Namanya hanya dicatat 1 kali dalam Injil Matius dan 1 kali dalam Injil Markus dalam konteks yang sama:
"Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita?" (Matius 13:55–56)
"Bukankah Ia [Yesus] ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" (Markus 6:3)
Beberapa kalangan Protestan, seperti R.V. Tasker[5] dan D. Hill,[6] umumnya menghubungan "saudara-saudara" ini dengan teks Matius 1:25 sebagai indikasi bahwa Yusuf "tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki" dan implikasinya adalah Yusuf dan Maria melakukan hubungan suami istri yang normal setelahnya. Tetapi banyak kalangan Kristen (Katolik Roma, Kristen Timur, dan beberapa Protestan) mempercayai bahwa "saudara-saudara Yesus" bukanlah anak-anak biologis Maria, yang mana merupakan bagian dari doktrin keperawanan abadi Maria. K. Beyer mengemukakan bahwa kata Yunani ἕως οὗ (sampai) setelah suatu rangkaian kata negatif biasanya sama sekali tidak memberi petunjuk mengenai apa yang terjadi setelah batas waktu yang disebutkan.[7]
"Tetapi ketika Domitian yang sama ini memerintahkan agar keturunan raja Daud harus dihukum mati, sebuah tradisi kuno menyatakan bahwa sejumlah kelompok ajaran sesat (heresi) menyampaikan tuduhan terhadap keturunan Yudas (dikatakan sebagai saudara laki-laki sang Juruselamat menurut daging), dengan alasan bahwa mereka berada dalam garis keturunan Daud dan berhubungan keluarga dengan Kristus sendiri. Hegesippus mengutarakan fakta-fakta ini dengan kata-kata demikian:
"Dari keluarga Tuhan, yang masih hidup adalah cucu-cucu Yudas, yang dikatakan sebagai saudara Tuhan menurut daging.
"Disampaikan informasi bahwa mereka termasuk ke dalam keluarga Daud, dan mereka dihadapkan kepada kaisar Domitian oleh Evocatus. Karena Domitian takut akan kedatangan Kristus, sebagaimana Herodes juga takut akan hal itu. Dan ia menanyai mereka apakah mereka keturunan Daud, dan mereka mengaku itu benar. Kemudian ia menanyai berapa jumlah tanah yang mereka miliki, atau jumlah uang yang mereka punyai. Atas kedua pertanyaan itu mereka menjawab mereka hanya mempunyai 9000 denarius, setengah dari itu dimiliki bersama oleh mereka masing-masing;
dan harta mereka tidak terdiri dari perak, melainkan sebidang tanah yang luasnya hanya 39 aker, dan dari tanah itu mereka mendapatkan uang untuk membayar pajak serta menyokong hidup mereka dengan kerja mereka sendiri."
Kemudian mereka menunjukkan tangan-tangan mereka, mempertontonkan kekasaran tubuh dan penebalan kulit di tangan karena pekerjaan berat yang terus menerus sebagai bukti pencarian nafkah mereka.
Dan ketika mereka ditanya mengenai Kristus dan kerajaan-Nya, macam apa dan dimana dan kapan akan muncul, mereka menjawab bahwa itu bukanlah kerajaan sementara maupun di bumi, melainkan di surga dan atas malaikat, yang akan muncul di akhir zaman, ketika ia akan datang dengan kemuliaan untuk menghakimi orang hidup dan mati, dan memberikan kepada setiap orang sesuai pekerjaan masing-masing.
Setelah mendengar hal itu, Domitian tidak memberikan hukuman atas mereka, melainkan, menganggap rendah mereka sebagai tidak berharga, ia melepaskan mereka, dan dengan surat perintah menghentikan penganiayaan atas Gereja.
Tetapi ketika mereka dilepaskan, mereka memimpin gereja-gereja karena mereka adalah saksi-sakti dan juga sanak saudara Tuhan. Dan dalam kedamaian, mereka hidup sampai pada zaman [kaisar] Trajan. Hal-hal ini disampaikan oleh Hegesippus.[8]
Eusebius juga menyatakan (dalam jilid III, Bab 32,5f.), bahwa mereka mati syahid di bawah kaisar Trajan.