Pakta Pertahanan Atlantik Utara (bahasa Inggris: North Atlantic Treaty Organization, NATO; bahasa Prancis: Organisation du traité de l'Atlantique nord, OTAN) atau juga disebut Organisasi Pertahanan Atlantik Utara, adalah sebuah organisasi aliansi militer antar banyak negara yang terdiri dari 2 negara di Amerika Utara, 28 negara Eropa, dan 1 negara Eurasia yang bertujuan untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. NATO awalnya bertujuan untuk menekan pengaruh ideologi komunis dari Uni Soviet dan aliansinya yaitu Pakta Warsawa pada era Perang Dingin. Semboyan dari NATO yaitu "Animus in consulendo liber" yang artinya "Sebuah pikiran tak terkekang dalam pertimbangan".
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berbunyi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mempertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang
Pasal ini diberlakukan jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September2001, sebagai tindak balasan terhadap peristiwa serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya. Tetapi sejak bubarnya Pakta Warsawa dan pecahnya Uni Soviet, mereka membentuk organisasi penerus Pakta Warsawa yaitu untuk mengimbangi NATO yang bernama CSTO atau kepanjangannya yaitu Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (bahasa Inggris: Collective Security Treaty Organization) yang diikuti oleh beberapa mantan negara pecahan Uni Soviet dan beberapa mantan negara pengikut Organisasi Pakta Warsawa.[1][2]
Sejarah
Pada tanggal 4 Maret 1947, Traktat Dunkirk ditandatangani oleh Prancis dan Inggris sebagai Treaty of Alliance and Mutual Assistance dalam hal kemungkinan serangan oleh Jerman atau Uni Soviet setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1948, aliansi ini diperluas untuk mencakup negara-negara Benelux, dalam bentuk Western Union, juga disebut sebagai Organisasi Perjanjian Brussel (BTO), yang didirikan berdasarkan Perjanjian Brussel yang ditandatangani oleh Inggris, Prancis, dan anggota Benelux.[3] Pembicaraan untuk aliansi militer baru, yang juga dapat mencakup Amerika Utara, menghasilkan penandatanganan Perjanjian Atlantik Utara pada tanggal 4 April 1949 oleh negara-negara anggota Western Union ditambah Amerika Serikat, Kanada, Portugal, Italia, Norwegia, Denmark, dan Islandia.[4]
Pada tahun 1952, jabatan Sekretaris Jenderal NATO ditetapkan sebagai kepala organisasi sipil. Tahun itu juga sebagai latihan maritim NATO besar pertama, Exercise Mainbrace dan aksesi Yunani dan Turki ke organisasi tersebut.[5][6] Setelah Konferensi London dan Paris, Jerman Barat diizinkan untuk dipersenjatai kembali secara militer, ketika mereka bergabung dengan NATO pada Mei 1955, yang pada gilirannya, merupakan faktor utama dalam pembentukan Pakta Warsawa yang didominasi Uni Soviet, yang menggambarkan dua sisi yang berlawanan dari Perang Dingin.
Pada tahun 1982, Spanyol yang baru demokratis bergabung dengan aliansi ini.[7]
Revolusi 1989 di Eropa menyebabkan NATO mengevaluasi ulang tujuan strategis, sifat, tugas, dan fokusnya di benua itu. Pada Oktober 1990, Jerman Timur menjadi bagian dari Republik Federal Jerman, dan pada November 1990, aliansi tersebut menandatangani Traktat tentang Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa (CFE) di Paris dengan Uni Soviet. Traktat ini mengamanatkan pengurangan militer khusus di seluruh benua, yang berlanjut setelah runtuhnya Pakta Warsawa pada Februari 1991 dan runtuhnya Uni Soviet pada Desember di tahun yang sama, yang menyingkirkan musuh utama NATO secara de facto.[8] Hal ini menandai dimulainya penarikan personel dan peralatan militer di Eropa. Perjanjian CFE memungkinkan penandatangan untuk menghapus 52.000 buah persenjataan konvensional dalam enam belas tahun berikutnya,[9] dan memungkinkan pengeluaran militer oleh anggota NATO Eropa menurun sebesar 28% dari tahun 1990 hingga 2015.[10]
Secara politis, organisasi tersebut mencari hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur yang baru otonom, dan forum diplomatik untuk kerja sama regional antara NATO dan tetangganya didirikan selama periode pasca-Perang Dingin ini, termasuk Kemitraan untuk Perdamaian (Partnership for Peace) dan inisiatif Dialog Mediterania di 1994, Dewan Kemitraan Euro-Atlantik pada 1997, dan Dewan Gabungan Permanen NATO-Rusia pada 1998. Pada KTT Washington 1999, Hungaria, Polandia, dan Republik Ceko secara resmi bergabung dengan NATO, dan organisasi tersebut juga mengeluarkan pedoman baru untuk keanggotaan dengan NATO. "Rencana Aksi Keanggotaan" individual. Pedoman ini mengatur penambahan anggota aliansi baru: Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slowakia, dan Slovenia pada 2004, Albania dan Kroasia pada 2009, Montenegro pada 2017, Makedonia Utara pada 2020, Finlandia pada 2023, dan Swedia pada 2024.
Pasal 5 dari perjanjian Atlantik Utara mewajibkan negara-negara anggota untuk membantu negara anggota mana pun yang terkena serangan bersenjata, diterapkan untuk pertama kalinya dan satu-satunya setelah serangan 11 September,[11] setelah itu pasukan dikerahkan ke Afganistan di bawah misi ISAF yang dipimpin NATO. Organisasi tersebut telah menjalankan berbagai peran tambahan sejak saat itu, termasuk mengirim pelatih ke Irak, membantu dalam operasi kontra-pembajakan[12] dan pada tahun 2011 memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973. Pasal 4, yang hanya meminta konsultasi di antara anggota NATO, telah dipanggil lima kali setelah insiden dalam Perang Irak, Perang Saudara Suriah, dan aneksasi Krimea oleh Rusia.[13]
Hingga Juni 2022, NATO telah mengerahkan 40.000 tentara di sepanjang sisi Timur sepanjang 2.500 kilometer untuk mencegah agresi Rusia sebagai tanggapan invasi Rusia ke Ukraina 2022.
NATO saat ini beranggotakan 32 negara, 23 di antaranya adalah anggota Uni Eropa, 6 anggota G7, dan 7 anggota G20. Anggota terbarunya adalah Finlandia dan Swedia yang bergabung masing-masing pada tahun 2023 dan 2024.
Islandia adalah satu-satunya negara anggota NATO yang tidak memiliki kekuatan militer. Islandia hanya memiliki sistem penjagaan laut dan udara yang fungsinya sama seperti militer tetapi dalam skala kecil. Lembaga lain yang bertugas dalam pertahanan Islandia yaitu Komisi Keamanan Nasional dan Unit Pasukan Khusus.
^"NATO: The Man with the Oilcan – TIME". web.archive.org. 2012-01-08. Archived from the original on 2012-01-08. Diakses tanggal 2021-09-30.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Spain and NATO". countrystudies.us. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 2021-09-30.