Ketika raja Herodes Agripa I pada tahun pertama pemerintahannya (~41 M) menyuruh menahan Petrus di penjara, seorang malaikat Tuhan membawa Petrus ke luar dari penjara dengan ajaib. Petrus pertama-tama mengunjungi rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus.[2]
Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes (Markus) menyertai mereka sebagai pembantu mereka. Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos.[4] Di sana Paulus membutakan mata Elimas dan membuat Sergius Paulus, gubernur pulau Siprus, percaya akan InjilKristus.[5]
Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes (Markus) meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem.[6]
Setelah menyelesaikan perjalanan pertama, melaporkan hasilnya kepada para pemimpin jemaat di Yerusalem, dan kembali di Antiokhia, beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.[7]
Bersama Petrus
Menurut Eusebius dari Kaisarea (Eccl. Hist. 2.9.1-4), Setelah lepas dari tahanan raja Herodes Agrippa,[2] Petrus pergi ke Antiokhia dan sempat bertemu dengan Paulus di sana seperti dituliskan dalam Surat Galatia 2:11-14,[8] dan kemudian melakukan perjalanan ke Asia Kecil (sekarang Turki), mengunjungi gereja-gereja di Pontus, Galatia, Kapadokia, Provinsi (Romawi) Asia, and Bitinia, seperti yang disebutkan dalam Surat 1 Petrus 1:1.[9] Eusebius mencatat bahwa Petrus sampai di Roma pada tahun ke-2 Kaisar Claudius (yaitu tahun 42 M).[10] Saat itu Markus mendampingi Petrus dalam perjalanan sebagai penterjemah. Pekerjaan Petrus sangat berhasil di sana sehingga penduduk menghormatinya dengan membuat patungnya. Atas permintaan jemaat, Markus menuliskan khotbah-khotbah Petrus yang menjadi Injil menurut Markus[11]
Dalam Injil Markus terdapat suatu bagian yang unik, yang dianggap sebagai kesaksian pribadi Markus pada malam tatkala Yesus ditangkap:
14:51Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, 14:52tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.[12]
Di bagian akhir Surat Petrus yang Pertama tertera: "Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku."[13]
Di Aleksandria
Pada tahun ke-3 pemerintahan Claudius (43 M), Markus berangkat ke Aleksandria.[14] dan mendirikan gereja Aleksandria, yang sekarang menjadi gereja Ortodoks Koptik. Bagian-bagian liturgi Koptik dapat ditelusuri kembali ke Santo Markus sendiri. Dia menjadi uskup pertama di Aleksandria (diberi gelar Paus Markus I dari Aleksandria) dan dihormati sebagai pendiri kekristenan di Afrika.[15]
Menurut Eusebius (Eccl. Hist. 2.24.1), Markus digantikan oleh Anianus sebagai uskup di Aleksandria pada tahun ke-8 kaisar Nero (62/63 M), bukan karena mati, melainkan karena pindah. Tradisi Koptik menyatakan Markus kemudian mati syahid pada tahun 68.[16]
Dengan Paulus di Roma
Diduga dalam periode antara tahun 62-68 Markus berangkat ke Roma. Di sana rupanya dia bertemu Paulus, berbaikan serta menemani Paulus di penjara, sebagaimana ditulis Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose: "Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas--tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu--"[17] dan dalam suratnya kepada Filemon: "dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku."[18][19]
Dalam surat terakhirnya kepada Timotius, Paulus yang menghadapi hari-hari terakhir sebelum dihukum mati, ditinggal sendiri bersama Lukas, karena teman-teman lain pergi melayani ke tempat lain atau meninggalkan pekerjaan Tuhan, sehingga dia meminta kepada Timotius (kemungkinan saat itu di Efesus): "Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku."[20] Tidak diketahui apakah Markus dan Timotius sempat bertemu dengan Paulus sebelum matinya.
^Senior, Donald P. (1998), "Mark", dalam Ferguson, Everett, Encyclopedia of Early Christianity (edisi ke-2nd), New York and London: Garland Publishing, Inc., hlm. 720, ISBN0-8153-3319-6