Malta
Republik Malta, umumnya dikenal sebagai Malta, adalah sebuah negara kepulauan di Eropa Selatan. Malta terletak sekitar 80 km (50 mi) di selatan dari Italia, 284 km (176 mi) di timur dari Tunisia[6] dan 333 km (207 mi) di utara dari Libya.[7] Malta, yang hanya mempunyai luas daerah sebesar 316 km2 (122 sq mi) dengan jumlah penduduk sekitar 450.000, membuatnya menjadi salah satu negara terkecil di dunia dengan penduduk yang paling padat. Malta terletak di tengah-tengah Laut Tengah dan terdiri dari lima pulau, tiga di antaranya berpenghuni, yaitu Malta, Gozo dan Comino. Ibu kota negaranya adalah Valletta, dengan luas daerah sekitar 08 km2 (3,1 sq mi), adalah ibu kota terkecil di Uni Eropa. Malta mempunyai satu bahasa nasional yaitu bahasa Malta, dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Lokasi Malta yang sangat strategis di tengah Laut Tengah telah menyebabkan Malta menjadi penting di dalam sejarah. Malta telah digunakan sebagai basis angkatan laut, dan serangkaian kekuasaan seperti Fenisia, Kartagena, Yunani, Romawi, Byzantin, Moor, Norman, Sisilia, Spanyol, Ordo Santo Yohanes, Prancis dan Inggris telah memerintah Malta. Pada tahun 1942, Raja George VI dari Inggris menyerahkan Salib Santo George kepada Malta untuk keberanian negara itu pada saat Perang Dunia II. Salib Santo George menjadi simbol yang tampil di bendera nasional Malta. Di bawah Undang-Undang Kemerdekaan Malta yang disahkan oleh Parlemen Inggris di 1964, Malta memperoleh kemerdekaan dari Inggris Raya sebagai salah satu negara bagian dari Kerajaan Persemakmuran, yang secara resmi sejak 1964 sampai 1974 dikenal sebagai Negara Bagian Malta, dengan Ratu Elizabeth II sebagai kepala negaranya. Malta menjadi republik pada tahun 1974 dan walaupun Malta bukan lagi anggota dari Kerajaan Persemakmuran, negara itu masih menjadi anggota dari Negara-negara Persemakmuran. Malta menjadi anggota PBB pada tahun 1964, dan menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004. Pada tahun 2008, Malta termasuk bagian dari Zona Euro. Malta memiliki sejarah warisan Kristen yang panjang dan Keuskupan Agung Malta dinyatakan sebagai salah satu suksesi apostolik, karena menurut Kisah Para Rasul, Rasul Paulus terdampar di "Melita", yang menurut orang-orang itu adalah Malta. Agama resmi di Malta adalah Katolik. Malta terkenal sebagai tujuan pariwisata populer khususnya bagi orang Eropa, dengan iklim yang hangat, berbagai area rekreasi serta monumen sejarah dan arsitektur. Beberapa monumen terkenal seperti tiga Situs Warisan Dunia UNESCO: Hypogeum Ħal Saflieni,[8] Valletta[9] dan tujuh kuil megalitik, beberapa diantaranya adalah struktur tegak bebas tertua di dunia.[10][11][12] Sejak 1993, Malta terbagi menjadi 68 dewan kota (local council), kebanyakan penduduk Malta adalah Keturunan Italia dan Libya, 93.9% (2018)[13] dari total penduduk Malta menganut agama Gereja Katolik Roma. EtimologiAsal istilah Malta itu tidak jelas dan variasi kata modern itu diambil dari Bahasa Malta. Etimologi yang paling umum adalah kata Malta itu berasal dari kata Yunani μέλι, meli, 'madu'. Orang Yunani kuno menamakan pulau itu Μελίτη (Melitē) yang artinya 'madu manis',[14] mungkin karena Malta memproduksi madu unik dari sebuah jenis lebah unik yang tinggal di pulau itu.[15] Orang Romawi kemudian memanggil pulau itu dengan nama Melita,[16] yang bisa dianggap sebagai latinisasi dari kata Yunani Μελίτη atau sebagai adaptasi pengucapan dialek Dorik Yunani atas kata yang sama Μελίτη.