Hidayah Qulub as Shibyan fi Fadlail Surah Tabarak al-Mulk min al-Qur’an
Kasyf adz-Dzunnun fi Tafsir Layamassuhu ilaa al-Muthahharun
Tafsir Surah al-Falaq
Tafsir Surah an-Nas
Raudhlatul Irfan fi Ma’rifat Al-Qur’an
Maljau at-Thalibin
Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin
Ushul al-Islam fi Tafsir Kalam al-Muluk al-Alam fi Tafsir Surah al-Fatihah
Bidang fikih
Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam
Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat
At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith
Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i
Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah
Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in
Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham
Bidang tasawuf
Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar
Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah
Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab
Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya
Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
Siraj al-Afkar
Dalil as-Sairin
Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah
Bidang kalam
Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin
Alu’lu an-Nadhid
Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid
Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj
Al-‘Uhud wa al-Hudud
Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad
Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr
Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah
Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid
Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam
Istri
Siti Juwariyah binti Haji Afandi
Ajengan Ahmad Sanusi, atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Sanusi, atau Ajengan Cantayan, atau Ajengan Genteng, atau Ajengan Gunungpuyuh, (18 September 1889 – 31 Juli 1950) adalah tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.[1][2] Pada awal Pemerintahan Jepang, AII dibubarkan dan secara diam-diam ia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).[1][3] Ia juga pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi.[1] Selain itu, Kiai Sanusi juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945.[1][4] Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2022.[5]
Riwayat Hidup
Kiai Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.[1][6] Sebagai putera seorang ajengan (kiai), ia telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak ia masih kanak-kanak, selain ia juga banyak belajar dari para santri senior di pesantren ayahnya.[1]
Menginjak usia dewasa, Kiai Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat.[1] Pada usia 20 tahun, ia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, Baros, Sukabumi.[1] Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman.[1] Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.[4] Disana Kiai Sanusi mendapat gelar imam besar Masjidil Haram.[4] ia berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi (Melayu).
Mendirikan Pesantren
Pada tahun 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.[4] Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.[1] Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng.
Ketika belajar di Mekah, Kiai Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afghani, melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir, sehingga pengaruh tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.[1] Namun demikian, ia tetap tidak meninggalkan mahzabnya, ia tetap mengikuti mazhab Syafi'i sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.[1] Bahkan dalam bidang ilmu fikih yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum Islam.[1]
Dalam bidang ilmu al-Qur'an, Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam al-Qur'an, yaitu:[6]
Berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama
Berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan
Berkaitan dengan prinsip kerjasama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain
Berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan
Karya-karya
Kiai Sanusi dikenal sebagai ulama ahli tafsir dan fikih yang telah mengasilkan banyak karya.[1][7]
Bidang Fikih :
Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam
Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat
At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith
Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i
Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah
Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in
Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham
Bidang Tasawuf :
Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar
Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah
Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab
Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya
Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
Siraj al-Afkar
Dalil as-Sairin
Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah
Bidang Kalam :
Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin
Alu’lu an-Nadhid
Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid
Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj
Al-‘Uhud wa al-Hudud
Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad
Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr
Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah
Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid
Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam
Majalah :
majalah al-Hidayah al-Islamiyah (Petunjuk Islam)
majalah at-Tabligh al-Islami (Dakwah Islam)
Referensi
Catatan Kaki
^ abcdefghijklmnH.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-980661114-5. Halaman 212-215.