Papirus Magdalen (bahasa Inggris: "Magdalen" papyrus, Oxford papyrus) dibeli di Luxor, Mesir pada tahun 1901 oleh Reverend Charles Bousfield Huleatt (1863–1908), yang mengidentifikasi potongan bertulisan Yunani sebagai bagian dari Injil Matius (Matius 26:23, 31) dan memberikannya kepada Magdalen College, Oxford, yang kemudian dimasukkan katalog dengan kode P. Magdalen Greek 17 (Gregory-Aland 64); nama inilah yang terus dipakai. Ketika fragmen ini akhirnya dipublikasikan oleh Colin H. Roberts pada tahun 1953, dengan gambar foto, tulisan tangan ini dikarakterisasi sebagai "pendahulu awal dari yang disebut jenis tulisan 'Biblical Uncial'" yang mulai muncul di akhir abad ke-2 M. Gaya uncial ini kemudian diperkuat dengan dua naskah besar Alkitab yang dibuat kemudian, yaitu Codex Vaticanus (Graecus 1209) dan Codex Sinaiticus. Analisis perbandingan paleografi tetap menjadi kunci metode penanggalan naskah: konsensusnya sekitar tahun 200 M.
Fragmen-fragmen ini ditulis di kedua sisi, membuat para ahli mengira asalnya dari suatu codex bukannya gulungan. Potongan-potongan lainnya yang diterbitkan tahun 1956 oleh Ramon Roca-Puig, diberi kode katalog P. Barc. Inv. 1 (Gregory-Aland 67), dipastikan oleh Roca-Puig dan Roberts berasal dari codex yang sama dengan Papirus Magdalen, suatu pandangan yang menjadi konsensus sampai sekarang.
Penanggalan
64 asalnya dianggap dari abad ke-3 oleh Charles Huleatt, yang menyumbangkan naskah ini ke Magdalen College. Ahli papyrologis A. S. Hunt mempelajarinya dan memberi tanggal awal abad ke-4. Colin Roberts menganggap tanggal itu terlalu baru sehingga mempublikasikan naskah itu dengan memberi tanggal ca. tahun 200, yang dikonfirmasi oleh tiga papyrologis terkemuka lainnya: Harold Bell, T. C. Skeat dan E. G. Turner,[1] sehingga tahun ini diterima secara umum untuk 64.
Di akhir tahun 1994, muncul publikasi besar dari sebuah tulisan oleh Carsten Peter Thiede yang mengusulkan penanggalan papirus Magdalen ke pertengahan abad pertama (37 - 70 M), oleh para wartawan yang optimistik. Artikel resminya muncul dalam Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik pada tahun berikutnya. Tulisan untuk orang awam dibuat bersama Matthew d'Ancona dan diterbitkan sebagai The Jesus Papyrus, Weidenfeld & Nicolson, London, 1996. (juga diterbitkan sebagai: Eyewitness to Jesus, 1996, New York: Doubleday). Pengubahan tanggal oleh Thiede belum diterima sepenuhnya oleh para pakar Alkitab.
Philip Comfort dan David Barret dalam bukunya Text of the Earliest NT Greek Manuscripts mengusulkan tahun 150–175 untuk naskah ini, naskah 4 dan 67, yang mereka anggap dari codex yang sama.4 digunakan sebagai penambah isi untuk penjilidan sebuah “codex Filo, yang ditulis di akhir abad ke-3 dan ditemukan di sebuah pot yang bertumpuk di sebuah rumah di Coptos [tahun 250].”[2] Jika 4 adalah bagian dari codex ini, maka berarti codex tersebut ditulis kira-kira 100 tahun sebelumnya atau lebih awal lagi.[3] Comfort dan Barret juga menunjukkan bahwa 4/64/67 mempunyai kaitan dengan sejumlah papirus dari akhir abad ke-2.[4] Comfort dan Barret "cenderung menganggap penanggalan yang lebih tua bagi banyak naskah dalam volum mereka dibandingkan palaeografer yang lain."[5]
Novum Testamentum Graece, Referensi standar untuk naskah-naskah Yunani kuno, mendaftarkan 4 dan 64/67 terpisah, dengan tanggal abad ke-3 untuk naskah yang pertama, dan ca. tahun 200 untuk naskah yang kedua.[6] Charlesworth menyimpulkan 'bahwa 64+67 dan 4, meskipun ditulis oleh penulis yang sama, bukan dari codex yang sama'[7]
Charlesworth, SD (2007) T. C. Skeat, P64+67 and P4, and the Problem of Fibre Orientation in Codicological Reconstruction, New Test. Stud. Vol.53, pp. 582–604, doi:10.1017/S002868850700029X
Skeat, T. C. (1997). "The Oldest Manuscript Of The Four Gospels?". New Testament Studies. 43: 1–34. doi:10.1017/S0028688500022475.