Tirtayasa dari Banten

Tirtayasa
(Sultan Maulana Syarif Abu al-Fath 'Abdul-Fattah)
Lukisan Sultan Ageng Tirtayasa Karya Kang Alam
Sultan Banten ke-6
Berkuasa1651–1683
PendahuluAbu al-Ma'ali Ahmad dari Banten
PenerusHaji dari Banten
Kelahiran1631
Kesultanan Banten Kesultanan Banten
Kematian1692
Belanda Batavia, Hindia Belanda
Pemakaman
Pemakaman Kenari, Kota Kuno Banten, Kota Serang
KeturunanHaji dari Banten
Pangeran Purbaya
dan lainnya
WangsaHasan al-Bantani
AyahAbu al-Ma'ali Ahmad dari Banten
AgamaSunni Islam

Sulthan Maulana Syarif 'Abdul-Fattah al-Mafaqih atau Sultan Ageng Tirtayasa (lahir di Kesultanan Banten, 1631 – meninggal di Batavia, Hindia Belanda, 1692 pada umur 60–61 tahun)[1][2] adalah sultan Banten ke-6. Ia naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir yang wafat pada tanggal 10 Maret 1651, setelah sebelumnya ia diangkat menjadi Sultan Muda dengan gelar Pangeran Adipati atau Pangeran Dipati, menggantikan ayahnya[3] yang wafat lebih dulu pada tahun 1650.[4] Pada tahun 2017 sutradara Darwin Mahesa mengangkat film Tirtayasa The Sultan of Banten bergenre dokudrama yang diproduksi oleh Kremov Pictures.[5]

Biografi

Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten periode 16401650) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar Pangeran Surya, kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sulthan 'Abdul-Fattah al-Mafaqih.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang).

Pemerintahan

Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mencapai masa kejayaanya. Ia berusaha keras melakukan modernisasi terhadap Banten dan menjadikannya sebagai pusat kegiatan Muslim di Kepulauan Indonesia. Dia mengirim putranya ke Mekah dengan perintah untuk pergi dari sana ke Turki dengan harapan dapat menjalin hubungan baik dengan kekuatan utama Islam. Pada saat itu juga, ia dan putranya mencoba menghimpun pengikut di kalangan para penasihat dan petualang Eropa.[6]

Prestasi terbesar dalam pemerintahannya adalah penataan perdagangan luar negeri. Seperti raja Makassar, ia menyambut baik pedagang dari Britania, Denmark, Prancis di pelabuhan-pelabuhannya. Melalui bantuan-bantuan orang Eropa ini dia mulai melengkapi kapal-kapalnya sendiri yang dibawa nahkoda asal Eropa berlayar ke Filipina, Makau, Benggala, dan Persia. Saudagar-saudagar India, Cina, dan Arab berkumpul di Banten setelah tersingkir dari Malaka dan Makassar. Barang dagangan yang dijual di pasar Batavia sebagian datang dari pelabuhan pesaing di Banten dan gengsi Sultan Tirtayasa naik begitu tinggi sehingga ia menuntut bagian dalam perdagangan pala di Ambon dan dalam perdagangan timah di Semenanjung Malaya, sebuah tuntutan yang ditolak oleh pemerintah di Batavia. Sebelumnya, bahkan bukan di zaman sebelum kedatangan Portugis, perdagangan yang begitu luas terjadi di suatu pelabuhan Indonesia seperti di Banten pada waktu di mana VOC sedang berada di puncak kekuatannya.[6]

Perjuangan

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 16511683. Dia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Pada masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia (Nusantara).

Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.[butuh rujukan]

Di bidang keagamaan, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti sekaligus penasehat kesultanan. Ia juga memberikan kepercayaan kepada Syekh Yusuf untuk mendidik anak-anaknya tentang agama. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga menikahkan putrinya yang bernama Siti Syarifah dengan Syaikh Yusuf.[7]

Ketika terjadi sengketa dengan putra mahkota, Sultan Haji , Belanda ikut campur dengan cara bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan Saint-Martin.