[17] Konjektur lain mengusulkan bahwa istilah Malta itu berasal dari kata Fenisia Maleth, 'suaka'[18] atau 'pelabuhan'[19] yang merujukkan kepada jumlah teluk-teluk yang banyak di Malta. Beberapa etimologi lain muncul di literatur klasik, dengan istilah Malta tampil seperti bentuk sekarang di dalam "Rencana Perjalanan Antoine" (Itin. Marit. hal. 518; Sil. Ital. xiv. 251).[20] SejarahMalta telah dihuni sekitar 5900 SM,[21] sejak kedatangan pemukim dari pulau Sisilia.[22] Sebuah budaya Neolitikum prasejarah yang signifikan ditandai dengan struktur Megalitik yang berasal dari 3600 SM, terdapat di pulau-pulau dengan bukti keberadaan kuil Bugibba, Mnajdra, Ġgantija, dan lainnya. Orang Fenisia menjajah Malta antara 800 dan 700 SM yang membawa bahasa dan budaya Semit mereka.[23] Mereka menggunakan pulau-pulau sebagai pos terdepan untuk memperluas eksplorasi laut dan perdagangan di Mediterania sampai penerus mereka, Kartago, digulingkan oleh Romawi pada 216 SM dengan bantuan penduduk Malta, di mana Malta menjadi Municipium.[24] Setelah kemungkinan dijarah oleh Vandal,[25] Malta jatuh di bawah kekuasaan Bizantium (abad ke-4 hingga ke-9) dan pulau-pulau tersebut kemudian diserbu oleh Aghlabid pada tahun 870 M. Nasib penduduk setelah invasi Arab tidak jelas tetapi tampaknya pulau-pulau mungkin telah dihuni kembali pada awal milenium kedua oleh pemukim dari Sisilia yang dikuasai Arab yang berbicara bahasa Siculo-Arab.[26] Pemerintahan Muslim diakhiri oleh orang-orang Normandia yang menaklukkan pulau itu pada tahun 1091. Pulau-pulau itu sepenuhnya dikristenkan kembali pada tahun 1249.[27] Pulau-pulau tersebut menjadi bagian dari Kerajaan Sisilia hingga tahun 1530 dan secara singkat dikendalikan oleh Wangsa Capetian di Anjou. Pada tahun 1530 Charles V dari Spanyol memberikan pulau-pulau Malta kepada Ordo Ksatria Rumah Sakit St John of Jerusalem dalam sewa terus-menerus. Prancis di bawah Napoleon menguasai pulau-pulau Malta pada 1798, meskipun dengan bantuan Inggris, Malta mampu menggulingkan kendali Prancis dua tahun kemudian. Penduduk kemudian meminta Inggris untuk mengambil alih kedaulatan atas pulau-pulau di bawah kondisi yang ditetapkan dalam Deklarasi Hak,[28] yang menyatakan bahwa "Yang Mulia tidak memiliki hak untuk menyerahkan Kepulauan ini kepada kekuatan apa pun ... jika dia memilih untuk menarik perlindungannya dan meninggalkan kedaulatannya, hak untuk memilih penguasa lain, atau pemerintahan Kepulauan ini, adalah milik kita, penduduk dan penduduk asli saja, dan tanpa campur tangan Inggris." Sebagai bagian dari Perjanjian Paris pada tahun 1814, Malta menjadi koloni Inggris. Malta akhirnya menolak upaya integrasi dengan Inggris pada tahun 1956 setelah Inggris terbukti enggan untuk berintegrasi. Malta merdeka pada 21 September 1964 (Hari Kemerdekaan). Di bawah konstitusi tahun 1964, Malta awalnya mempertahankan Elizabeth II sebagai ratu dengan gubernur jenderal menjalankan otoritas atas namanya. Pada 13 Desember 1974 (Hari Republik), negara ini menjadi republik di dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa dengan Presiden sebagai kepala negara. Pada tanggal 31 Maret 1979, Malta menyaksikan penarikan pasukan Inggris terakhir dan Angkatan Laut Kerajaan dari Malta. Hari ini dikenal sebagai Hari Kebebasan dan Malta mendeklarasikan dirinya sebagai negara netral dan nonblok. Malta bergabung dengan Uni Eropa pada 1 Mei 2004 dan bergabung dengan Zona Euro pada 1 Januari 2008.