AlkitabKristen berkisar dari 66 kitab (kanon Protestan) sampai dengan 81 kitab (kanon Tewahedo Ortodoks Ethiopia). Kelompok religius yang berbeda memasukkan kitab-kitab yang berbeda dalam kanon Alkitab mereka masing-masing, dengan urutan yang berbeda pula, dan terkadang membagi atau menyatukan kitab-kitab tertentu.
Gereja-gereja Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Kristen Asiria mungkin memiliki sedikit perbedaan dalam daftar kitab-kitab kanonik mereka. Daftar yang disajikan di bawah bagi gereja-gereja ini adalah yang paling inklusif: jika setidaknya ada satu gereja Timur menerima suatu kitab maka akan disertakan di sini.
Yudaisme Rabinik mengakui 24 kitab dari Teks Masoret, yang biasanya disebut Tanakh atau Alkitab Ibrani, sebagai otoritatif.[1] Tidak ada konsensus keilmuan mengenai kapan kanon Kitab Suci atau Alkitab Ibrani ditetapkan; beberapa akademisi berpendapat bahwa kanon tersebut ditetapkan oleh dinasti Hashmonayim,[2] sementara lainnya berpendapat bahwa tidak ada penetapan hingga abad ke-2 M atau bahkan setelahnya.[3] Teori sebelumnya yang populer adalah bahwa Torah dikanonisasi ca 200 SM, Para nabi ca 200 SM, dan Tulisan-tulisan ca 100 M,[4] mungkin pada suatu konsili hipotetis di Yamnia sebagaimana disimpulkan oleh Heinrich Graetz pada tahun 1871. Teori Konsili Yamnia semakin hari semakin banyak ditolak oleh para akademisi modern.[3][5][6][7][8]
Kalangan Protestan dan Katolik[9] menggunakan Teks Masoretik sebagai dasar tekstual untuk penerjemahan kitab-kitab protokanonika (kitab-kitab yang dipandang kanonik oleh kalangan Yahudi dan semua Kekristenan), dengan berbagai perubahan yang berasal dari aneka ragam sumber kuno lainnya (seperti Septuaginta, Vulgata, Naskah Laut Mati, dan lainnya). Septuaginta dan Vulgata, yang mana sekarang dilengkapi dengan naskah-naskah Aramaik dan Ibrani kuno, juga digunakan sebagai dasar tekstual bagi penerjemahan kitab-kitab deuterokanonika.
Gereja Ortodoks Timur menggunakan Septuaginta (diterjemahkan pada abad ke-3 SM) sebagai dasar tekstual bagi keseluruhan Perjanjian Lama, baik kitab-kitab protokanonika maupun deuterokanonika, untuk digunakan dalam keperluan liturgis dan sebagai dasar penerjemahan ke dalam bahasa setempat (vernakular).[10][11] Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama (300 dari 400) dalam Perjanjian Baru, meski sedikit banyak berbeda dengan versi yang disajikan oleh Teks Masoret, selaras dengan yang termuat dalam Septuaginta.[12]
Kitab-kitab yang dikatakan banyak ditulis selama periode 'antar perjanjian' disebut sebagai apokrifa Alkitab ("hal-hal yang tersembunyi") oleh Protestan, deuterokanon ("kanon kedua") oleh Katolik, dan deuterokanon atau anagignoskomena ("layak dibaca") oleh Ortodoks. Semua kitab ini merupakan karya-karya yang diakui oleh Gereja Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental sebagai bagian dari kitab suci (dan dengan demikian artinya lebih kepada deuterokanonika daripada apokrifa), tetapi Protestan tidak mengakuinya sebagai inspirasi ilahi. Ortodoks membedakan kitab-kitab suci dengan mengabaikan kitab-kitab ini (dan yang lainnya) dari ibadat bersama dan dari penggunaannya sebagai suatu dasar tunggal untuk penetapan doktrin.[butuh rujukan]
Banyak kalangan yang mengakui bahwa kitab-kitab tersebut bermanfaat, namun tidak setingkat dengan kitab-kitab lainnya dalam Alkitab. Kalangan Anglikan menganggap bahwa apokrifa tersebut "dibaca sebagai teladan dalam kehidupan" tetapi tidak digunakan "untuk menetapkan doktrin apa pun."[13]Martin Luther membuat sebuah pernyataan paralel dengan menyebutnya: "tidak dianggap sama dengan Kitab Suci, tetapi berguna dan baik untuk dibaca."[14]
Perbedaan dalam semua kanon tersebut berasal dari perbedaan dalam Teks Masoret dengan Septuaginta. Kitab-kitab yang ditemukan baik dalam teks Ibrani maupun Yunani tersebut diterima oleh semua denominasi Kristen, dan Yahudi; ini disebut kitab-kitab protokanonika. Katolik dan Ortodoks juga menerima kitab-kitab tersebut yang mana terdapat dalam naskah Septuaginta, suatu terjemahan Yunani kuno dari Perjanjian Lama yang tersebar luas di kalangan Yahudi zaman dahulu, dengan catatan bahwa Katolik menganggap 3 Esdras dan 3 Makabe apokrif.
Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama di Perjanjian Baru, yang mana terdapat perbedaan dalam berbagai tingkatan dari Teks Masoret, diambil dari Septuaginta. Kitab Daniel dituliskan beberapa ratus tahun setelah zaman Ezra, dan sejak saat itu beberapa kitab Septuaginta ditemukan dalam bahasa Ibrani aslinya, yakni dalam Gulungan Laut Mati, Geniza Kairo, dan di Masada; misalnya Sirakh dalam sebuah teks Ibrani (di Qumran, Masada), dan Tobit dalam sebuah teks Aramaik (di Qumran). Tambahan untuk Kitab Ester dan Daniel juga dalam bahasa Semit masing-masing kitab tersebut.
Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia menerima semua kitab deuterokanonika Katolik dan anagignoskomena Ortodoks Timur selain keempat Kitab Makabe.[17] Mereka menerima 39 kitab protokanonika beserta kitab-kitab di bawah ini, yang mana disebut "kanon yang lebih sempit".[18] Enumerasi kitab-kitab dalam Alkitab Ethiopik sangat bervariasi di antara cetakan dan otoritas yang berbeda.[19]
Tabel di bawah ini menggunakan pengejaan dan penamaan dalam edisi-edisi modern Alkitab saat ini, seperti misalnya New American Bible Revised Edition, Revised Standard Version, dan English Standard Version, untuk edisi-edisi bahasa Inggris, atau Alkitab Terjemahan BaruLAI dan Alkitab Deuterokanonika (LAI-LBI) untuk edisi-edisi bahasa Indonesia. Pengejaan dan penamaan baik dalam Perjanjian Lama Douay-Rheims 1609 (dan dalam Perjanjian Baru Douay-Rheims 1582) serta revisinya tahun 1749 oleh Uskup Challoner (DRC, edisi cetak saat ini yang digunakan banyak umat Katolik dan sebagai sumber pengejaan Katolik tradisional dalam bahasa Inggris) maupun dalam Septuaginta (LXX) berbeda dengan penamaan dan pengejaan dalam edisi-edisi modern yang berasal dari Teks Masoret Ibrani.[20]
Untuk kanon Ortodoks, judul-judul Septuaginta dituliskan dalam tanda kurung apabila berbeda dari edisi-edisi tersebut. Untuk kanon Katolik, judul-judul dari Douay-Rheims dituliskan dalam tanda kurung apabila berbeda dengan edisi-edisi tersebut. Demikian juga King James Version mereferensikan beberapa dari kitab-kitab ini dengan pengejaan tradisional ketika merujuknya dalam Perjanjian Baru, seperti "Esaias" untuk Isaiah (Yesaya).
Talmud (komentari Yahudi tentang kitab suci) dalam Baba Batra 14b menyajikan suatu urutan yang berbeda untuk kitab-kitab dalam Nevi'im dan Ketuvim. Pengurutan ini juga dikutip dalam Mishneh Torah Hilchot SeferTorah 7:15. Urutan kitab-kitab Torah/Taurat bersifat universal dalam semua denominasi agama Yahudi dan Kekristenan.
Kitab-kitab yang diperdebatkan, yang termasuk dalam suatu kanon namun tidak terdapat dalam yang lainnya, sering kali disebut apokrifa Alkitab, suatu istilah yang kadang-kadang digunakan secara khusus untuk mendeskripsikan kitab-kitab dalam kanon Ortodoks dan Katolik yang tidak ada dalam Teks Masoret Yahudi dan kebanyakan Alkitab Protestan modern.
