Mara bar Serapion (harfiah: 'putra dari Serapion') adalah seorang filsuf Stoik dari wilayah Provinsi Romawi Siria. Ia menulis sebuah surat dalam bahasa Suryani kepada putranya, yang juga bernama Serapion.[1][2] Surat tersebut diperkirakan ditulis setelah tahun 73 M namun sebelum abad ke-3, dan kebanyakan peneliti berpendapat tidak lama setelah tahun 73 M atau masih pada abad pertama.[3] Surat tersebut merupakan rujukan paling awal dari seorang non-Kristen ihwal penyaliban Yesus.[1][4]
Di dalam suratnya Mara bar Serapion menyebutkan perlakuan tidak adil atas "tiga orang bijak", yakni hukuman mati atas Sokrates, pembakaran Pitagoras, dan eksekusi kaum Yahudi atas "raja bijak" di kalangan mereka.[1][2]
Pasal dan konteksnya
Keuntungan apakah yang diperoleh orang-orang Atena ketika mereka membunuh Sokrates? Kelaparan dan penyakit pes menimpa mereka sebagai hukuman karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang di Sames ketika mereka membakar Pitagoras? Dalam waktu sesaat negeri mereka tertutup pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang Yahudi ketika menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Tidak lama setelah peristiwa itu kerajaan mereka dibinasakan. Secara adil Allah membalas dendam atas kematian tiga orang bijaksana ini: orang Atena mati kelaparan; Orang Sames dibanjiri air laut; orang Yahudi mengalami kehancuran dan dihalaukan dari negeri mereka, serta hidup tersebar di seluruh dunia. Namun, Sokrates tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran Plato. Pitagoras tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam patung Hera. Demikian pula Raja yang bijaksana itu tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran yang telah disampaikan-Nya.[3]
^ abcThe Cradle, the Cross, and the Crown: An Introduction to the New Testament by Andreas J. Köstenberger, L. Scott Kellum 2009 ISBN978-0-8054-4365-3 page 110
^ abEvidence of Greek Philosophical Concepts in the Writings of Ephrem the Syrian by Ute Possekel 1999 ISBN90-429-0759-2 pages 29-30