Hubungan diplomatik

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai kesultanan di sekitarnya, bahkan dengan negara lain di luar Nusantara. Banten menjalin hubungan dengan Turki, Inggris, Aceh, Makassar, Arab, dan kerajaan lain.[8][9]

Banten dan kerajaan Nusantara lain

Sekitar tahun 1677, Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan Makassar, Bangka, Cirebon dan Inderapura.[10]

Banten dan Prancis

Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang Eropa selain Belanda, seperti Inggris, Denmark, dan Prancis.

Pada tahun 1671, Raja Prancis Louis XIV mengutus François Caron, pimpinan Kongsi Dagang Prancis di Asia sekaligus pemimpin armada pelayaran ke Nusantara. Setelah mendarat di pelabuhan Banten, ia diterima oleh Syahbandar Kaytsu, seorang Tionghoa muslim. Pada 16 Juli 1671, raja didampingi oleh beberapa pembesar kerajaan mendatangi kediaman orang-orang Prancis di kawasan Pecinan. Caron meminta izin untuk membuka kantor perwakilan di Banten. Hal itu berangkat dari pengalaman Caron yang pernah bekerja pada VOC dan berambisi membuat kongsi dagang Prancis sebesar VOC.[11] Raja kemudian menanyakan tujuan kongsi dagang mereka, ke mana tujuan kapal-kapal mereka, barang dagangan yang diinginkan, dan jumlah uang tunai yang mereka miliki. Sesudah itu pihak Prancis berusaha menjual barang muatan mereka. Barang-barang dagangan apa saja dapat dijual, kecuali candu yang dilarang keras beredar di Banten.

Caron kembali mengunjungi raja dan menghadiahkan getah damar, dua meja besar (yang dibawa dari Surat, India), dua belas pucuk senapan, dua jenis mortir, beberapa granat, dan hadiah lain.

Caron dan Gubernur Banten kemudian menyetujui perjanjian yang berisi sepuluh kesepakatan mengenai pemberian kemudahan dan hak-hak khusus kepada pihak Prancis, sama dengan yang diberikan kepada pihak Inggris.[12]

Banten dan Inggris

Hubungan baik antara Inggris dan Banten sudah terjalin sejak lama, salah satunya adalah ketika Sultan Abdul Mafakhir mengirimkan surat ucapan selamat pada tahun 1602 kepada Kerajaan Inggris atas dinobatkannya Charles I sebagai Raja Inggris. Sultan Abdul Mafakhir juga memberikan izin kepada Inggris untuk membuka kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai akhir masa penerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1682, karena saat itu terjadi perang saudara antara Sultan dengan putranya, Sultan Haji. Sultan Haji meminta bantuan Belanda, sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa diketahui meminta bantuan dari Kerajaan Inggris untuk melawan kekuatan anaknya itu.[13][14]

Pada 1681, Sultan Haji mengirim surat kepada Raja Charles II. Dalam suratnya, dia berminat membeli senapan sebanyak 4.000 pucuk dan peluru sebanyak 5.000 butir dari Inggris. Sebagai tanda persahabatan, Sultan Haji menghadiahkan permata sebanyak 1757 butir. Surat ini juga merupakan pengantar untuk dua utusan Banten bernama Kiai Ngabehi Naya Wipraya dan Kiai Ngabehi Jaya Sedana. Tidak lama kemudian, Sultan Ageng Tirtayasa mengirim surat kepada Raja Charles II meminta bantuan berupa senjata dan mesiu untuk berperang melawan putranya yang dibantu VOC.[15]

Keluarga

Sultan Ageng Tirtayasa memiliki 18 orang putera:[16][17]

  1. Sultan Abu Nashar Abdulqahar
  2. Maulana Syarif Adipati Jangrana Anggawangsa / Pangeran Purbaya (Adipati Surabaya)
  3. Tubagus Abdul
  4. Tubagus Rajaputra
  5. Tubagus Husaen
  6. Tubagus Ingayudadipura
  7. Raden Mandaraka
  8. Raden Saleh
  9. Raden Rum
  10. Raden Sugiri
  11. Raden Muhammad
  12. Tubagus Rajasuta
  13. Raden Muhsin
  14. Arya Abdulalim
  15. Tubagus Muhammad Athif
  16. Tubagus Wetan
  17. Tubagus Kulon
  18. Raden Mesir

Sejak masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.

