Surat-surat Paulus (bahasa Inggris: Pauline epistles, Epistles of Paul, atau Letters of Paul) adalah kumpulan sejumlah surat-surat tulisan Paulus yang kemudian menjadi kitab-kitab dalam Perjanjian Baru di AlkitabKristen. Ada tiga belas surat yang dimulai dengan nama "Paulus" (Παῦλος) pada kata pertamanya, dan dengan demikian memberikan identitas Paulus sebagai penulisnya. Di antara surat-surat ini terkandung ajaran-ajaran paling awal dalam Kekristenan, termasuk perdebatan prinsip dalam gereja mula-mula, munculnya aliran-aliran yang tidak sejalan dan, sebagai bagian dari Kanon Alkitab, semua surat ini terus menerus menjadi landasan teologiKristiani dan etika Kristen. Surat Ibrani tidak memuat nama "Paulus" sama sekali, meskipun pada zaman kuno dianggap juga merupakan tulisan Paulus, pada zaman sekarang masih diragukan apakah benar-benar tulisannya.
Urutan ini sangat konsisten dalam tradisi manuskrip, dengan sedikit sekali penyimpangan. Prinsip pengorganisasian yang jelas adalah menurunkan panjang teks Yunaninya, tetapi menyimpan empat surat Pastoral yang ditujukan kepada individu-individu di bagian akhir yang terpisah. Satu-satunya anomali adalah bahwa Galatia mendahului Efesus yang sedikit lebih panjang.[1]
Hampir semua surat-surat tersebut memuat nama Paulus sebagai penulisnya.[2] Sejumlah klasifikasi dan tradisi memasukkan Surat Ibrani, yang tidak memuat nama penulis (anonim), sebagai surat-surat Paulus, bukan surat-surat umum, tetapi siapa penulis Surat Ibrani masih diperdebatkan sejak zaman dahulu sampai sekarang, dan banyak yang meragukan bahwa penulisnya adalah Paulus.[3]
Pada versi-versi Alkitab modern, Surat Ibrani ditempatkan di akhir kelompok surat-surat Paulus sebelum surat-surat umum. Praktik tersebut dipopulerkan melalui Alkitab Vulgata abad ke-4 oleh Hieronimus, yang menyadari keraguan-keraguan lama atas kepengarangan Surat Ibrani, dan kemudian diikuti dalam banyak naskah Teks Bizantin Abad Pertengahan tanpa adanya pengecualian yang berarti.[1] Pada naskah-naskah kuno, letak Surat Ibrani sering berubah-ubah di antara surat-surat Paulus:
antara Surat Roma dan 1 Korintus (diurutkan berdasarkan panjangnya tanpa membagi surat-surat Korintus): Papirus 46 and minuskul 103, 455, 1961, 1964, 1977, 1994.
antara Surat 2 Korintus dan Galatia: minuskul 1930, 1978, dan 2248
antara Surat Galatia dan Efesus: tersirat oleh penomoran dalam B. Namun, dalam B, akhir Surat Galatia dan awal Surat Efesus terletak pada halaman yang sama (halaman 1493); demikian pula akhir Surat 2 Tesalonika dan awal Surat Ibrani terletak pada halaman yang sama (halaman 1512).[4]
Tidak semua naskah kuno Perjanjian Baru yang terlestarikan sekarang ini memuat surat-surat Paulus, karena naskah-naskah itu sendiri tidak diketemukan lengkap. Sebenarnya hanya sekitar delapan persen dari seluruh naskah Perjanjian Baru yang memuatnya. Dalam kebanyakan kasus, surat-surat Paulus digabungkan dengan Kisah Para Rasul dan Surat-surat umum. Dan sering kali ditulis dalam salinan terpisah tanpa bagian lain dari Perjanjian Baru. Berikut adalah tabel dari informasi yang ada sampai sekarang.[5]
Jumlah dan muatan surat-surat Paulus dalam naskah-naskah kuno bahasa Yunani
Sumber: Kurt Aland, Barbara Aland. The Text of the New Testament, ed. ke-2 (Grand Rapids: Eerdmans, 1989) halaman 91.
Klasifikasi agamawi
Surat-surat Paulus mempunyai ciri khas hubungan pribadi antara penulis dan penerima surat. Paulus menyapa banyak orang dengan nama dan sering dibubuhi informasi nilai persahabatan antara mereka serta rasa syukur atas budi baik yang mereka berikan kepadanya.
Surat-surat Paulus yang "hilang"
Dalam surat-surat Paulus, ada sejumlah rujukan kepada surat-surat yang tidak ada lagi sekarang.
"Surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus", yang disebut pula "Surat Paulus yang terdahulu kepada jemaat di Korintus[6] dirujuk pada 1 Korintus 5:9
"Surat Paulus yang ketiga kepada jemaat di Korintus", juga disebut "Surat yang keras" (Severe Letter) dirujuk pada 2 Korintus 2:4 dan 2 Korintus 7:8–9
"Surat terdahulu kepada jemaat di Efesus", dirujuk pada Efesus 3:3–4
^Joseph Barber Lightfoot dalam karyanya Commentary on the Epistle to the Galatians menulis: "Pada titik ini [Galatia 6:11] sang rasul mengambil alih pena dari juru tulisnya, dan menulis paragraf penutup dengan tangannya sendiri. Sejak waktu itu, ketika mulai muncul surat-surat yang dipalsukan menggunakan namanya (2 Tesalonika 2:2; 2 Tesalonika 3:17), tampaknya merupakan kebiasaannya untuk menutup surat-surat dengan beberapa kata tulisan tangannya sendiri, sebagai penangkalan upaya pemalsuan semacam itu ... Dalam hal ini ia menulis seluruh alinea, memuat ringkasan ajaran-ajaran penting surat itu dengan kalimat-kalimat yang tegas, bersemangat, dan terputus-putus. Ia juga menulisnya dengan huruf-huruf berukuran besar dan tebal (bahasa Yunani pelikois grammasin), sehingga tulisan tangannya mencerminkan energi dan kebulatan tekad jiwanya."
^"Meskipun [Surat] Ibrani hampir pasti tidak ditulis oleh Paulus, [kitab itu] merupakan bagian kumpulan Surat-surat Paulus 'sejak permulaan pembuatan naskah-naskah kuno yang ada sampai sekarang'." (Wallace, Daniel B. Hebrews: Introduction, Argument, and Outline).
^Disebut sebagai A Prior Epistle of Paul to the Corinthians[1]Diarsipkan 2012-12-25 di Wayback Machine. atau Paul’s previous Corinthian letter.[2], kemungkinan juga "Surat Ketiga kepada jemaat di Korintus".
Aland, Kurt. “The Problem of Anonymity and Pseudonymity in Christian Literature of the First Two Centuries.” Journal of Theological Studies 12 (1961): 39-49.
Carson, D.A. “Pseudonymity and Pseudepigraphy.” Dictionary of New Testament Background. Eds. Craig A. Evans and Stanley E. Porter. Downers Grove: InterVarsity, 2000. 857-64.
Cousar, Charles B. The Letters of Paul. Interpreting Biblical Texts. Nashville: Abingdon, 1996.
Deissmann, G. Adolf. Bible Studies. Trans. Alexander Grieve. 1901. Peabody: Hendrickson, 1988.
Doty, William G. Letters in Primitive Christianity. Guides to Biblical Scholarship. New Testament. Ed. Dan O. Via, Jr. Philadelphia: Fortress, 1988.
Gamble, Harry Y. “Amanuensis.” Anchor Bible Dictionary. Vol. 1. Ed. David Noel Freedman. New York: Doubleday, 1992.
Haines-Eitzen, Kim. “‘Girls Trained in Beautiful Writing’: Female Scribes in Roman Antiquity and Early Christianity.” Journal of Early Christian Studies 6.4 (1998): 629-46.
Kim, Yung Suk. A Theological Introduction to Paul's Letters. Eugene, Oregon: Cascade Books, 2011.
Longenecker, Richard N. “Ancient Amanuenses and the Pauline Epistles.” New Dimensions in New Testament Study. Eds. Richard N. Longenecker and Merrill C. Tenney. Grand Rapids: Zondervan, 1974. 281-97. idem, “On the Form, Function, and Authority of the New Testament Letters.” Scripture and Truth. Eds. D.A. Carson and John D. Woodbridge. Grand Rapids: Zondervan, 1983. 101-14.
Murphy-O’Connor, Jerome. Paul the Letter-Writer: His World, His Options, His Skills. Collegeville, MN: Liturgical, 1995.
Richards, E. Randolph. The Secretary in the Letters of Paul. Tübingen: Mohr, 1991. idem, “The Codex and the Early Collection of Paul’s Letters.” Bulletin for Bulletin Research 8 (1998): 151-66. idem, Paul and First-Century Letter Writing: Secretaries, Composition, and Collection. Downers Grove: InterVarsity, 2004.
Robson, E. Iliff. “Composition and Dictation in New Testament Books.” Journal of Theological Studies 18 (1917): 288-301.
Stowers, Stanley K. Letter Writing in Greco-Roman Antiquity. Library of Early Christianity. Vol. 8. Ed. Wayne A. Meeks. Philadelphia: Westminster, 1989.
Wall, Robert W. “Introduction to Epistolary Literature.” New Interpreter’s Bible. Vol. 10. Ed. Leander E. Keck. Nashville: Abingdon, 2002. 369-91.