pasar bebas yang bertujuan meningkatkan daya saing dan kerjasama antarekonomi nasional secara komprehensif, dan untuk mempromosikan pembangunan yang stabil untuk meningkatkan standar hidup negara-negara anggota.[11] Pada tahun 2018, pendapatan domestik bruto (PDB) negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia mencapai US$1,9 trilyun, atau sekitar 3,2% PDB dunia.[12]
Anggota
Lihat pula
Catatan kaki