Kematian dan penghargaan

Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Batavia. Ia meninggal dunia dalam penjara dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Raja-raja Banten, di sebelah utara Masjid Agung Banten, Banten Lama.

Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa juga kemudian diabadikan menjadi nama salah satu perguruan tinggi negeri di Banten, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Nasab

Nasab Sultan Ageng Tirtayasa sebagai berikut :

  • Kanjeng Nabi Muhammad SAW
  • Syarifah Fatimah Az-Zahra
  • Imam Hasan As-sibith
  • Syarif Hasan Al-Mutsanna (Syarif Mekah ke-1)
  • Syarif Abdullah Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3)
  • Syarif Musa Al-jaun (Syarif Mekah ke-7)
  • Syarif Abdullah Al-kiram (Syarif Mekah ke-9)
  • Syarif Musa (Syarif Mekah ke-12)
  • Syarif Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21)
  • Syarif Abdullah (Syarif Mekah ke-22)
  • Ali
  • Sulaiman
  • Husin
  • Isa
  • Abdul Karim
  • Mutha’in
  • Idris
  • Syarif Mekah Qatadah (Syarif Mekah ke-43)
  • Ali
  • Hasan
  • Abi Nami
  • Abi Dzabih Muhammad
  • Athifah
  • Muhammad
  • Jarullah Abdul Aziz
  • Syarif Abdullah (Sultan Malaka)
  • Maulana Hasanuddin
  • Maulana Yusuf
  • Maulana Muhammad
  • Abu Al-Mafakir
  • Abu Al-Ma'ali Ahmad
  • Sultan Ageng Tirtayasa

Silsilah ini disusun berdasarkan kajian nasab Sayyid Yusuf al-Angawi Sumenep yang disusun oleh Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan dan Habib Alwi bin Abi Bakri bin Bil Faqqih. Selain disusun oleh ahli nasab dari tokoh Alawiyin, nasab di atas juga telah disempurnakan berdasarkan kajian nasab Keluarga Besar Anggawangsa Anggawi al-Hasani Surabaya yang menurunkan para Adipati, Tumenggung hingga Wedana di Jawa Timur. Keluarga Besar Anggawangsa sendiri merupakan keturunan Sultan Ageng Tirtayasa utamanya dari jalur Pangeran Purbaya. Anak keturunan Pangeran Purbaya di Jawa Timur menggunakan gelar MAS yang merupakan singkatan dari Maulana Syarif. Sebagian besar dari keturunan itu banyak yang dimakamkan di Pemakaman Boto Putih dan satu komplek dengan makam Sultan Banten terakhir yaitu Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin.

Jalur Athifah ini juga dikuatkan dengan keberadaan makam salah satu keturunan Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Muhammad Atif di Tangerang. Nama Muhammad Atif di nisbatkan dari nama leluhurnya yaitu Athifah bin Abi Dzabih Muhammad.

