Yusuf dari ArimateaYusuf dari Arimatea adalah seorang tokoh yang hidup pada abad pertama Masehi dan tercatat namanya pada keempat Kitab Injil dalam Alkitab Kristen di bagian Perjanjian Baru.[1] Dia adalah seorang yang kaya dan, menurut Injil Matius dan Injil Yohanes, telah menjadi murid Yesus.[2][3] Penguburan YesusYusuf Arimatea inilah yang memberanikan diri menghadap Pontius Pilatus meminta mayat Yesus yang mati tergantung di atas kayu salib, agar dapat dimakamkan.[3][4] Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, Pilatus memerintahkan untuk menyerahkan mayat itu kepada Yusuf.[5][6] Setelah mendapat izin, Yusuf pergi membeli kain lenan yang putih bersih, kemudian menurunkan mayat Yesus dari kayu salib.[7][8] Juga Nikodemus, datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus.[9] Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.[10] Yusuf dan Nikodemus mengapani mayat Yesus dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.[11] Yesus dikuburkan di tanah milik Yusuf ini, yang makamnya berupa goa dengan penutup batu besar, dengan disaksikan oleh perempuan-perempuan yang dekat dengan Yesus dan Yohanes murid Yesus yang lain.[1] Menurut catatan Yohanes sebagai saksi mata, lokasi penguburan itu dekat tempat di mana Yesus disalibkan dan tanahnya berupa suatu taman, yang di dalamnya terdapat suatu kubur baru yang belum pernah dipakai untuk memakamkan orang.[12] Injil Matius memberikan detail lain bahwa kubur milik Yusuf itu baru, dan digalinya di dalam bukit batu, dan mempunyai pintu kubur berupa sebuah batu besar yang dapat digulingkan untuk menutupnya,[13] yang ditegaskan juga dalam Injil Markus dan Injil Lukas.[7][8] Asal usulDalam Injil Markus dan Injil Lukas dicatat bahwa Yusuf adalah seorang anggota Majelis Besar (Bouleutes) yang terkemuka.[14] Dia disebut sebagai seorang yang menantikan Kerajaan Allah seperti yang dijanjikan Yesus.[4] Sebagai anggota majelis, Yusuf Arimatea tidak setuju dengan keputusan untuk menghukum Yesus,[15] namun secara sendirian tidak dapat mengubah keputusan atas Yesus.[14] Tindakannya dalam menguburkan Yesus ini dapat ditafsirkan oleh Nielsen sebagai penghormatan terakhirnya kepada Gurunya.[14] Dalam tafsir ini juga, Yusuf dianggap menjadi penutup cerita sebagai orang yang dengan rendah hati terlibat dalam peristiwa sengsara Yesus, di mana peristiwa pembukanya diperankan oleh perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.[14] ArimateaKota "Arimatea" tidak tercatat jelas dari sumber-sumber lain, selain dicatat dalam Injil Lukas (satu-satunya dari keempat Injil yang ditulis oleh orang bukan-Yahudi) sebagai "sebuah kota Yahudi".[15] Arimatea ini biasanya diidentifikasikan dengan Ramla atau Ramataim-Zofim, di mana Daud menemui Samuel, sebagaimana catatan (Kitab 1 Samuel pasal 19). Referensi
Lihat pula
|