Berisi pengajaran mengenai bagaimana menghadapi pengajar sesat dan melatih diri menjadi pelayan Allah yang baik.
Struktur
Pembagian isi pasal:
1 Timotius 4:1–5 = Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat
1 Timotius 4:6–16 = Nasihat-nasihat untuk menjadi pelayan Allah yang baik
Ayat 12
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.[5]
Ini merupakan salah satu syarat yang paling penting untuk seorang pemimpin gereja. Kata Yunani yang diterjemahkan "teladan" adalah tupos (atau typos; bahasa Inggris: type) yang berarti "model", "gambar", "ideal" atau "pola". Seorang gembala sidang, terutama, harus menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, dan ketekunan dalam kesalehan. Jabatan penilik hanya boleh diisi oleh mereka yang dari halnya gereja dapat mengatakan, "Orang ini telah menjalankan hidup saleh yang layak dicontoh".[6]
Ayat 16
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.[7]
Menjalankan kehidupan yang kudus (1 Timotius 4:12), tetap peka terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus (1 Timotius 4:14), mengajarkan ajaran yang benar (1 Timotius 4:13,15–16), memelihara iman (1 Timotius 6:20; 2 Timotius 1:13–14) dan memperhatikan kehidupan rohani pribadi (1 Timotius 4:16) adalah lebih dari sekadar tanggung jawab pelayanan bagi Timotius. Semuanya ini penting bagi keselamatannya sendiri (yang sekarang dan yang kemudian) dan bagi mereka yang dilayani olehnya (bandingkan 2 Timotius 3:13–15).[6]
Referensi
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.