Referensi

  1. ^ "Abulfatah Agung | sultan of Bantam". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-15. 
  2. ^ Liputan6.com (2023-08-17). "Profil Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Surya Pembawa Kesuksesan Kesultanan Banten". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-10-29. 
  3. ^ Pada tahun 1636 Syarif Mekah dengan otorisasi Kesultanan Utsmaniyah memberikan pengesahan gelar Sultan kepada Abdul Mafakhir beserta sang putra mahkota, Abu al-Ma'ali Ahmad, penggelaran tersebut secara administratif membagi pembagian tugas sang putra Mahkota sebagai Sultan Wakil (Sultan Muda) yang membantu mengurus urusan dalam negeri Banten. Dan Sedangkan Sultan Penuh lebih mengurus urusan luar negeri Banten.
  4. ^ "SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA". Website Resmi Kesultanan Banten (dalam bahasa Inggris). 2016-12-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-08. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  5. ^ Arbi, Aas (2017-08-13). "Garap Tirtayasa-The Sultan of Banten, Kremov Pictures Gandeng Aktor Nasional". radarbanten.co.id. Diakses tanggal 2021-02-01. 
  6. ^ a b H. M. Vlekke, Bernard (2022). Nusantara, Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 164–165. ISBN 978-602-6208-06-4. 
  7. ^ Islam, M. Adib Misbachul (2019). Rahasia Segala Rahasia: Ajaran Sufistik Syaikh Yusuf Makassar (PDF). Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia. hlm. 11. ISBN 978-623-200-209-8. 
  8. ^ Titik Pudjiastuti, (2007), Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.
  9. ^ Anthony Reid, (1993), Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450 - 1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global, Yayasan Obor, ISBN 978-979-461-330-6
  10. ^ "Sultan Ageng Tirtayasa - Profil | merdeka.com". Merdeka.com. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  11. ^ "Jejak Orang Prancis di Kesultanan Banten". historia.id. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  12. ^ TokohIndonesia.com. "Biografi Sultan Ageng Tirtayasa - Foto, Video, Riwayat Hidup - Melawan Monopoli Belanda - Pahlawan - Biografi Tokoh Indonesia". www.tokohindonesia.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  13. ^ "Sejarah Islam di Inggris yang Terlupakan | VivaForum". VIVA.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  14. ^ Hits, Banten Hits | Tangerang. "Sultan Ageng Tirtayasa "Curhat" ke Raja Inggris saat "Galau" Berperang dengan Anaknya - Situs Berita Banten". www.bantenhits.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  15. ^ "Kilas Balik Hubungan Diplomatik Kesultanan Banten dan Inggris". MerahPutih. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  16. ^ "Sultan Agung Tirtajasa". geni_family_tree (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-15. 
  17. ^ "Silsilah Pangeran Jakfaruddin / Tubagus Jakfaruddin berdasarkan Ranji Silsilah Kesultanan Banten | Ranji Sarkub". Ranji Sarkub. 2016-05-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2017-04-15. 

Pranala luar

Didahului oleh:
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
Sultan Banten
1651 - 1683
Diteruskan oleh:
Sultan Haji

Read other articles:

Indian former cricketer For the Indian volleyball player, see K. J. Kapil Dev. Kapil DevDev in 2013Personal detailsBornKapil Dev Nikhanj (1959-01-06) 6 January 1959 (age 65)Chandigarh, IndiaHeight183 cm (6 ft 0 in)SpouseRomi Bhatia (m. 1980)Children1Nickname(s)The Haryana Hurricane, Kapil Paaji, Kaps[1][2][3]Military serviceAllegiance IndiaBranch/service Indian ArmyYears of service2008–presentRank Lieutenant colonelUnit Territorial Arm…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: K Street TV series – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (July 2009) (Learn how and when to remove this message) American TV series or program K StreetGenreComedy dramaCreated bySteven SoderberghWritten byHenry BeanDirected bySteven SoderberghStarring…

National Highway in India National Highway 766EEMap of National Highway 766EE in redRoute informationAuxiliary route of NH 66Length4.3 km (2.7 mi)Major junctionsEast endHattikeriWest endBelekeri Port LocationCountryIndiaStatesKarnataka Highway system Roads in India Expressways National State Asian ← NH 66→ NH 66 National Highway 766EE, commonly referred to as NH 766EE is a national highway in India.[1][2] It is a secondary route of National Highway 66…