[29] GeografiMalta merupakan sebuah negara kepulauan di Mediterania tengah (di cekungan timurnya), sekitar 80 km (50 mil) dari Italia selatan melintasi Selat Malta. Hanya tiga pulau terbesar—Malta (Malta), Gozo (Għawdex), dan Comino (Kemmuna)—yang berpenghuni. Pulau-pulau di kepulauan itu terletak di dataran tinggi Malta, dataran dangkal yang terbentuk dari titik tinggi jembatan darat antara Sisilia dan Afrika Utara yang menjadi terisolasi saat permukaan laut naik setelah zaman es terakhir.[30] Kepulauan ini terletak di lempeng tektonik Afrika.[31][32] Malta dianggap sebagai pulau Afrika Utara selama berabad-abad.[33] Banyak teluk di sepanjang garis pantai yang menjorok ke pulau-pulau menyediakan pelabuhan yang baik. Bentang alamnya terdiri dari perbukitan rendah dengan sawah bertingkat. Titik tertinggi di Malta adalah Ta' Dmejrek, pada ketinggian 253 m (830 kaki), dekat Dingli. Meskipun ada beberapa sungai kecil pada saat curah hujan tinggi, tidak ada sungai atau danau permanen di Malta. Namun, beberapa aliran air memiliki air tawar yang mengalir sepanjang tahun di Baħrija dekat Ras ir-Raħeb, di l-Imtaħleb dan San Martin, dan di Lembah Lunzjata di Gozo. Secara fitogeografis, Malta termasuk dalam provinsi Liguro-Tyrrhenian di Wilayah Mediterania di dalam Kerajaan Boreal. Menurut WWF, wilayah Malta termasuk dalam ekoregion terestrial dari hutan sklerofilik dan hutan campuran Tyrrhenian-Adriatik.[34] Pulau-pulau kecil tak berpenghuni berikut ini adalah bagian dari kepulauan:
IklimMalta memiliki Iklim Mediterania (Klasifikasi iklim Köppen Csa),[35][36] dengan musim dingin yang sejuk dan musim panas yang panas, lebih panas di daerah pedalaman. Hujan terjadi terutama di musim gugur dan musim dingin, dengan musim panas umumnya kering. Suhu rata-rata tahunan sekitar 23 °C (73 °F) pada siang hari dan 15,5 °C (59,9 °F) pada malam hari. Pada bulan terdingin – Januari – suhu maksimum tipikal berkisar antara 12 hingga 18 °C (54 hingga 64 °F) pada siang hari dan minimum 6 hingga 12 °C (43 hingga 54 °F) pada malam hari. Pada bulan terpanas – Agustus – suhu maksimum tipikal berkisar antara 28 hingga 34 °C (82 hingga 93 °F) pada siang hari dan minimum 20 hingga 24 °C (68 hingga 75 °F) pada malam hari. Di antara semua ibu kota di benua Eropa, Valletta – ibu kota Malta memiliki musim dingin terhangat, dengan suhu rata-rata sekitar 15 hingga 16 °C (59 hingga 61 °F) pada siang hari dan 9 hingga 10 °C (48 hingga 50 °F) pada malam hari pada periode Januari–Februari. Pada bulan Maret dan Desember suhu rata-rata sekitar 17 °C (63 °F) pada siang hari dan 11 °C (52 °F) pada malam hari.[37] Fluktuasi suhu yang besar jarang terjadi. Salju sangat jarang di pulau itu, meskipun berbagai hujan salju telah tercatat pada abad terakhir, yang terakhir dilaporkan di berbagai lokasi di Malta pada tahun 2014.[38] Suhu laut rata-rata tahunan adalah 20 °C (68 °F), dari 15–16 °C (59–61 °F) pada bulan Februari hingga 26 °C (79 °F) pada bulan Agustus. Dalam 6 bulan – dari Juni hingga November – suhu laut rata-rata melebihi 20 °C (68 °F).[39][40][41] Kelembaban relatif rata-rata tahunan tinggi, rata-rata 75%, berkisar dari 65% di bulan Juli (pagi: 78% sore: 53%) hingga 80% di bulan Desember (pagi: 83% sore: 73%).[42] Total durasi sinar matahari sekitar 3.000 jam per tahun, dari rata-rata 5,2 jam durasi sinar matahari per hari di bulan Desember hingga rata-rata di atas 12 jam di bulan Juli.[40][43] This is about double that of cities in the northern half of Europe,Templat:Original research inline for comparison: London – 1,461;[44] Pada musim dingin, Malta memiliki sinar matahari hingga empat kali lebih banyak; sebagai perbandingan: pada bulan Desember, London memiliki 37 jam sinar matahari[44] sedangkan Malta memiliki sinar matahari di atas 160.
