Galio (Lucius Junius Gallio Annaeanus atau Junius Annaeus Gallio, aslinya Lucius Annaeus Novatus), anak ahli retorik Seneca yang Tua dan abang Seneca Muda, lahir di Córdoba (Cordova), Spanyol sekitar awal abad pertama Masehi. Dia diangkat anak oleh Lucius Junius Gallio, seorang ahli retorik yang terkenal juga, darinya dia mengambil nama "Junius Gallio".
Riwayat
Adik laki-lakinya, Seneca Muda, mendedikasikan karya-karyanya De Ira dan De Vita Beata kepada Galio, sambil mengatakan mengenai pesona disposisinya, yang juga disinggung oleh penyair Statius (Silvae, ii.7, 32). Mungkin sekali Galio diasingkan ke Korsika bersama Seneca, dan keduanya kembali ke Roma ketika Agrippina, istri keempat Kaisar Claudius, memilih Seneca untuk menjadi tutor bagi putranya Nero. Pada akhir pemerintahan Claudius, Gallio diangkap menjadi prokonsul untuk provinsi (Romawi) senatorial, Akhaya, yang baru dibentuk, namun terpaksa meletakkan jabatan dalm waktu singkat, karena kesehatan yang memburuk. Claudius menyebutnya sebagai "sahabatku dan dan prokonsul" pada Inskripsi Delphi yang dibuat pada sekitar tahun 52 M.
Galio menjadi "suffect consul" pada pertengahan tahun 50-an[1] dan Cassius Dio mencatat bahwa ia memperkenalkan penampilan-penampilan Nero.[2] Tidak lama setelah kematian saudaranya, Seneca, Galio (menurut Tacitus, Ann. 15.73) diserang di Senat oleh Salienus Clemens, yang menuduhnya sebagai seorang "pembunuh ayah sendiri dan musuh publik", meskipun Senat dengan suara bulat meminta Salienus agar tidak mengambil keuntungan "dari kemalangan publik untuk memuaskan permusuhan pribadi".[3] Ia selamat dari serangan ini tidak terlalu lama. Ketika adik laki-lakinya yang kedua, Annaeus Mela, bunuh diri dengan memotong nadi-nadinya setelah dituduh terlibat dalam suatu persekongkolan (Tacitus, Ann. 16.17), Galio tampaknya juga bunuh diri, mungkin karena diperintahkan oleh Nero.[4]
Gubernur Akhaya
Sesaat setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan di kota Korintus. Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat." Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian." Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.[5]
Masa jabatan Galio dapat ditetapkan secara akurat antara tahun 51-52 M[6] sehingga peristiwa di Kisah Para Rasul 18 dapat ditetapkan di periode ini, sebagai waktu yang paling akurat dalam sejarah hidup Paulus.[7]
Para prokonsul biasanya mulai menjabat pada tanggal 1 Juli, sehingga Galio diyakini menjabat prokonsul di Akhaya mulai tanggal 1 Juli 51. Menurut catatan Romawi, Galio hanya menjabat sebagai prokonsul di Akhaya dalam waktu singkat, dari tanggal 1 Juli 51 sampai 1 Juli 52, diakhiri oleh serangan penyakit malaria (Seneca Ep. mor. 104.1). Dengan demikian Paulus berada di Korintus sejak musim gugur tahun 50 sampai musim semi tahun 52. Selanjutnya, pelayanan Paulus di Efesus (yaitu setelah berangkat dari Korintus, Paulus cepat-cepat pergi mengunjungi Antiokhia dan kemudian ke Efesus) berlangsung dari musim gugur tahun 52 sampai pertengahan tahun 55.[8]
^"L. Junius Annaeus Gallio, was suffect consul in the mid-50s AD, perhaps in 54." Robert C. Knapp, Roman Córdoba (University of California Press, 1992) ISBN 978-0-520-09676-9 p.42. "L. Junius Gallio did hold consulship in 55 or 56". Anthony Barrett, Agrippina: Sex, Power and Politics in the Early Empire (Routledge, 1999) ISBN 978-0-415-20867-3 p.280. "Gallio reached the consulship, probably in 55". Miriam T. Griffin, Nero: The End of a Dynasty (Routledge, 1987) ISBN 0-415-21464-5 p.78. E. Mary Smallwood, "Consules Suffecti of A.D. 55", in Historia: Zeitschrift für Alte Geschichte, Bd. 17, H. 3 (Jul., 1968), p. 384. Lihat pula Wikipedia: Daftar Konsul Romawi dan Daftar pemimpin negara bagian pada tahun 56.
^Miriam T. Griffin, Nero: The End of a Dynasty (Routledge, 1987) ISBN 0-415-21464-5 p.45, relying on Dio 61.20, 2-3.
^Vasily Rudich, Political Dissidence Under Nero: The Price of Dissimulation (Routledge, 1993) ISBN 978-0-415-06951-9 p.117. And Steven Rutledge, Imperial Inquisitions: Prosecutors and Informants from Tiberius to Domitian (Routledge, 2001) ISBN 978-0-415-23700-0 p.169.
^Vasily Rudich, Political Dissidence Under Nero: The Price of Dissimulation (Routledge, 1993) ISBN 978-0-415-06951-9 p.117.
^Bruce, F. F. 1986 Paul the Apostle. Pp. 696-720 in The International Standard Bible Encyclopedia, vol. 3, edited by Geoffrey W. Bromiley. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company. Halaman 709.
An interesting reconstruction is given by Anatole France in Sur la pierre blanche.
F. L. Lucas's story “The Hydra (A.D. 53)” in The Woman Clothed with the Sun, and other stories (Cassell, London, 1937; Simon & Schuster, N.Y., 1938) focuses on Gallio at the time of Paul's trial. "A Greek trader, a chance acquaintance of Judas Iscariot, comes to tell the Roman Governor of Corinth 'the real truth about this religious quarrel among the Jews', but is dissuaded by the tolerant old man from taking risks for Truth" (Time and Tide, August 14, 1937).