Kalangan Katolik, mengikuti Kanon Trente (1546), mendeskripsikan kitab-kitab ini sebagai deuterokanonika, sedangkan kalangan Ortodoks Yunani, mengikuti Sinode Yerusalem (1672), menggunakan nama tradisional anagignoskomena (artinya "yang harus dibaca"). Kitab-kitab tersebut terdapat dalam versi-versi Protestan historis; Alkitab Luther berbahasa Jerman menyertakan kitab-kitab tersebut, sebagaimana juga Alkitab Raja James tahun 1611 yang berbahasa Inggris.[13]
Sel-sel yang kosong pada tabel menunjukkan bahwa suatu kitab tidak termasuk dalam kanon tersebut.
Beberapa kitab dalam kanon Ortodoks Timur juga ditemukan dalam lampiran Vulgata Latin, yang mana dahulu merupakan Kitab Suci resmi dalam Gereja Katolik Roma (sekarang menggunakan Nova Vulgata).
Pada umumnya, di antara semua denominasi Kristen, kanon Perjanjian Baru adalah suatu daftar yang telah disepakati berisikan 27 kitab. Tabel di bawah ini menunjukkan susunan yang benar dari kitab-kitab Perjanjian Baru dan seharusnya selalu menggunakan urutan demikian dalam tradisi Katolik, Ortodoks, dan Protestan.[N 1] Namun tradisi Slavia, Armenia, dan Ethiopia memiliki urutan kitab Perjanjian Baru yang berbeda.
^ abcdeEmpat kitab Perjanjian Baru dipertanyakan atau "diperdebatkan" oleh Martin Luther, dan ia mengubah urutan Perjanjian Baru yang diterjemahkannya untuk mencerminkan hal ini, namun ia tidak membuangnya, demikian juga himpunan Lutheran apa pun sejak saat itu. "Alkitab-Alkitab Luther" Jerman tradisional masih dicetak dengan urutan Perjanjian Baru dalam urutan "Alkitab Luther" yang diubah ini.
^Lihat terjemahan Rabinik dari Matius. Kebanyakan akademisi modern menganggap Injil Matius disusun dalam bahasa Yunani Koine (lihat Bahasa Perjanjian Baru). Menurut tradisi sebagaimana diungkapkan oleh Papias dari Hierapolis, yang menulis pada akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2, Injil tersebut awalnya disusun dalam "dialek Ibrani" (pada saat itu utamanya terkait Aramaik) dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (Eusebius, "Ecclesiastical History", 3.39.15-16; Epifanius dari Salamis, Panarion 30:3). Menurut Hieronimus, naskah Ibrani dari Matius masih ada saat ia menerjemahkan Vulgata: "Matius ... susunan sebuah injil Kristus yang awalnya diterbitkan di Yudea dalam bahasa Ibrani demi orang-orang bersunat yang percaya, namun kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani kendati tidak jelas siapa yang menulisnya. Teks Ibrani itu sendiri dilestarikan sampai hari ini dalam perpustakaan di Kaisarea, yang mana Pamphilus dengan giat mengumpulkannya" (St Jerome, "On Illustrious Men", Chapter 3).
^ abcdePesyita (Alkitab Siria tradisional) tidak memasukkan 2 Petrus, 2–3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu, tetapi Alkitab-Alkitab Gereja Ortodoks Siria memasukkan terjemahan-terjemahannya kelak dari kitab-kitab ini. Sampai saat ini leksionari yang digunakan oleh Gereja Ortodoks Siria menyajikan ajaran-ajaran hanya dari kedua puluh dua kitab Pesyita.
^(Inggris) Philip R. Davies in The Canon Debate, page 50: "With many other scholars, I conclude that the fixing of a canonical list was almost certainly the achievement of the Hasmonean dynasty."
^ ab(Inggris) McDonald & Sanders, The Canon Debate, 2002, page 5, cited are Neusner's Judaism and Christianity in the Age of Constantine, pages 128–145, and Midrash in Context: Exegesis in Formative Judaism, pages 1–22.
^(Inggris) McDonald & Sanders, editors, The Canon Debate, 2002, chapter 9: Jamnia Revisited by Jack P. Lewis.
^(Inggris)(Latin)"Liturgiam Authenticam". Vatican City. 7 May 2001. Diakses tanggal 18 January 2012. Canon 24. 'Furthermore, it is not permissible that the translations be produced from other translations already made into other languages; rather, the new translations must be made directly from the original texts, namely ... the Hebrew, Aramaic, or Greek, as the case may be, as regards the texts of Sacred Scripture.'Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)
^(Inggris) "Introduction". Orthodox Study Bible (edisi ke-Annotated). Nashville, TN, USA: Thomas Nelson. 2008. hlm. 1824. ISBN978-0-7180-0359-3.
