Timotius (Yunani: Τιμόθεος; Timótheos, artinya "memuliakan Tuhan";[1]bahasa Inggris: Timothy) atau Santo Timotius adalah seorang uskupKristen abad pertama yang meninggal sekitar tahun 97 Masehi (ada yang menulis tahun 80 Masehi). Dalam bagian Perjanjian Baru di AlkitabKristen dicatat bahwa Timotius bepergian dengan Rasul Paulus, yang juga menjadi mentornya.
Keluarga dan masa muda
Timotius adalah putra dari seorang perempuan Yahudi bernama Eunike, dan ayahnya adalah seorang Yunani.[2] Sewaktu kecil ia tidak disunat (adat Yahudi), sehingga Paulus mendorongnya untuk disunat supaya dapat diterima oleh orang-orang Yahudi. Ada tradisi yang mengatakan Paulus melakukan upacara sunat itu "dengan tangannya sendiri".[3] Ia ditahbiskan[4] and kemudian pergi bersama Paulus mengabarkan Injil ke daerah Phrygia, Galatia, Mysia, Troas, Filipi, Veria, dan Korintus.
Ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois, dipuji karena kesalehan dan iman mereka,[5] yang mengindikasikan bahwa mereka telah menjadi Kristen. Timotius sendiri dipuji oleh Paulus karena pengetahuan alkitabiahnya (pada abad pertama umumnya Septuaginta) dan dikatakan telah mengenal kitab suci sejak kecil.[6] Timotius juga seorang yang taat.
Timotius menyertai Paulus dalam perjalanan mengabarkan Injil ke berbagai tempat. Ia juga menyertai Paulus sewaktu di penjara. Timotius sendiri pernah dipenjarakan paling sedikit satu kali selama masa penulisan kitab-kitab di Perjanjian Baru, yaitu dicatat di bagian akhir Surat Ibrani, Timotius dilepaskan dari penjara.
Tampaknya Timotius mempunyai masalah dalam pencernaan tubuhnya, karena itu Paulus menasihatkan di suratnya yang pertama kepada Timotius: "Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah."[9]
Menurut tradisi yang kemudian, Paulus menahbiskan Timotius menjadi uskup di Efesus pada tahun 65, di mana ia melayani selama 15 tahun. Pada tahun 97 (ketika Timotius sedang sakit parah pada usia 80 tahun), ia mencoba menghalangi prosesi penyembahan berhala dari orang-orang di sana dengan menyampaikan khotbah. Massa marah dan memukulinya, menyeretnya di jalan-jalan dan melemparinya dengan batu sampai mati. Pada abad ke-4, relikwinya dipindahkan ke Church of the Holy Apostles di Konstantinopel.
^Menurut John William McGarvey (McGarvey on Acts 16): "Yet we see him in the case before us, circumcising Timothy with his own hand, and this "on account of certain Jews who were in those quarters." "