8th century Abbot of Ripon, North Yorkshire Tatberht was an eighth century Anglo-Saxon saint, abbot[1] and contemporary of Bede.[2] Provenance He is known to history through the writing of Bede, the Secgan Hagiography, Stephen of Ripon, Hugh Candidus and Byrhtferth. Life The western façade of Ripon Cathedral Tatberht was appointed the second Abbot of Ripon, in accord with the terms of the will[1] of the Abbeys founder Wilfrid,[3] who was notable for arguing the R…

This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article may require cleanup to meet Wikipedia's quality standards. The specific problem is: the phrase that forms the title of this article, sociology of the history of science, is not used anywhere else but in the title of this article. Please help improve this article if you can. (April 2020) (Learn how and when to remove this message) T…

For the Indonesian regency, see Teluk Bintuni Regency. Bintuni BayTeluk Bintuni (Indonesian)Bintuni BayBintuni Bay as shown relative to Western New GuineaLocationNew GuineaCoordinates02°20′S 133°25′E / 2.333°S 133.417°E / -2.333; 133.417Primary outflowsBerau GulfBasin countries IndonesiaBintuni Bay Nature ReserveTeluk Bintuni Nature ReserveIUCN category Ia (strict nature reserve)[1]Area1,248.51 km2 (482.05 sq mi)DesignationNat…

British energy supply company Co-operative Energy LimitedCompany typePrivate subsidiary company of an Industrial and Provident SocietyIndustryPublic utilityFounded2010ProductsGas and electricity supplyParentThe Midcounties Co-operativeWebsiteenergy.yourcoop.coop Co-op Energy is a membership-owned British energy supply company based in Warwick that began trading in 2010. It sells renewable electricity (some from community-owned sources) and gas to its ethically concerned member owner/customers an…

His Excellency赫瓦贾·纳齐姆丁爵士খাজা নাজিমুদ্দীন خواجہ ناظِمُ الدّین‬‎CIE, KCIE摄于1948年第2任巴基斯坦總理任期1951年10月17日—1953年4月17日君主佐治六世伊莉沙白二世总督古拉姆·穆罕默德前任利雅卡特·阿里·汗继任Mohammad Ali Bogra(英语:Mohammad Ali Bogra)第2任巴基斯坦總督(英语:Governor-General of Pakistan)任期1948年9月14日—1951年10月17日君主…

  لمعانٍ أخرى، طالع النجم الرياضي (توضيح). النجم الرياضي ببني خلاد الاسم الكامل النجم الرياضي ببني خلاد اللقب لاسبيكا تأسس عام 1946 الملعب ملعب الحبيب التاجوري(السعة: 4000 متفرج) البلد تونس  الدوري دوري الرابطة المحترفة الأولى التونسي 2011-2012 2011-2012 الإدارة الرئيس علية نويرة…

Частина серії проФілософіяLeft to right: Plato, Kant, Nietzsche, Buddha, Confucius, AverroesПлатонКантНіцшеБуддаКонфуційАверроес Філософи Епістемологи Естетики Етики Логіки Метафізики Соціально-політичні філософи Традиції Аналітична Арістотелівська Африканська Близькосхідна іранська Буддійсь…

Mathematics of Ancient Greeks An illustration of Euclid's proof of the Pythagorean theoremGreek mathematics refers to mathematics texts and ideas stemming from the Archaic through the Hellenistic and Roman periods, mostly from the 5th century BC to the 6th century AD, around the shores of the Mediterranean.[1][2] Greek mathematicians lived in cities spread over the entire region, from Anatolia to Italy and North Africa, but were united by Greek culture and the Greek language.[…

Northern Irish politician (born 1986) This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (October 2020) (Learn how and when to remove this message) Gordon LyonsMLAMinister for CommunitiesIncumbentAssumed office 3 February 2024First MinisterMichelle O'NeillPreceded byDeirdre Hargey (2022)Minister for the EconomyIn office6 July 2021 – 27 October 2022Fir…

