Selembar folio dari 46 yang memuat 2 Korintus 11:33-12:9. Sebagaimana lembaran-lembaran lain dari naskah ini, terdapat kerusakan naskah (lacunose) di bagian bawah.
Nama
P. Chester Beatty II; Ann Arbor, Univ. of Michigan, Inv. 6238
Ukuran folio kira-kira 28x16 cm dengan kolom tulisan tunggal rata-rata 11.5 cm. Terdapat antara 26 dan 32 baris setiap halaman, meskipun lebar baris dan jumlahnya setiap halaman meningkat secara progresif. Baris-baris tulisan di bagian bawah rusak karena rapuh (lacunose): antara 1-2 baris lacunose di seperempat bagian pertama dari naskah, 2-3 baris lacunose di bagian tengah, dan sampai 7 baris lacunose di seperempat bagian terakhir.
Kodeks ini asalnya dibuat dari satu "squire", yaitu sejumlah lembaran papirus ditumpuk dan kemudian dilipat di tengah. Misalnya ada 52 lembaran papirus, maka akan terbentuk buku dengan 104 lembar folio, yang menjadi 208 halaman. Supaya rapi, maka setelah dilipat, bagian pinggir samping kitab dipotong supaya terlihat rapi, dengan demikian lembaran-lembaran di sebelah dalam akan sedikit berukuran lebih kecil lebarnya dibanding dengan lembaran-lembaran di bagian lebih luar. Dengan demikian, jurutulis harus menghitung secara cermat berapa banyak tulisan yang akan disalinnya, sebelum ia mulai menulis. Setelah melewati setengah kitab, akan sulit untuk menambahkan lembaran-lembaran baru karena akan menyebabkan munculnya halaman-halaman kosong di awal kitab. Rupanya pada p46 jurutulis menyadari bahwa ia membuat kesalahan perhitungan, bahwa tidak semua teks akan termuat dalam bagian kitab itu, sehingga setelah melewati lebih dari separuh kitab, ia mulai menambahkan lebih banyak huruf per baris, dan juga mulai menambah lebih banyak baris per halaman, dari 26 baris di bagian setengah kitab yang pertama, menjadi 28, kemudian 30 dan terakhir 32 baris per halaman.[4]
Urutan kitab
Naskah papirus ini unik karena, tidak sebagaimana lazimnya dalam Alkitab modern, menempatkan Surat Ibrani di antara Surat Roma dan Surat 1 Korintus; serta Surat Efesus di antara Surat 2 Korintus dan Surat Galatia. Salah satu alasan yang diusulkan adalah bahwa ketika jurutulis mencoba menyalin semua surat-surat Paulus dalam lembaran-lembaran yang sudah disiapkan, ia memilih untuk menyalin dahulu surat-surat yang paling besar ukurannya. Hal ini mengurangi risiko, kalau perhitungannya keliru, maka suatu surat tidak akan terpotong di tengah-tengah pada akhir seluruh kitab tersebut. Jika ia memulai dengan surat-surat pendek, maka kitab itu mungkin berakhir di tengah-tengah satu surat yang panjang, dan ini menjadi kurang bagus dilihat. Sebaliknya, kalau yang tersisa hanya surat-surat yang pendek, maka jurutulis dapat membuat squire baru yang lebih tipis untuk menjadi kitab tersendiri yang kemudian ditambahkan kepada kitab besarnya. Melihat ukuran surat-surat Paulus yang terlestarikan, dapat diketahui bahwa Surat Roma dengan 34410 karakter adalah yang terpanjang, surat-surat berikutnya menurut besarnya ukuran adalah Surat 1 Korintus (32767 karakter), Surat Ibrani (26382 karakter), Surat 2 Korintus (22280 karakter), Surat Efesus (12012 karakter), Surat Galatia (11091 karakter), Surat Filipi (8009 karakter), Surat Kolose (7897 