Sevastopol (bahasa Rusia: Севастополь, Sevastopol; bahasa Ukraina: Севастополь, Sevastopol; bahasa Tatar Krimea: Акъя́р, Aqyar), terkadang ditulis Sebastopol, adalah kota terbesar di Krimea dan pelabuhan utama di Laut Hitam. Karena lokasinya yang strategis dan pelabuhan kota yang dapat dilayari, Sevastopol telah menjadi pelabuhan penting dan pangkalan angkatan laut sepanjang sejarahnya. Sejak didirikan pada tahun 1783, kota ini menjadi pangkalan utama Armada Laut Hitam Rusia, dan sebelumnya merupakan kota tertutup selama Perang Dingin. Wilayah administrasi kota ini memiliki luas 864 km2, dan sebagian besar mencakup daerah pedesaan. Populasi urbannya, yang sebagian besar terkonsentrasi di sekitar Teluk Sevastopol sebesar 479.394 jiwa,[3] dan total populasinya adalah 547.820 jiwa.[4]
Sevastopol, bersama dengan wilayah Krimea lainnya, secara internasional diakui sebagai bagian dari Ukraina dan di bawah kerangka hukum Ukraina. Kota ini secara administratif merupakan salah satu dari dua kota dengan status khusus (selain Kyiv). Namun, kota ini telah diduduki oleh Rusia sejak 27 Februari 2014, sebelum Rusia menganeksasi Krimea pada 18 Maret 2014 dan memberinya status sebagai kota federal. Baik Ukraina maupun Rusia menganggap kota ini secara administratif terpisah dari Republik Otonom Krimea ataupun Republik Krimea. Mayoritas penduduk Sevastopol adalah etnis Rusia, dengan minoritas substansial etnis Ukraina.
Sevastopol adalah kota angkatan laut dan maritim, menjadikannya fitur dasar ekonomi yang kuat. Kota ini menikmati musim dingin yang sejuk dan musim panas yang cukup hangat, karakteristik ini yang membuatnya memiliki banyak resor tepi laut dan menjadi tujuan wisata yang populer, terutama bagi pengunjung dari republik bekas Soviet. Kota ini juga merupakan pusat penting untuk penelitian biologi kelautan. Secara khusus, militer telah mempelajari dan melatih lumba-lumba di kota untuk keperluan militer sejak tahun 1960-an.[5]