^(Inggris) McLay, R. Timothy (2004). The Use of the Septuagint in New Testament Research. Wm. B. Eerdman's. hlm. 222. ISBN978-0-8028-6091-0.
^ ab39 Artikel dasar dari Anglikanisme, dalam Artikel VI, menegaskan bahwa kitab-kitab yang dalam perdebatan ini tidak digunakan "untuk menetapkan doktrin apapun", tetapi "dibaca sebagai teladan dalam hidup". Meskipun apokrifa Alkitab masih digunakan dalam Liturgi Anglikan ("Dua himne yang digunakan pada ofisi Doa Pagi dalam Buku Doa Amerika, Benedictus es dan Benedicite, diambil dari Apokrifa. Salah satu kalimat persembahan saat Komuni Suci diambil dari sebuah kitab apokrif (Tobit 4:8-9). Berbagai pelajaran dari Apokrifa ditetapkan secara teratur untuk dibacakan dalam layanan-layanan khusus, Minggu, dan harian pada Doa Pagi dan Doa Sore. Secara keseluruhan ada 111 pelajaran seperti demikian dalam Leksionari Buku Doa Amerika revisi terbaru [Kitab-kitab yang digunakan adalah: II Esdras, Tobit, Kebijaksanaan, Sirakh, Barukh, Ketiga Pemuda, dan I Makabe]." —The Apocrypha, Bridge of the TestamentsDiarsipkan 2009-02-05 di Wayback Machine.), kecenderungannya saat ini adalah tidak mencetak apokrifa Perjanjian Lama dalam edisi-edisi Alkitab yang digunakan kalangan Anglikan.
^ abcDoa Azarya, Bel, dan Susana sering kali disebut sebagai satu kitab: "Tambahan Daniel"
^Termasuk apa yang dikenal sebagai 5 Ezra (bab 1-2) dan 6 Ezra (bab 15-16); hanya bab 3-14 yang disebut sebagai 4 Ezra secara tepat dalam edisi-edisi kritikal; keseluruhan kitab berisi 16 bab tersebut sering kali dicetak sebagai satu kitab, "2 Esdras" atau "4 Esdras", dalam edisi-edisi populer. Lihat konvensi penamaan semua Kitab Ezra (dan Nehemia). Konvensi penamaan berbagai kitab deuterokanonika dan apokrifa dari Kitab Ezra/Esdras berbeda dalam setiap tradisi (Ortodoks Yunani, Ortodoks Rusia, Katolik Roma, dan Protestan). Edisi-edisi kritikal umumnya mengikuti konvensi penamaan Vulgata, di mana Ezra dan Nehemia adalah 1 dan 2 Esdras, Esdras A adalah 3 Esdras, dan Apokalipsis Ezra Latin adalah 4 Esdras (Pseudopigrafa Perjanjian Lama Charlesworth).
^Menurut beberapa enumerasi termasuk Eklesiastikus, Yudit, Tobit, 1 Esdras, 4 Ezra (selain bab 1-2 atau 15-16), Kebijaksanaan, Tambahan Daniel, Barukh, dan 1-2 Makabe.
^Kitab-kitab ini dianggap sebagai pseudopigrafa oleh kelompok Kristen lainnya: Protestan, Katolik, dan Ortodoks (Pseudopigrafa Perjanjian Lama Charlesworth, Pendahuluan).
^Umumnya karena turunan dari transliterasi nama-nama yang digunakan dalam Vulgata Latin dalam hal Katolikisme, dan dari transliterasi Septuaginta Yunani dalam hal Ortodoksi (karena berbeda dengan turunan terjemahan, bukannya transliterasi, dari judul-judul dalam bahasa Ibrani) seperti misalnya Eklesiastikus (Ecclesiasticus, DRC) bukannya Sirakh (Sirach, LXX) atau Ben Sira (Ibrani), Paralipomenon (Yunani) bukannya Tawarikh (Chronicles), Sophonias bukannya Zefanya (Zephaniah), Henoch bukannya Henokh (Enoch), dan lain-lain.
^(Inggris) Philip Schaff (editors), Church Fathers; Alexander Roberts, James Donaldson (1994). The Nicene and Post-Nicene Fathers. Series II, Volume VI: Jerome, Letters and Select Works. Hendrickson. hlm. 8000. ISBN978-1-56563-116-8.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
^Para akademisi masa kini meyakini bahwa Surat Ibrani ditulis dalam bahasa Yunani, meskipun ada kalangan minoritas yang meyakini kalau surat tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Lukas. Lihat artikel Perjanjian Baru.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan