Kosovo
Kosovo (bahasa Albania: Kosova atau Kosovë, bahasa Serbia: Косово – transliterasi: Kosovo, bahasa Turki: Kosova) adalah sebuah negara pengakuan terbatas yang secara de facto merdeka, terletak di sebelah tenggara Eropa. Sebelumnya, Kosovo adalah sebuah provinsi di Serbia di bawah administrasi PBB, tetapi pada 17 Februari 2008 Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak. Deklarasi ini ditentang oleh Serbia, tetapi didukung oleh negara-negara Barat. Ibu kota Kosovo berada di Priština. Kemerdekaan Kosovo telah diakui secara resmi oleh berbagai negara, di antaranya Albania, Amerika Serikat, Britania Raya, Prancis, dan Turki. Negara yang menolak kemerdekaan Kosovo antara lain Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, dan Serbia. Pemerintah Indonesia sendiri bersikap hati-hati dalam mengakui kemerdekaan Kosovo walaupun ada desakan dari beberapa kalangan agar Indonesia segera mengakui kemerdekaan Kosovo.[6] Kosovo menjadi tempat pertentangan wilayah yang masih berlangsung antara pemerintah Serbia dan penduduknya yang mayoritas merupakan etnis Albania. Saat berdirinya Yugoslavia, Kosovo menjadi provinsi dari Serbia dengan status Daerah Otonomi Khusus. Namun sejak Perang Kosovo telah di bawah pengawasan PBB sebagai sebuah protektorat. EtimologiDi luar Serbia, seluruh wilayah yang membentuk negara Kosovo cukup dikenal sebagai Kosovo atau, dalam bahasa Albania, Kosovë (bentuk indefinit) / Kosova (bentuk definit). Sebaliknya, Serbia mendefinisikan dua wilayah sebagai pembentuk wilayah administratif Kosovo: Kosovo (Косово) yang berpusat pada Ladang Kosovo yang terletak di bagian timur, dan Metohija (Метохија) yang berpusat di barat (dalam bahasa Albania, Metohija dikenal sebagai Dukagjini). Dalam bahasa Serbia, Kosovo (Косово) adalah kata sifat posesif netral dari kos (кос) yang berarti burung sikatan hitam. Nama ini adalah kependekan dari Lahan Kosovo (Kosovo Polje (Косово Поље)), sebuah lahan di bagian timur Kosovo dan tempat terjadinya Pertempuran Kosovo pada tahun 1389 antara pasukan Serbia dan Kesultanan Utsmaniyah. Pemerintah Utsmaniyah kemudian menamai sebuah provinsi (vilayet) yang mencakup Kosovo dan sekitarnya dari lahan tersebut. Nama resmi negara Kosovo, berdasarkan Konstitusi Kosovo, adalah Republik Kosovo. Sesuai dengan perjanjian antara Beograd dan Pristina yang diperantarai oleh Uni Eropa, Kosovo dapat bergabung dalam beberapa forum internasional dengan nama "Kosovo*" dengan catatan kaki "Penyebutan ini tanpa berprasangka terhadap posisi dari status, dan sejalan dengan UNSC 1244 dan Opini ICJ mengenai deklarasi kemerdekaan Kosovo". "Peraturan Asterisk" ini disetujui pada 24 Februari 2012. Sebelum deklarasi kemerdekaan, Kosovo dikenal dengan beberapa nama: "Provinsi Otonom Kosovo dan Metohija" dari tahun 1946 hingga 1974 dan dipakai lagi pada tahun 1990, dan "Provinsi Otonom Sosialis Kosovo" dari tahun 1974 hingga tahun 1990. Di Serbia, Kosovo masih dikenal dengan penamaan resmi "Pronvisi Otonom Kosovo dan Metohija" (Аутономна Покрајина Косово и Метохиja) sebagai bagian dari klaimnya terhadap Kosovo. KemerdekaanPada tanggal 17 Februari 2008 Kosovo memerdekakan diri dari Serbia. Kosovo telah menempuh jalan terjal untuk menempuh kemerdekaannya. Usaha pertama pada tahun 1990 gagal karena diserbu Serbia. Pertarungan yang tidak seimbang antara Serbia dan gerilyawan Kosovo atau KLA ini menimbulkan tragedi pembantaian dan pengungsian besar-besaran. NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat mengusir Serbia dengan serangan udara selama 78 hari. Kosovo kemudian berada di bawah perlindungan PBB dan NATO. Usaha kemerdekaan Kosovo kali ini mendapat dukungan hampir sepertiga negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan negara yang menolaknya adalah Serbia dan Rusia.[7] Serbia sangat marah terhadap Amerika yang mengakui kemerdekaan Kosovo sampai-sampai memanggil pulang duta besarnya yang bertugas di Amerika.[8] DemografiMenurut Survei Kantor Statistik Kosovo pada tahun 2005, jumlah penduduk Kosovo diperkirakan antara 1,9 hingga 2,2 juta dengan komposisi suku sebagai berikut: 92% bangsa Albania, 4% bangsa Serbia, 2% suku Bosnia dan Gorani, 1% bangsa Turki, 1% orang Rom.[9][10][11] Kosovo telah didominasi oleh bangsa Albania sejak abad ke-19, tetapi demografi kuno Kosovo tidak diketahui secara pasti. Selain di negara Albania, bangsa Albania tersebar secara tidak merata di daerah Balkan dan tidak mencakup seluruh wilayah Kosovo. Sebagai contoh, daerah utara Kosovo didominasi oleh bangsa Serbia, sementara terdapat lebih banyak bangsa Albania yang berada di luar wilayah Kosovo dan Albania, seperti di daerah barat laut Makedonia dan Lembah Preševo di selatan Serbia. Dengan pertumbuhan penduduk yang mencapai 1.3% per tahun, bangsa Albania Kosovo memiliki perkembangan penduduk yang paling pesat di seluruh benua Eropa.[12] Penduduk Kosovo telah berkembang 460% kali lipat dari tahun 1921 hingga 2003, dan bangsa Albania sendiri membentuk 80% jumlah penduduk pada tahun 1991, jauh dari 60% yang dicapai pada tahun 1931. Hal ini juga dipengaruhi oleh migrasi bangsa Serbia dari daerah Kosovo karena adanya operasi pembersihan etnis pada masa Perang Kosovo.[13] AgamaDi bidang kepercayaan, Konstitusi Kosovo menetapkan Kosovo sebagai negara sekuler yang tidak memihak pada agama apapun dan juga menjamin kebebasan beragama. Menurut penelitian tahun 2013 dan 2014, Kosovo menempati peringkat pertama di Balkan dan kesembilan di seluruh dunia sebagai negara yang "bebas dan setara" terhadap agama dan ateisme.[16][17] Sensus 2011 menyatakan bahwa 96% dari penduduk Kosovo beragama Islam (mayoritas Sunni dan Syiah). dan Minoritas 3% Kekristenan (Mayoritas Kristen Katolik pada penduduk Serbia dan Kristen Ortodoks pada penduduk Albania). sisanya menganut agama lainnya/Ateisme BahasaMenurut Konstitusi Kosovo, bahasa Albania dan bahasa Serbia merupakan bahasa resmi dari negera tersebut. Sekitar 90% dari populasi berbicara dalam bahasa Albania sebagai bahasa ibu, diikuti dengan bahasa Slavia Selatan dan bahasa Turki.[18] Catatan dan referensi
Lihat pulaPranala luar |