PolitikNasionalMalta merupakan sebuah negara Republik[35] dengan sistem parlementer dan administrasi publiknya mirip dengan sistem Westminster. Malta memiliki jumlah pemilih tertinggi kedua di dunia (dan tertinggi untuk negara-negara tanpa pemungutan suara wajib), berdasarkan jumlah pemilih dalam pemilihan majelis rendah nasional dari tahun 1960 hingga 1995.[47] Parlemen unikameral terdiri dari Presiden Malta dan Dewan Perwakilan Rakyat (bahasa Malta: Kamra tad-Deputati). Presiden Malta, posisi yang sebagian besar bersifat seremonial, ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun oleh resolusi Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden Republik saat ini adalah George Vella, yang diangkat pada 2019 setelah dicalonkan oleh Partai Buruh dan Partai Nasionalis sebagai oposisi.[48] Dia adalah presiden kesepuluh yang diangkat.[49] Pembagian administratifSejak tahun 1993, Malta dibagi menjadi 68 dewan kota yaitu:
EkonomiMalta diklasifikasikan sebagai ekonomi maju bersama dengan 32 negara lainnya menurut Dana Moneter Internasional (IMF).[50] Sampai tahun 1800, Malta bergantung pada kapas, tembakau, dan galangan kapalnya untuk diekspor. Setelah berada di bawah kendali Inggris, mereka hanya bergantung pada galangan kapal untuk mendukung Angkatan Laut Kerajaan, terutama selama Perang Krimea tahun 1854. Pangkalan militer tersebut menguntungkan para pengrajin dan semua orang yang bertugas di militer.[51] Pada tahun 1869, pembukaan Terusan Suez memberi dorongan besar bagi perekonomian Malta, karena terjadi peningkatan besar-besaran dalam pengiriman barang yang masuk ke pelabuhan. Kapal-kapal yang berhenti di dermaga Malta untuk mengisi bahan bakar membantu perdagangan Entrepôt, yang membawa manfaat tambahan bagi pulau itu. Namun, menjelang akhir abad ke-19, ekonomi mulai menurun, dan pada tahun 1940-an ekonomi Malta berada dalam krisis yang serius. Salah satu faktornya adalah jangkauan kapal dagang baru yang lebih modern sehingga membutuhkan lebih sedikit pemberhentian untuk pengisian bahan bakar.[52] Sumber daya utama Malta berupa batu kapur, lokasi geografis yang menguntungkan, dan tenaga kerja yang produktif. Malta hanya memproduksi sekitar 20 persen dari kebutuhan pangannya, memiliki persediaan air tawar yang terbatas karena kekeringan di musim panas, dan tidak memiliki sumber energi domestik, selain potensi energi matahari dari sinar matahari yang berlimpah. Perekonomian bergantung pada perdagangan luar negeri (berfungsi sebagai titik transit-pengiriman barang), manufaktur (terutama elektronik dan tekstil), dan pariwisata.[53] Akses ke Biokapasitas di Malta berada di bawah rata-rata dunia. Pada tahun 2016, Malta memiliki 0,6 hektar global biokapasitas per orang di dalam wilayahnya, kontras dengan rata-rata global 1,6 hektar per orang.[54][55] Selain itu, penduduk Malta menunjukkan jejak ekologis dari konsumsi 5,8 hektar global biokapasitas per orang, yang mengakibatkan defisit biokapasitas yang cukup besar.[54] Produksi film telah berkontribusi pada ekonomi Malta.[56] Film Sons of the Sea merupakan pengambilan gambar pertama di Malta, pada tahun 1925.[57] Pada tahun 2016, lebih dari 100 fitur film diambil di Malta. Malta telah menjabat sebagai "tempat pengganti" untuk berbagai lokasi dan periode bersejarah diantaranya Yunani Kuno, Romawi Kuno dan modern, Irak, Timur Tengah dan banyak lagi.