karakter), dan Surat 1 Tesalonika (7423 karakter). Surat 1 Tesalonika hanya terlestarikan sebagian, sedangkan surat-surat lain hilang. Sebenarnya surat Ibrani lebih pendek daripada Surat 1 Korintus tetapi lebih panjang dari Surat 2 Korintus. Berhubung kedua surat Korintus lazimnya ditempatkan berurutan, maka jurutulis memutuskan untuk menyalin Surat Ibrani sebelum Surat 1 Korintus. Demikian pula Surat Efesus berukuran lebih panjang daripada Surat Galatia, maka jurutulis mengikuti urutan demikian dalam penyalinan, bukan sebagaimana urutan yang dikenal sekarang di mana Surat Galatia mendahului Surat Efesus. Demikianlah dengan surat-surat berikutnya pada p46. Jadi pembuat p46 mengatur urutan surat-surat Paulus berdasarkan ukuran panjangnya: Roma, Ibrani, 1 Korintus, 2 Korintus, Efesus, Galatia, Filipi, Kolose, dan 1 Tesalonika.[4]
Isi yang hilang
Tujuh lembar folio pertama yang hilang tidak dapat dimungkiri memuat setengah bagian pertama Surat Roma. Terdapat nomor-nomor halaman di antara halaman-halaman yang terlestarikan, sehingga diketahui ada tujuh lembaran papirus yang hilang, di mana bagian depannya, sebanyak tujuh lembar folio (14 halaman) berisi bagian awal surat Roma (sampai sebelum ayat 5:17). Namun, isi tujuh lembar folio terakhir masih belum dapat dipastikan. Diperkirakan terdapat cukup tempat untuk Surat 2 Tesalonika dan kemungkinan Surat Filemon, tetapi tidak cukup untuk surat-surat penggembalaan (kepada Timotius dan Titus). Frederic G. Kenyon menghitung bahwa Surat 2 Tesalonika membutuhkan 2 lembar, sehingga menyisakan hanya 5 lembar folio (10 halaman) untuk surat-surat sisanya — Surat 1 Timotius (kira-kira 8,25 halaman), Surat 2 Timotius (6 halaman), Surat Titus (3,5 halaman) dan Surat Filemon (1,5 halaman) — jumlah seluruhnya dibutuhkan 10 lembar (19,25 halaman).[5]
Tanda baca
Dalam bagian Surat Roma, Ibrani dan pasal-pasal terakhir 1 Korintus ditemukan coretan atau titik-titik kecil dan tebal, yang umumnya diyakini berasal dari pembaca, bukan pembuat naskah, karena tintanya selalu lebih pucat dari teksnya sendiri.[6] Rupanya untuk menandai pembagian bacaan, semacam pembagian ayat pada Alkitab modern, sebagaimana juga ditemukan pada bagian-bagian 45, sebagai bukti pembacaan di komunitas yang menggunakan kedua kodeks tersebut.
Nomina Sacra
46 menggunakan sistem nomina sacra yang ekstensif dan sudah berkembang.[1] Griffin tidak sependapat dengan Kim, sebagiannya, karena penggunaan sistem nomina sacra yang begitu ekstensif hampir tidak mungkin termuat dalam naskah dari abad ke-1. Namun, Griffin mengakui bahwa perkiraan tarikh Kim tidak dapat dibantah hanya dengan dasar ini saja, mengingat asal usul sistem nomina sacra itu sendiri belum dapat dipastikan tarikhnya.[1]
Naskah
Naskah bahasa Yunani codex ini tergolong jenis tulisan Aleksandria. Kurt Aland menempatkannya dalam Kategori I.[2]
Dalam Roma 16:15 terdapat bacaan singular Βηρεα και Αουλιαν for Ιουλιαν, Νηρεα.[7]
Dalam 1 Korintus 2:1 terbaca μυστηριον sebagaimana א, Α, C, 88, 436, ita,r, syrp, copbo. Dalam naskah-naskah lain terbaca μαρτυριον or σωτηριον.[8]
Dalam 1 Korintus 2:4 terbaca πειθοις σοφιας (plausible wisdom) for πειθοις σοφιας λογοις (plausible words of wisdom), bacaan ini hanya didukung oleh Codex Boernerianus (naskah Yunani).[8]
