Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Alkitab Terjemahan Baru (disingkat TB) adalah sebuah versi terjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang diselesaikan pada tahun 1974. Alkitab oikumenis ini masih digunakan secara luas oleh hingga saat ini oleh umat Kristen di Indonesia, baik oleh umat Protestan maupun Katolik. Khusus bagi Gereja Katolik, versi Alkitab yang digunakan dalam bentuk Alkitab Deuterokanonika (disingkat TB Deut.).
Pada awal tahun 2023, LAI mengeluarkan Alkitab TB edisi kedua sebagai bentuk penyempurnaan penerjemahan dari edisi tahun 1970-an tersebut.
Panitia penerjemah Alkitab LAI yang dibentuk untuk menyusun Alkitab berbahasa Indonesia yang dapat digunakan secara ekumenis oleh Gereja-Gereja di Indonesia tersebut terdiri dari tenaga-tenaga ahli berasal dari Belanda, Swiss, dan Indonesia (dari suku Tapanuli, Jawa, Minahasa, dan Timor). Turut membantu dalam proyek penerjemahan ini antara lain adalah J.W. Saragih dan P.S. Naipospos.[1]
Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahap mulai tahun 1959, yang awalnya diterbitkan dalam bentuk kumpulan beberapa kitab dalam ukuran saku.[1] Pada tahun 1967, Cletus Groenen (seorang tokoh besar dalam dunia teologi dan biblika Kristen, terutama Katolik) mengusulkan kepada Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI; sekarang bernama Konferensi Waligereja Indonesia atau KWI), agar Gereja Katolik di Indonesia turut serta dalam penerjemahan Alkitab yang sedang ditangani oleh LAI. Pada tahun 1968, MAWI menerima usul itu. Selanjutnya pada tahun 1969, LAI menerima kerja sama yang diusulkan oleh MAWI, sehingga sejumlah ahli Kitab Suci (Alkitab) Katolik diikutsertakan dalam proyek penerjemahan Alkitab LAI. Setahun kemudian, Lembaga Biblika Indonesia (LBI) didirikan dan menjadi wakil Gereja Katolik dalam penyusunan kitab tersebut.[2]
Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970. Seluruh Perjanjian Baru diterbitkan pada tahun 1971, kemudian seluruh kitab (termasuk Perjanjian Lama) diterbitkan pada tahun 1974. Karena merupakan terjemahan yang terbaru pada saat itu, maka terbitan ini dinamakan Alkitab "Terjemahan Baru", sedangkan Alkitab yang digunakan sementara oleh LAI, yang merupakan gabungan kitab-kitab Perjanjian Lama versi terjemahan Werner August Bode dan Perjanjian Baru versi terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, kemudian disebut Alkitab "Terjemahan Lama". Pada tahun 1976, Alkitab Deuterokanonika (khusus untuk Gereja Katolik) mulai diterbitkan dan digunakan secara luas.[1]
Keterjemahan
Terjemahan Alkitab TB mengikuti asas "pendekatan formal" atau "terjemahan harfiah", yaitu proses penerjemahan diusahakan sedapat mungkin mengikuti arti "harfiah" dari kata atau frasa dari naskah sumber, sehingga hasil terjemahan dapat mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli dari teks Kitab Suci tetapi tetap mengikuti kaidah kebahasaan dari bahasa tujuan dengan benar. Akibatnya, terjemahan Alkitab TB terkesan agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi.[1]
Alkitab Terjemahan Baru dengan tambahan kitab-kitab Deuterokanonika, yang diberi nama "Alkitab Deuterokanonika", diterbitkan dengan hak cipta bersama LAI dan Lembaga Biblika Indonesia (LBI). Versi ini diselesaikan dan terbit pada pada tahun 1976. Alkitab ini digunakan dalam peribadatan dan misa dalam Gereja Katolik di Indonesia.
Bagian Perjanjian Lama (Protokanonika) dan Perjanjian Baru menggunakan teks yang sama dengan Alkitab TB yang umum, sementara bagian Deuterokanonika menggunakan teks yang diterjemahkan dari Septuaginta dengan asas "pendekatan formal" atau "terjemahan harfiah".
Alkitab Deuterokanonika Edisi Kedua (DCTB2), yang diterbitkan bersamaan dengan Alkitab TB umum demi menyempurnakan versi Alkitab Deuterokanonika yang pertama, juga menggunakan sumber dan asas penerjamahan yang sama dengan edisi sebelumnya tersebut.[4]
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong. Gelap gulita menutupi samudera semesta, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang!" Maka terang pun jadi.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong. Gelap gulita menutupi samudera semesta, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang!" Maka terang pun jadi.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pada tanggal 9 Februari 2023, Lembaga Alkitab Indonesia meluncurkan terjemahan Alkitab yang diberi nama Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (disingkat TB2). Versi ini menyempurnakan terjemahan TB yang menggunakan bahasa Indonesia yang kata-katanya .[5] Untuk penggunaan Gereja Katolik, versi terjemahan yang disebut Alkitab Deuterokanonika Edisi Kedua (disingkat DCTB2) juga diluncurkan bersaman dengan versi umumnya.[4]
Latar belakang
Perkembangan penggunaan dan pengejaan kata bahasa Indonesia yang ada saat ini membuat munculnya beragam kesalahan penerjemahan, mengingat bahwa Alkitab TB pertama kali diterbitkan pada tahun 1974. Saran dan kritikan sebagai bahan untuk perbaikan tersebut mengalir baik dari pihak internal Kristen maupun pihak-pihak non-Kristen.