[58] Pemerintah Malta memperkenalkan insentif keuangan untuk pembuat film pada tahun 2005.[59] Insentif keuangan saat ini untuk produksi asing pada 2015 mencapai 25 persen dengan tambahan 2 persen. Artinya sebuah produksi bisa mendapatkan hingga 27 persen kembali dari pengeluaran mereka yang memenuhi syarat jika filmnya dikeluarkan di Malta.[60] Dalam persiapan keanggotaan Malta di Uni Eropa (Malta bergabung pada 1 Mei 2004), Malta memprivatisasi beberapa perusahaan yang dikendalikan negara dan meliberalisasi pasar. Misalnya, pemerintah mengumumkan pada 8 Januari 2007 bahwa mereka menjual 40 persen sahamnya di MaltaPost, untuk menyelesaikan proses privatisasi yang telah berlangsung selama lima tahun sebelumnya.[61] Dari tahun 2000 hingga 2010, Malta memprivatisasi telekomunikasi,[62] layanan pos, galangan kapal[63] dan Bandar Udara Internasional Malta.[64] Malta memiliki regulator keuangan, Otoritas Jasa Keuangan Malta (MFSA), dengan pola pikir pengembangan bisnis yang kuat, dan negara tersebut telah berhasil menarik bisnis permainan dan perjudian dengan memiliki regulator permainan, Otoritas Permainan Malta yang memberikan lisensi perjudian kepada operator-operator kasino terkemuka di dunia, pendaftaran pesawat dan kapal, lisensi perbankan penerbit kartu kredit, dan juga administrasi dana. Penyedia layanan untuk industri ini, termasuk bisnis fidusia dan wali amanat, adalah bagian inti dari strategi pertumbuhan pulau. Malta telah membuat kemajuan yang kuat dalam menerapkan Arahan Layanan Keuangan UE seperti UCITs IV dan segera AIFMD. Sebagai basis bagi manajer aset alternatif yang harus mematuhi arahan baru, Malta telah menarik sejumlah pemain kunci seperti IDS, Iconic Funds, Apex Fund Services, dan TMF/Customs House.[65] Malta dan Tunisia pada tahun 2006 membahas eksploitasi komersial landas kontinen antara negara mereka, terutama untuk eksplorasi minyak bumi.[66] Diskusi ini juga sedang berlangsung antara Malta dan Libya untuk pengaturan serupa.[67] Pada 2015, Malta tidak memiliki pajak properti. Pasar propertinya, terutama di sekitar area pelabuhan, sedang berkembang dengan harga apartemen di beberapa kota seperti St Julian's, Sliema dan Gzira meroket.[68] Menurut data Eurostat, PDB per kapita Malta mencapai 88 persen dari rata-rata UE pada tahun 2015 dengan €21.000.[69] Dana Pembangunan dan Sosial Nasional dari Program Investor Perorangan, program kewarganegaraan melalui investasi yang juga dikenal sebagai "skema kewarganegaraan", telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi pemerintah Malta, menambahkan 432.000.000 euro ke anggaran pada 2018. 'Skema ini ' memiliki uji tuntas yang sangat rendah dan banyak orang Rusia, Timur Tengah, dan Cina yang meragukan telah memperoleh paspor Malta, yang juga merupakan paspor Uni Eropa. Pada Juli 2020, pemerintah Partai Buruh mengakui hal ini dan telah memilih untuk menghentikannya mulai September 2020.[70] DemografiPenduduk asli Malta merupakan mayoritas penduduk pulau. Sedangkan minoritas yang terbesar adalah warga Inggris, banyak di antaranya pensiunan. Populasi Malta pada Juli 2011 diperkirakan mencapai 408.000.