Dalam 1 Korintus 7:5 terbaca τη προσευχη (doa) sebagaimana 11, א*, A, B, C, D, F, G, P, Ψ, 6, 33, 81, 104, 181, 629, 630, 1739, 1877, 1881, 1962, it vg, cop, arm, eth. Dalam naskah-naskah lain terbaca τη νηστεια και τη προσευχη (puasa dan doa) τη προσευχη και νηστεια (doa dan puasa).[9][10]
Dalam 1 Korintus 12:9 terbaca εν τω πνευματι for εν τω ενι πνευματι.[11]
Dalam 1 Korintus 15:47 terdapat bacaan singular δευτερος ανθρωπος πνευματικος for δευτερος ανθρωπος (א*, B, C, D, F, G, 0243, 33, 1739, it, vg, copbo eth); atau δευτερος ανθρωπος ο κυριος (אc, A, Dc, K, P, Ψ, 81, 104, 181, 326, 330, 436, 451, 614, 629, 1241, 1739mg, 1877, 1881, 1984, 1985, 2127, 2492, 2495, Byz, Lect).[12]
Efesus 6:12 — αρχας προς τας εξουσιας ] μεθοδιας[16]
Asal usul
Asal usul papirus ini tidak diketahui, meskipun mulanya diduga ditemukan di reruntuhan suatu gereja atau biara Kristen kuno.[17][18] Setelah ditemukan di Kairo, naskah ini dibagi dua oleh pedagang barang antik. Sepuluh lembar dibeli oleh Alfred Chester Beatty pada tahun 1930; University of Michigan mendapatkan enam lembar lainnya pada tahun 1931 dan kemudian 24 lagi pada tahun 1933. Beatty membeli 46 lembar tambahan pada tahun 1935, dan koleksinya sekarang menjadi bagian dari Chester Beatty Papyri, sebelas codex materi Alkitab.
Tarikh
Sebagaimana semua naskah yang tarikh penulisannya diperkirakan hanya dengan metode paleografi (jenis tulisan kuno), tidak dapat dipastikan kapan 46 dibuat. Penyunting analisis pertama sebagian dari naskah ini, H. A. Sanders, mengusulkan tarikh di pertengahan kedua abad ke-3 M.[19] F. G. Kenyon, penyunting edisi lengkap (editio princeps), lebih condong ke pertengahan pertama abad ke-3.[20] Naskah ini sekarang diberi tarikh sekitar tahun 200.[21] Young Kyu Kim mengajukan tarikh paling dini, sekitar tahun 80.[22] Griffin mengkritik pendapat Kim,[1] menempatkan tarikh penulisan 'sangat mungkin' antara tahun 175-225, dengan 'interval keyakinan 95%' untuk waktu penulisan antara 150-250.[23]
Comfort dan Barrett[24] berpendapat bahwa 46 mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan naskah-naskah berikut:
P. Oxy. 8 (akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2),
P. Oxy. 841 (tangan kedua, lebih awal dari 125–150),
P. Oxy. 1622 (dengan yakin bertarikh sebelum tahun 148, kemungkinan pada zaman pemerintahan Hadrian (117–138), karena teks dokumentasi di sisi verso),
P. Oxy. 2337 (akhir abad ke-1),
P. Oxy. 3721 (pertengahan kedua abad ke-2),
P. Rylands III 550 (abad ke-2), dan
P. Berol. 9810 (awal abad ke-2).
Karenanya, mereka menyimpulkan tarikh sekitar pertengahan abad ke-2 M untuk 46.
^See email from Griffin added in 2005 to Griffin's 1996 paper.
^Comfort, Philip W. and Barrett, David P (2001) 'The Text of the Earliest New Testament Greek Manuscripts', Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers Incorporated, pp. 204-206.
Pustaka tambahan
Comfort, Philip W. (2001). The Text of the Earliest New Testament Greek Manuscripts. Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers. hlm. 203–354. ISBN978-0-8423-5265-9.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)