Terkenal karena kemampuannya untuk memberikan makna dasar suatu teks dalam gaya ringkas dan lancar. Karenanya tulisan-tulisan Rashi menarik bagi pakar terpelajar maupun murid-murid yang baru mulai. Karya-karyanya terus menjadi pusat untuk studi Yahudi kontemporer. Komentari atau tafir mengenai Talmud, yang meliputi hampir seluruh Talmud Babel (total 30 traktat), telah dimasukkan dalam setiap edisi Talmud sejak pertama kali dicetak oleh Daniel Bomberg pada tahun 1520-an. Komentarinya mengenai Tanakh — khususnya mengenai Chumash ("Lima Kitab Musa") — merupakan alat bantu penting bagi para pelajar dalam segala tingkatan. Tafsir yang kemudian juga menjadi dasar lebih dari 300 "supercommentaries" yang menganalisis pilihan bahasa dan kutipan Rashi, ditulis oleh sejumlah nama-nama besar dalam sastra rabbinik.[2]
Nama
Nama keluarga Rashi "Yitzhaki" diturunkan dari nama ayahnya, Yitzhak. Akronim namanya sering kali dikembangkan lebih indah sebagai "Rabban Shel YIsrael" yang artinya "rabbi Israel", or sebagai "Rabbenu SheYichyeh" ("Rabbi kami, biarlah dia hidup"). Ia dapat dirujuk dalam naskah-naskah Ibrani dan Aram sebagai
Rashi adalah anak tunggal yang lahir di Troyes, Champagne, di bagian utara Prancis. Saudara laki-laki ibunya adalah Simon yang Tua, Rabbi di Mainz.[4] Simon was a disciple of Rabbeinu Gershom Meor HaGolah,[5] who died that same year. Dari pihak ayahnya, Rashi diklaim sebagai keturunan ke-33 dari Yochanan Hasandlar, yang merupakan keturunan ke-4 dari Gamaliel yang Tua, yang dikabarkan adalah keturunan Raja Daud. Dalam karya-karyanya yang berjumlah besar, Rashi sendiri tidak pernah mengklaim demikian. Sumber rabbinik awal utama mengenai silsilahnya, Responsum No. 29 oleh Solomon Luria, juga tidak membuat klaim semacam itu.[6][7]
Kematian dan makam
Rashi meninggal pada tanggal 13 Juli 1105 (29 Tammuz 4865) pada usia 65 tahun. Ia dimakamkan di Troyes, Prancis. Lokasi pekuburannya dicatat dalam Seder ha-Dorot (Seder Hadoros), tetapi lambat laun lokasi tepatnya dilupakan. Beberapa tahun berselang, seorang profesor University of Paris (Sorbonne) menemukan peta kuno yang menggambarkan lokasi makam, sekarang menjadi taman terbuka kota Troyes. Setelah penemuan ini, orang Yahudi Prancis mendirikan suatu monumen besar di tengah taman itu, berupa sebuah bola dunia besar berwarna hitam dan putih dengan huruf-huruf Ibrani yang menonjol, Shin (ש) (yaitu untuk "Shlomo", nama depan Rashi). Pada landasan granit monumen tersebut diukir Rabbi Shlomo Yitzchaki — Commentator and Guide (Komentator dan Pemandu).
Keturunan
Rashi tidak mempunyai putra, tetapi memiliki tiga anak perempuan, Miriam, Yocheved, dan Rachel, semuanya menikah dengan pakar-pakar Talmud. Ada legenda bahwa putri-putri Rashi mengenakan tefillin. Meskipun sejumlah perempuan Yahudi Ashkenazi pada abad pertengahan memakai tefillin, tidak ada bukti bahwa putri-putri Rashi memakainya.[8]
Putri sulung Rashi, Yocheved, menikah dengan Meir ben Shmuel; empat putra mereka adalah:
Shlomo the Grammarian (sang ahli gramatik), yang merupakan salah satu rabbi terkemuka dari Baalei Tosafos, yaitu otoritas rabbinik yang menulis kritik dan penjelasan pada Talmud yang muncul bersebelahan dengan komentari Rashi pada setiap halaman Talmud.
putri Yocheved, Chanah, adalah seorang guru hukum dan kebiasaan yang berkenaan dengan perempuan.
Putri tengah Rashi, Miriam, menikah dengan Judah ben Nathan, yang menyelesaikan komentari mengenai Talmud Makkot yang sedang dikerjakan Rashi ketika ia meninggal.[9] Putri mereka Alvina adalah seorang perempuan terpelajar yang kebiasaan-kebiasaannya menjadi dasar keputusan halakha di kemudian hari. Putra mereka Yom Tov ben Judah kemudian pindah ke Paris dan memimpin suatu yeshiva di sana, bersama saudara-saudara laki-lakinya Shimshon dan Eliezer.
Putri bungsu Rashi, Rachel, menikah dengan (dan bercerai dari) Eliezer ben Shemiah.
