Penguburan atau PemakamanYesusKristus terjadi segera setelah kematian-Nya akibat tergantung di atas salib selama lebih dari 6 jam. Waktu kematian diperkirakan antara pukul 3 dan 6 sore, sebelum matahari terbenam, pada tanggal 14 Nisan (14 Abib; dalam bulan April) sekitar tahun 30-33 M. Sesuai catatan kitab-kitab Injil dalam Perjanjian BaruAlkitabKristen, Yesus ditempatkan dalam kubur baru milik Yusuf dari Arimatea.
Ke-empat Injil mencatat bahwa menjelang malam, sebelum matahari terbenam, Yusuf dari Arimatea mengambil inisiatif meminta Gubernur Pontius Pilatus untuk menyerahkan mayat Yesus kepadanya supaya dikuburkan. Yusuf ini dikenal sebagai orang kaya,[1] berasal dari kota Arimatea (diduga Ramataim-Zofim, 7-8 kilometer sebelah barat laut Yerusalem), seorang anggota Majelis Besar (Sanhedrin) yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah,[2] seorang yang baik lagi benar, yang tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis untuk menghukum matiYesus,[3] sebenarnya sudah menjadi murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi.[4]
Pemberian izin mengambil mayat
Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf.[5]
Pengapanan mayat
Setelah mendapat izin dari Pilatus, Yusuf pergi memberi kain lenan yang putih bersih, kemudian menurunkan mayat Yesus dari kayu salib.[6] Juga Nikodemus, datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus.[7] Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.[8] Yusuf dan Nikodemus mengapani mayat Yesus dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.[9]
Peletakan dalam kubur
Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Injil Matius mencatat bahwa kubur itu milik Yusuf sendiri, yang digalinya di dalam bukit batu.[10] Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.[11]Injil Markus dan Matius mencatat bahwa kemudian digulingkan sebuah batu ke pintu kubur itu.[6]Injil Matius menambahkan bahwa batu itu berukuran besar,[10] sehingga, menurut Injil Markus, perempuan-perempuan yang berencana untuk mengunjungi kubur itu pada hari lain berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"[12]
Perempuan-perempuan murid Yesus
Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai, maka setelah pintu kubur ditutup, orang-orang segera pergi untuk mengikuti aturan hukum Sabat, yaitu tidak boleh bekerja lagi atau berjalan jauh, dan terutama mereka juga mempersiapkan diri makan malam untuk merayakan Paskah Yahudi. Orang-orang Yahudi menghitung hari yang baru sejak terbenamnya matahari.
Maria Magdalena dan Maria yang lain (Injil Markus mencatat sebagai Maria ibu Yoses[13]) ikut serta dengan rombongan pengubur. Mereka ini adalah perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea.[14] Mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan, kemudian masih tinggal di situ duduk di depan kubur itu, ketika yang lain sudah pergi.[15]
Pemeteraian dan penjagaan kubur
Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah 3 hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ke-3; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yang pertama."[16] Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.[17]
Penyediaan rempah-rempah
Setelah lewat hari Sabat Agung (hari Paskah Yahudi), Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah dan minyak mur untuk nantinya dibawa pergi ke kubur guna meminyaki Yesus.[18] Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat[19] Lalu menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain (menurut Markus, Maria ibu Yakobus), menengok kubur itu.[20] Yohanes mencatat bahwa Maria Magdalena dan para perempuan itu berangkat ketika hari masih gelap,[21] sedangkan menurut Markus, mereka tiba di kubur setelah (=menjelang) matahari terbit.[22]
Rasul Paulus mengikutsertakan penguburan dalam pernyataan imannya yang ditulisnya dalam surat Korintus: "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci".[23] Ini merupakan pengakuan iman yang mula-mula.[24]
Dalam Pengakuan Iman Rasuli, disebutkan bahwa Yesus "wafat dan dimakamkan" (versi Katolik Roma) atau "mati dan dikuburkan" (versi Protestan).
Katekismus Heidelberg memuat pertanyaan "Mengapa Dia dikuburkan?" dan jawaban "Supaya dengan demikian ditegaskan bahwa Dia telah benar-benar mati."[25]
Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa "Keadaan Kristus yang mati ini adalah misteri pemakaman dan turun ke dalam kerajaan maut. Itulah misteri Sabtu Agung, di mana Kristus diletakkan dalam makam masuk dalam istirahat Sabat Allah yang besar, setelah Ia menghasilkan keselamatan manusia dan mendamaikan semesta alam " dan "Tinggalnya Kristus dalam makam merupakan hubungan nyata antara keadaan Kristus yang dapat menderita sebelum Paskah dan keadaan-Nya yang sekarang yang dimuliakan sebagai Yang telah bangkit"[26]
Kain lenan yang digunakan untuk mengapani Yesus, oleh sebagian orang diduga sama dengan kain kafan kuno yang sekarang disimpan di kota Torino, Italia, yang disebut Kain Kafan dari Torino. Kain itu memiliki gambaran seorang pria yang tampak telah disiksa secara fisik yang konsisten dengan siksaan penyaliban.
Kain lain yang digunakan untuk menutup muka (disebut kain peluh di Injil Yohanes[30]) diduga adalah kain yang sekarang disebut Sudarium dari Oviedo (sudarium, bahasa Latin untuk "kain peluh"). Ada bercak darah di kain ini, tetapi tidak ada gambar wajah.
Pengaruh Budaya
Penguburan Yesus menjadi subyek seni populer di Eropa Barat yang berkembang pada abad ke-10. Sejak zaman Renaissance, digabungkan dengan ratapan Kristus.[31]
Karya-karya seni terkenal
The Entombment oleh Michelangelo
The Deposition oleh Raphael
The Entombment oleh Bouts
The Entombment of Christ oleh Caravaggio
Musik/Lagu
Lagu rohani Were you there? mempunyai baris yang mengatakan "Were you there when they laid Him in the tomb?"[32]
Lagu Natal We Three Kings mempunyai bait yang mengatakan:
Myrrh is mine, its bitter perfume
Breathes a life of gathering gloom;
Sorrowing, sighing, bleeding, dying,
Sealed in the stone cold tomb.
John Wilbur Chapman menggubah himne "One Day" yang menyinggung mengenai penguburan Kristus dengan kata-kata "Buried, He carried my sins far away."[33]