Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik (bahasa Latin: Catechismus Catholicae Ecclesiae), atau biasa disingkat KGK, adalah katekismus yang dipergunakan dalam Gereja Katolik; penggunaannya diresmikan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1992.[2] Penerbitan KGK merupakan salah satu praktik kewenangan mengajar dari Magisterium Gereja Katolik, dan karenanya berlaku bagi semua umat Katolik di seluruh dunia. Khazanah iman (bahasa Latin: depositum fidei), yaitu Tradisi Suci dan Kitab Suci, ditafsirkan secara terperinci oleh Magisterium di dalam publikasi ini.[3][4] Secara umum, KGK merupakan ringkasan keyakinan umat Katolik dalam bentuk buku. KGK berupa terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia, dan saat ini sudah sampai pada cetakan ke-3 (2007).[5] Sejarah penerbitanKeputusan untuk menerbitkan sebuah katekismus diambil saat Sidang Umum Luar Biasa II Sinode Para Uskup yang dihimpun oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Januari 1985 dalam rangka peringatan 20 tahun penutupan Konsili Vatikan II; dan pada tahun 1986 dibentuk suatu komisi yang terdiri dari 12 uskup dan kardinal yang bertanggung jawab atas proyek ini.[6] Komisi tersebut dibantu oleh suatu komite yang terdiri dari 7 uskup diosesan, para ahli dalam bidang teologi dan katekese.[6] Naskah yang dihasilkan disetujui oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Juni 1992, dan dimaklumkan olehnya dalam peringatan 30 tahun pembukaan Konsili Vatikan II pada tanggal 11 Oktober 1992, melalui konstitusi apostolik Fidei depositum.[6] Georges Cottier, Teolog Rumah Tangga Kepausan yang kelak menjadi Kardinal-Diakon Santi Domenico e Sisto, gereja universitas dari Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas,[7][8] memiliki peranan dalam penyusunan katekismus ini.[note 1] Katekismus Gereja Katolik diterbitkan dalam bahasa Prancis pada tahun 1992.[9] Kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lainnya. Di Amerika Serikat, terjemahan bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 1994 dan sebelum perilisannya telah dipesan lebih dari 250.000 eksemplar,[10] dengan satu catatan bahwa publikasi ini "tunduk pada revisi menurut edisi tipikal (editio typica) bilamana diterbitkan".[11] Pada tanggal 15 Agustus 1997, bertepatan dengan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, Paus Yohanes Paulus II memaklumkan edisi tipikal Latin dengan Surat Apostolik Laetamur Magnopere.[12] Teks Latin tersebut, yang menjadi teks referensi resmi (editio typica),[13] mengubah sejumlah bagian dalam isi teks Prancis provisional.[14] Salah satu perubahannya adalah disertakannya posisi Gereja Katolik mengenai hukuman mati yang dibela oleh Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik Evangelium Vitae tahun 1995.[15] Konsekuensinya, terjemahan-terjemahan sebelumnya dari bahasa Prancis ke dalam bahasa-bahasa lain (termasuk bahasa Inggris) harus diubah dan diterbitkan ulang sebagai "edisi-edisi kedua".[note 2] Nilai doktrinPaus Yohanes Paulus II, dalam konstitusi apostolik Fidei depositum, menyatakan bahwa Katekismus Gereja Katolik adalah "suatu instrumen yang sah dan valid untuk persekutuan gerejani serta suatu norma yang pasti untuk pengajaran iman. Ia juga menekankan bahwa katekismus ini "tidak dimaksudkan untuk menggantikan katekismus-katekismus lokal yang disetujui dengan benar oleh otoritas gerejawi, para Uskup diosesan dan Konferensi Uskup".[6] IsiKatekismus didefinisikan sebagai "sebuah buku yang menjelaskan keyakinan agama Kristen dengan menggunakan daftar pertanyaan dan jawaban".[16] Dokumen-dokumen pengajaran agama telah ditulis sejak awal mula Kekristenan dan katekismus umumnya merupakan gabungan dokumen-dokumen yang lebih kecil ini ke dalam satu kompilasi besar yang berisi doktrin dan ajaran Gereja.[17] KGK sendiri bukan merupakan dokumen dengan format pertanyaan dan jawaban. Sebaliknya, KGK adalah suatu sumber yang mendasari katekismus-katekismus semacam itu (misalnya Youcat dan United States Catholic Catechism for Adults) dan pemaparan ajaran Katolik yang lain, sehingga disebut sebagai sebuah "katekismus utama". Sebagaimana dinyatakan dalam konstitusi apostolik Fidei depositum, yang melaluinya diperintahkan publikasi KGK, karenanya KGK menjadi "suatu teks referensi yang pasti dan dapat dipercaya untuk pengajaran doktrin Katolik dan terutama untuk persiapan katekismus-katekismus lokal."[18] Katekismus Gereja Katolik tersusun dalam 4 bagian pokok.[19][20] Skema ini sering disebut "Empat Pilar" dari Iman. Isinya banyak sekali mengandung catatan kaki dengan referensi-referensi yang berupa sumber-sumber ajaran, khususnya Kitab Suci, para Bapa Gereja, berbagai Konsili Ekumenis,[21] dan pernyataan-pernyataan berwibawa lainnya, terutama yang dikeluarkan oleh para paus di zaman modern. Bagian tentang Kitab Suci di dalam KGK memulihkan tradisi Patristik "eksegesis rohani" sebagaimana yang dikembangkan lebih lanjut melalui doktrin skolastik "empat arti" (four senses).[22] Kembalinya ke eksegesis atau tafsir rohani ini didasarkan pada Dei verbum, konsitusi dogmatis yang dikeluarkan Konsili Vatikan II pada 1965, yang mengajarkan bahwa Kitab Suci semestinya "dibaca dan ditafsirkan dalam terang Roh yang sama dengan yang membuatnya dituliskan".[23] KGK meneguhkan Dei verbum dengan menyebutkan bahwa penafsiran rohani yang diperlukan seharusnya dicari melalui keempat arti dari Kitab Suci,[24][25][26] yang mencakup arti harfiah dan ketiga arti rohani (alegoris, moril, dan anagogis). Arti harfiah berkaitan dengan arti kata-kata itu sendiri, termasuk makna figuratif.[27] Arti-arti rohani berkaitan dengan arti penting dari hal-hal yang ditunjukkan oleh kata-kata tersebut (tokoh, tempat, objek, ataupun peristiwa). Dari ketiga arti rohani, arti alegoris bersifat mendasar. Arti alegoris menghubungkan berbagai tokoh, peristiwa, dan institusi dari perjanjian (kovenan) sebelumnya dengan Kovenan Baru. Dengan didasari arti alegoris, arti moril menyajikan ajaran-ajaran sehubungan dengan tindakan, dan arti anagogis mengacu pada tujuan akhir manusia.[28] Pengajaran KGK seputar Kitab Suci mendorong pencarian akan teologi kovenantal, satu pendekatan yang menggunakan keempat arti tersebut untuk menyusun sejarah penyelamatan melalui kovenan-kovenan biblis.[29][30] Pengakuan ImanBagian pertama (KGK 26-1065) menegaskan bahwa siapapun yang bergabung dalam Kristus, melalui iman dan Pembaptisan, harus mengakui iman pembaptisannya di hadapan sesamanya. Oleh sebab itu KGK pertama-tama berbicara mengenai wahyu, yang olehnya Allah berpaling kepada manusia dan memberikan Diri-Nya kepadanya, dan iman untuk menanggapi-Nya. Pengakuan iman ini merangkum semua anugerah yang diberikan Allah — kepada manusia — sebagai Pemrakarsa dari segala yang baik, sebagai Penebus, dan sebagai Pengudus. Pengakuan tersebut tersusun dalam 3 pokok utama iman pembaptisan kepada Allah yang esa: Bapa yang mahakuasa, Sang Pencipta; Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan dan Juru selamat manusia; dan Roh Kudus, Sang Pengudus, dalam Gereja Kudus. Perayaan Misteri KristenBagian kedua (KGK 1066-1690) menjelaskan bagaimana keselamatan dari Allah, yang dilakukan satu kali untuk selamanya melalui Yesus Kristus dan Roh Kudus, dihadirkan dalam kegiatan-kegiatan suci melalui liturgi Gereja—khususnya dalam "sakramen-sakramen iman" (7 sakramen). Kehidupan dalam KristusBagian ketiga (KGK 1691-2557) membahas tujuan akhir manusia — yang diciptakan menurut citra Allah — yaitu kebahagiaan dan cara-cara mencapainya melalui perilaku yang tepat seturut kehendak bebas setiap manusia, dengan bantuan rahmat dan hukum Allah. Perilaku yang tepat dalam kehidupan iman seseorang haruslah juga memenuhi hukum ganda cinta kasih (yaitu kasih kepada Allah dan kepada sesamanya), sebagaimana ditentukan dalam Sepuluh Perintah Allah. Doa KristenBagian keempat (KGK 2558-2865) berbicara mengenai arti dan pentingnya doa dalam kehidupan orang beriman. Bagian ini ditutup dengan membahas 7 permohonan dalam doa Bapa Kami, dimana seseorang dapat menemukan semua hal-hal baik yang harus menjadi harapan seseorang —yang mana ingin dianugerahkan Bapa surgawi kepadanya. KomentarPada tahun 1992, Kardinal Joseph Ratzinger (kelak Paus Benediktus XVI) mengatakan:
Ulf Ekman, mantan pastor Karismatik dan pendiri megachurch Livets Ord, mengatakan bahwa Katekismus Gereja Katolik adalah "buku terbaik yang pernah ia baca".[32] Karya turunanTerdapat harapan bahwa katekismus universal ini dapat berfungsi sebagai suatu sumber dan model bagi disusunnya katekismus-katekismus nasional yang bersifat inkulturatif. Di Amerika Serikat, sebagai contoh, Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) menerbitkan United States Catholic Catechism for Adults yang secara resmi menggantikan versi sebelumnya, Baltimore Catechism , meskipun katekismus pendahulu ini telah jarang digunakan selama hampir empat puluh tahun sebelumnya. Kompendium Katekismus Gereja Katolik diterbitkan pada tahun 2005; edisi pertama dalam bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 2006 dan dalam bahasa Indonesia pada tahun 2009. Karya ini merupakan suatu versi yang lebih ringkas dan dialogis dari KGK. Selain menyediakan teks KGK dalam sembilan bahasa, situs web Vatikan juga menyajikan teks Kompendium dalam setidaknya empat belas bahasa, termasuk bahasa Indonesia.[21] Youcat , sebuah katekismus untuk kaum muda, disusun berdasarkan KGK dan Kompendium, diterbitkan pertama kali dalam bahasa Jerman pada bulan Maret 2011. Pada bulan April 2011, Vatikan mengakui bahwa beberapa terjemahan Youcat mengandung kesalahan dalam hal ajaran Gereja mengenai status agama-agama lain, kontrasepsi, dan eutanasia, karena kesalahan sederhana ataupun terjemahan yang buruk.[33] Hingga saat ini Youcat telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Lihat pula
Catatan
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Catechisms.
Teks KGK
Ulasan seputar KGK
Teks Kompendium
Templat:Paus Yohanes Paulus II Templat:Misa Katolik Templat:Karya kaum muda Katolik |