Apokrifa Perjanjian Lama
Apokrifa Perjanjian Lama digunakan untuk menyebut sekumpulan naskah-naskah kuno yang ditemukan pada sejumlah edisi Alkitab, ditempatkan terpisah di antara bagian Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru[1] atau sebagai lampiran (appendix) setelah Perjanjian Baru.[2] Kata "apokrifa" berasal dari bahasa Yunani ἀπόκρυφος, apókruphos, yang berarti "tersembunyi". Meskipun istilah "apokrifa" telah digunakan sejak abad ke-5, barulah pada edisi Alkitab Luther tahun 1534, bagian itu diterbitkan terpisah di antara kedua bagian "Perjanjian" (intertestamental section).[3] Sampai sekarang, apokrifa Perjanjian Lama ini "dimuat dalam leksionari gereja Anglikan dan gereja Lutheran."[4] Prolog VulgataHieronimus ("Jerome") menyelesaikan versi Alkitab dalam bahasa Latin, Vulgata, pada tahun 405. Pada Abad Pertengahan, Vulgata menjadi standar versi Alkitab di dunia Barat. Alkitab ini dibagi atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; tanpa bagian Apokrifa terpisah. Namun, naskah-naskah Vulgata memuat "prolog" (kata pengantar) yang dengan jelas menyatakan kitab-kitab Perjanjian Lama yang bersifat apokrifa dan bukan kanon.[5] Dalam "prolog" Kitab Samuel dan Kitab Raja-raja, yang sering disebut Prologus Galeatus, Jerome menulis bahwa kitab-kitab ini tidak diterjemahkan sebagai apokrifa dari bahasa Ibrani; tetapi secara khusus menyebutkan bahwa kitab-kitab Wisdom, book of Jesus son of Sirach, Kitab Yudit, Kitab Tobit, dan Gembala Hermas "tidak termasuk kanon". Lihat pulaReferensi
Commentaries
Introduction and General Literature:
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Deuterocanonical books.
|