Belakangan muncul juga dari pihak akademisi atau pemerhati pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Semua masukkan ini bertujuan untuk perbaikan sehingga bisa mendapatkan hasil terjemahan yang lebih baik, yang mengikuti tata bahasa dan definisi kata yang lebih tepat. Di dalam suatu seminar daring yang diselenggarakan oleh LAI,[6] seorang rohaniawan dan akademisi, Romo Aldo Tulung Allo, memberikan masukkannya terkait kesalahan terjemahan pada TB LAI yang belum memenuhi kaidah tata bahasa seperti yang tertuang di dalam PUEBI (Peraturan Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang merupakan kaidah pengejaan resmi saat ini. Selain itu pemilihan diksi atau kata di dalam terjemahan tersebut juga harus dikoreksi karena tidak memakai definisi yang tepat sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sejarah
Alkitab TB2 dipersiapkan sejak awal 1950-an dan merupakan buah dari kebersamaan dan semangat oikumenis gereja-gereja di Indonesia, baik Protestan maupun Katolik. Alkitab TB2 diselesaikan melalui kerja sama oikumenis lintas gereja dan lintas lembaga selama tidak kurang dari seperempat abad lamanya.[7]
Menjelang berakhirnya tugas tim penerjemah, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bersama mitranya Lembaga Biblika Indonesia (LBI) meminta masukan dari gereja-gereja dan perguruan-perguruan tinggi teologi melalui berbagai tahapan diskusi dan konsultasi, termasuk enam konsultasi regional yang diselenggarakan di wilayah Indonesia timur, tengah, dan barat sepanjang tahun 2016-2017, dan berpuncak pada Konsultasi Nasional Pembaruan Alkitab TB (2018).[7]
Setelah Alkitab TB2 terbit pada tahun 2023, LAI bersama LBI melanjutkan sosialisasi dan penjemaatan Alkitab TB2 kepada umat Kristiani di berbagai kota di Indonesia. Sepanjang 2023, LAI dan LBI akan hadir di 15 kota di Indonesia, yaitu: Mangkutana, Surabaya, Jayapura, Manado, Manokwari, Yogyakarta, Medan, Banjarmasin,Pontianak, Maumere, Kupang, Palembang, Ambon, Semarang, dan Manado.[7]
Pembaruan
Perubahan bahasa menjadi salah satu alasan dilakukannya pembaruan edisi TB. Berikut adalah contoh pembaruan yang muncul di TB2 dan DCTB2.[8]
Segi ejaan dan penulisan
Kejadian 4:13
TB
Kata kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung."
TB2
Kata kain kepada TUHAN, "Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung."
Matius 6:13
TB
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
TB2
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.
1 Petrus 5:7
TB
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya.
TB2
Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya.
Segi kosa kata
Kejadian 22:19
TB
Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya.
TB2
Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua hambanya.
1 Raja-raja 7:2
TB
Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu.
TB2
Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya, dan tiga puluh hasta tingginya, dengan empat jajar tiang kayu aras dan balok-balok kayu aras di atas tiang-tiang itu.
Galatia 5:9
TB
Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
TB2
Sedikit ragi sudah membuat seluruh adonan mengembang.
Segi penerjemahan
2 Raja-raja 1:2
TB
"Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."
TB2
"Pergilah, tanyakanlah kepada Ba'al-Zebub, ilah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."
Habakuk 1:7
TB
Bangsa itu dahsyat dan menakutkan.
TB2
Bangsa itu mengerikan dan menakutkan.
Markus 1:4
TB
demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
TB2
demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa.
Hal interpretasi dan teks-teks sumber
Kejadian 7:2
TB
Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya;
TB2
Dari segala binatang yang tahir haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan pasangannya, tetapi dari binatang yang tidak tahir satu pasang, jantan dan pasangannya;
Bilangan 4:8
TB
Di atas semuanya itu mereka harus membentangkan sehelai kain kirmizi, lalu menudungnya dengan tudung dari kulit lumba-lumba
TB2
Di atas semuanya itu mereka harus membentangkan sehelai kain merah tua, menudungnya dengan tudung dari kulit halus
Efesus 1:22-23
TB
Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
TB2
Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada gereja sebagai Kepala dari segala yang ada. Gereja yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
^Leks, Stefan (1996). Mengenal ABC Kitab Suci. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 30–31 – via Lembaga Biblika Indonesia.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tim Lembaga Alkitab Indonesia (2023). Penjelasan Singkat Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB2). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)