Karya
Tafsir Rashi mengenai Tanakh
Tafsir Rashi mengenai Tanakh — dan terutama tafsirnya mengenai Chumash — merupakan pelengkap penting untuk studi Talmud apapun pada tingkatan apapun. Mengambil dari dalamnya sastra Midrashik, Talmudik dan Aggadik (termasuk literatur yang sekarang tidak ditemukan lagi), serta pengetahuannya akan tatabahasa, halakhah, dan bagaimana suatu hal itu terjadi, Rashi menjelaskan arti "sederhana" suatu naskah sehingga seorang anak berusia lima tahun yang cerdas dapat memahaminya.[10] Bersamaan dengan itu, tafsirnya meletakkan landasan beberapa penelaahan analisis dan mistikal hukum yang terdalam setelahnya. Para pakar berdebat mengapa Rashi memilih Midrash tertentu untuk menggambarkan suatu poin, atau mengapa ia menggunakan kata-kata dan frasa-frasa tertentu, bukan yang lain. Rabbi Shneur Zalman dari Liadi menulis bahwa "Tafsir Rashi mengenai Taurat merupakan ‘anggur Taurat’, yang membuka hati dan menyingkapkan kasih dan rasa takut yang esensial seseorang terhadap Allah."[11]
Tafsir Rashi mengenai Talmud
Rashi menulis tafsir atau komentari komprehensif pertama mengenai Talmud. Tafsir Rashi yang diambil dari pengetahuannya terhadap seluruh isi Talmud, berusaha untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai kata-kata atau struktur logis setiap bacaan Talmudik. Berbeda dengan komentator-komentator lain, Rashi tidak melakukan parafrasa atau melompati bagian tertentu suatu naskah, melainkan menjabarkan frasa demi frasa. Seringkali ia memberikan tanda baca (punktuasi) untuk naskah yang tidak bertanda baca, misalnya menjelaskan "Apakah ini suatu pertanyaan"; "Ia mengatakan ini sambil terkejut", "Ia mengulangi hal ini untuk memberi persetujuan", dan sebagainya.
Peninggalan
Komentari Rashi mengenai Talmud terus menjadi dasar kunci penelitian dan interpretasi rabbinik kontemporer. Tanpa tafsir Rashi, Talmud dianggap "buku yang tertutup". Dengan komentarinya, setiap pelajar yang telah diperkenalkan oleh gurunya untuk mempelajari, akan dapat terus belajar sendiri, menguraikan bahasa dan maknanya dengan pertolongan Rashi.
Jenis huruf semi-kursif yang dipakai untuk mencetak tafsir-tafsir Rashi, baik dalam Talmud dan Tanakh sering disebut tulisan "Ibrani Rashi" atau "Rashi script." Ini tidak berarti Rashi sendiri menggunakan aksara tersebut dalam naskahnya: jenis huruf ini berdasarkan tulisan tangan Yahudi Sefardim dari abad ke-15. Apa yang kemudian disebut "Rashi script" dipakai oleh tipografer Ibrani mula-mula seperti keluarga Soncino dan Daniel Bomberg, sebuah percetakan Kristen di Venice, dalam edisi naskah berkomentar (seperti Mikraot Gedolot dan Talmud, di mana komentar Rashi sangat menonjol) untuk membedakan tafsir rabbi dari naskah utamanya, yang dicetak dengan jenis huruf bujursangkar (square typeface).
^Ramban writes in the introduction to his commentary on Genesis: "I will place for the illumination of my face the lights of a pure candelabrum — the commentaries of Rabbi Shlomo (Rashi), crown of beauty and glory ... in Scripture, Mishnah, and Talmud, to him belongs the rights of the firstborn!" quoted at Biography of Ramban, The Jewish Theological SeminaryDiarsipkan 2013-03-11 di Wayback Machine.
^Cybernetics and Systems Volume 42, Issue 3, pages 180-197 29 Apr 2011 Available online: DOI:10.1080/01969722.2011.567893 article authors Yaakov HaCohen-Kerner, Nadav Schweitzer & Dror Mughaz title Automatically Identifying Citations in Hebrew-Aramaic Documents published Taylor & Francis "For example, the Pardes book written by Rabbi Shlomo Yitzhaki, known by the abbreviation Rashi, can be cited using the following patterns: (1) "Shlomo son of Rabbi Yitzhak," (2) "Shlomo son of Yitzhak," (3) "Shlomo Yitzhaki," (4) "In the name of Rashi who wrote in the Pardes"
^Einsiedler, David (1992). "Can We Prove Descent from King David?". Avotaynu: the International Review of Jewish Genealogy. VIII (3(Fall)): 29. Diakses tanggal 2008-06-11.
^Grossman, Avraham. Pious and Rebellious: Jewish Women in Medieval Europe. Brandeis University Press, 2004.)
^Makkot 19b: "Tubuh guru kami adalah murni, dan jiwanya berangkat dalam kemurnian, dan ia tidak menjelaskan lagi; sejak ini adalah bahasa muridnya Rabbi Yehudah ben Nathan."