[71] Pada tahun 2005, 17% berusia 14 tahun ke bawah, 68% berada dalam kelompok usia 15-64 tahun, sementara 13% sisanya berusia 65 tahun ke atas. Kepadatan penduduk Malta sebesar 1.282 per km persegi (3.322/sq mi), sejauh ini merupakan yang tertinggi di Uni Eropa dan salah satu yang tertinggi di dunia. Sebagai perbandingan, kepadatan penduduk rata-rata Dunia (hanya daratan, tidak termasuk Antartika) adalah 54/km2 (140/sq mi) pada Juli 2014. Satu-satunya tahun sensus yang menunjukkan penurunan populasi adalah tahun 1967, dengan penurunan total 1,7 persen, yang disebabkan oleh sejumlah besar penduduk Malta yang beremigrasi.[72] Populasi penduduk Malta untuk tahun 2004 diperkirakan mencapai 97,0 persen dari total penduduk.[73] Semua sensus sejak 1842 telah menunjukkan sedikit kelebihan perempuan atas laki-laki. Sensus 1901 dan 1911 paling dekat dengan pencatatan neraca. Rasio perempuan terhadap laki-laki tertinggi dicapai pada tahun 1957 (1088:1000) tetapi sejak itu rasio tersebut terus menurun. Sensus 2005 menunjukkan rasio 1013:1000 perempuan dan laki-laki. Pertumbuhan penduduk telah melambat, dari +9,5 persen antara sensus 1985 dan 1995, menjadi +6,9 persen antara sensus 1995 dan 2005 (rata-rata tahunan +0,7 persen). Tingkat kelahiran mencapai 3860 (penurunan 21,8 persen dari sensus 1995) dan tingkat kematian mencapai 3025. Jadi, ada peningkatan populasi alami sebesar 835 (dibandingkan dengan +888 untuk tahun 2004, di mana lebih dari seratus di antaranya adalah penduduk asing).[74] Komposisi usia penduduk mirip dengan struktur usia yang lazim di UE. Sejak tahun 1967 telah diamati kecenderungan yang menunjukkan populasi yang menua dan diperkirakan akan berlanjut di masa mendatang. Rasio ketergantungan usia tua di Malta meningkat dari 17,2 persen pada 1995 menjadi 19,8 persen pada 2005, cukup rendah dari rata-rata 24,9 persen UE. 31,5% populasi Malta berusia di bawah 25 tahun (dibandingkan dengan 29,1% UE); tetapi kelompok usia 50-64 merupakan 20,3% dari populasi, secara signifikan lebih tinggi dari UE 17,9%. Rasio ketergantungan usia tua Malta diperkirakan akan terus meningkat secara stabil di tahun-tahun mendatang. Perundang-undangan Malta mengakui pernikahan sipil dan kanonik (gerejawi). Pembatalan oleh pengadilan gerejawi dan sipil tidak terkait dan tidak harus disetujui bersama. Malta memilih mendukung undang-undang perceraian dalam referendum yang diadakan pada 28 Mei 2011.[75] Aborsi di Malta adalah ilegal. Seseorang harus berusia 16 tahun untuk menikah.[76] Jumlah pengantin berusia di bawah 25 tahun menurun dari 1471 pada tahun 1997 menjadi 766 pada tahun 2005; sedangkan jumlah pengantin pria di bawah 25 tahun menurun dari 823 menjadi 311. Ada kecenderungan konstan bahwa perempuan lebih mungkin menikah muda daripada laki-laki. Pada tahun 2005 ada 51 pengantin wanita berusia antara 16 dan 19 tahun, dibandingkan dengan 8 pengantin pria.[74] Pada tahun 2021, populasi Kepulauan Malta mencapai 516.100.[1] Total Fertility Rate (TFR) per 2016 diperkirakan 1,45 anak lahir/perempuan, di bawah angka penggantian 2,1.[77] Pada tahun 2012, 25,8 persen kelahiran terjadi pada wanita yang belum menikah.[78] Harapan hidup pada 2018 diperkirakan mencapai 83.[79] BudayaBudaya Malta mencerminkan berbagai budaya mulai dari Fenisia ke Inggris yang telah bersentuhan dengan Kepulauan Malta selama berabad-abad. Termasuk budaya Mediterania dan budaya negara-negara yang memerintah Malta untuk jangka waktu yang lama sebelum kemerdekaannya pada tahun 1964.[80] Lihat pulaReferensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar
|