Negara ini terbentuk dari penyatuan kembali Republik Otonom Krimea dan kota Sevastopol diakui secara internasional sebagai pembagian administratif Ukraina menjadi satu bangsa tunggal. Kedua wilayah sebelumnya mengadopsi resolusi gabungan yang menyatakan keinginan mereka untuk merdeka serta resolusi yang menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan Rusia. Untuk keperluan tersebut kedua pemerintahan melakukan referendum. Meski mayoritas suara dalam referendum ini memilih merdeka dari Ukraina, keabsahan dan kenetralan suara tersebut tidak diakui secara internasional, terutama karena dilakukan di tengah-tengah dugaan pendudukan semenanjung Krimea oleh Rusia. Satu hari setelah referendum, kedua wilayah bersatu dan menyatakan merdeka sebagai satu negara tunggal. Rusia mengakui kedaulatan negara yang baru terbentuk ini pada hari yang sama.[4] Republik ini mendaftar untuk bergabung dengan Federasi Rusia sebagai subjek federal pada saat yang sama dengan deklarasi kemerdekaannya.[5] Pemerintah Rusia segera memulai proses penerimaan Krimea dan Sevastopol.[6]
Dulunya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia, Krimea diduduki kembali oleh Rusia Soviet pada tahun 1921 dan diberikan status republik otonom. Setelah Perang Dunia II pada tahun 1945, pemerintah Soviet mendeportasi suku Tatar Krimea dan status otonom wilayah ini dicabut. Pada tahun 1954, PresidiumSoviet Agung Uni Sovietmentransfer wilayah ini ke Ukraina. Ukraina mengembalikan status otonomnya pada tahun 1991 dan mengizinkan semua warga Tatar Krimea untuk kembali. Status otonom Krimea ditegaskan kembali pada tahun 1996 seiring diratifikasinya Konstitusi Ukraina yang menyatakan Krimea sebagai "Republik Otonom Krimea" sekaligus "bagian konstituen Ukraina yang tak terpisahkan."[9]
Tanggal 16 Maret 2014, mayoritas besar (kabarnya 60% penduduk Krimea) memilih kemerdekaan Krimea dari Rusia dan berdiri sebagai republik baru.[10][11] BBC melaporkan bahwa sebagian besar suku Tatar Krimea yang mereka wawancarai memboikot pemungutan suara tersebut.[10] Perdana Menteri Sergey Aksyonov menyatakan bahwa 40% warga Tatar Krimea ikut dalam referendum ini. Menurut media negara Rusia, data pemungutan suara menunjukkan bahwa mayoritas suku Tatar di Sevastopol memilih untuk bergabung dengan Rusia dan 60% warga memilih untuk menjadi republik baru yang netral.[12]
^Marie-Louise Gumuchian (March 17, 2014). "Crimea votes to break from Ukraine, join Russia. What happens next?". CNN. Diakses tanggal March 17, 2014. On Monday, lawmakers in Crimea approved a resolution that declared the Black Sea peninsula an independent, sovereign state. They then filed an appeal to join the Russian Federation.
^"Crimea votes to join Russian Federation: 96.77% say YES". RT. Crimea was declared an independent sovereign state, the Republic of Crimea, on Monday, the autonomous Ukrainian regional parliament's website stated. The Supreme Council of Crimea unanimously voted to integrate of the region into Russia.