Stasiun Chisato千里駅Stasiun ChisatoLokasi106-2 Kawage-cho Ueno, Tsu, Mie(三重県津市河芸町上野106-2)JepangOperatorKintetsu RailwayJalurJalur NagoyaSejarahDibuka1917PenumpangFY20163.076 per hari Sunting kotak info • L • BBantuan penggunaan templat ini Stasiun Chisato (千里駅code: ja is deprecated , Chisato-eki) adalah sebuah stasiun kereta api di Jalur Nagoya, Tsu, Prefektur Mie, Jepang, yang dioperasikan oleh operator kereta api swasta Kintetsu Railway. Stasiun …

Science and art of organizing a military force and techniques Part of a series onWarOutline History Prehistoric Ancient Post-classical castles Early modern pike and shot napoleonic Late modern industrial fourth-gen Military Organization Command and control Defense ministry Army Navy Air force Marines Coast guard Space force Reserves Regular / Irregular Ranks Specialties: Staff Engineers Intelligence Reconnaissance Medical Military police Land units: Infantry Armor Cavalry Artillery Special force…

King of Gorkha Kingdom King Ram Shah राजा राम शाहKing of Gorkha KingdomReign1606–1636Coronation1606PredecessorChatra ShahSuccessorDambar ShahBorn1550NepalDied1636Gorkha, Gorkha Kingdom, NepalIssueDambar ShahDynastyShah dynastyFatherPurna ShahReligionHinduismThis article is about the Gorkha king. For the Nagvanshi king, see Ram Shah (king). Ram Shah (Nepali: राम शाह; reign before 1606 – 1636) was king of the Gorkha Kingdom (present-day Gorkha Distr…

الوعي بالخصوبة يشير إلى مجموعة من الممارسات المستخدمة لتحديد مراحل الخصوبة والعقم أثناء دورة الطمث عند المرأة. أساليب الوعي بالخصوبة من الممكن أن تستخدم في لتجنب الحمل، لتحقيق الحمل، أو كوسيلة لمراقبة الصحة النسائية. أساليب تحديد أيام العقم معروفة منذ العصور القديمة، ولكن…

Fictional character from Coronation Street Soap opera character Martin PlattCoronation Street characterPortrayed bySean WilsonDuration1985–2005, 2018First appearanceEpisode 248628 January 1985Last appearanceEpisode 941326 March 2018ClassificationFormer; regularIntroduced byMervyn Watson (1985) Kate Oates (2018)Book appearancesCoronation Street: The Complete SagaIn-universe informationOccupationNurseFatherBarry PlattMotherBarbara PlattWifeGail Tilsley(1991–2001)Robyn …

Austrian actress (1867–1944) Josefine DoraBornIsidora Emilie Friese(1867-11-13)13 November 1867Vienna, Austro-Hungarian EmpireDied28 May 1944(1944-05-28) (aged 76)Kühlungsborn, Nazi GermanyOccupation(s)Film actress Stage actressYears active1913–1944 (film) Josefine Dora (born Isidora Emilie Friese; 13 November 1867 – 28 May 1944) was an Austrian stage and film actress. She appeared in over 100 films, generally in supporting roles such as in The Virtuous Sinner (1931).[1]…

Varangian chieftain of the Rus' For other people with the given name Rurik or Ryurik, see Rurik (given name). For the ships, see Russian ship Rurik. For the dynasty, see Rurik dynasty. RurikPrince of NovgorodRurik on the 19th century Millennium of Russia monument in Veliky NovgorodReign862–879[a]SuccessorOlegDied879[a]NovgorodIssueIgorDynastyRurikReligionNorse paganism Rurik (also spelled Rorik, Riurik or Ryurik;[1][2][3][4] Church Slavonic: Рю…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Are We Not Horses – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2008) (Learn how and when to remove this message) 2006 studio album by Rock Plaza CentralAre We Not HorsesStudio album by Rock Plaza CentralReleased2006GenreIndie folkLength38:51LabelYep…