Jalur kereta api Makassar–Parepare
Jalur kereta api Makassar–Parepare merupakan rencana jalur kereta api sepanjang kurang lebih 145 kilometer yang melintasi dua provinsi, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Jalur ini merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi dari Kota Makassar menuju Kota Parepare. Jalur dari Stasiun Mandai hingga Stasiun Garongkong, serta percabangan dari Stasiun Labakkang menuju Stasiun Mangilu merupakan jalur yang sudah dibangun dan sudah dioperasikan. Sejarah
Pada tahun 2010, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian menetapkan Rencana Induk Perkeretapian Nasional 2011-2030. Dalam rencana ini disebutkan jalur kereta api Trans-Sulawesi sebagai infrastruktur prioritas dan juga program strategis nasional. Proses peletakan batu pertama pembangunan jalur kereta api Makassar–Parepare dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2014 di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.[1] Setelah proses konstruksi bagian bawah, pemasangan rel pertama dilakukan pada tanggal 13 November 2015 di Desa Lalabata, Tanete Rilau, Barru dengan disaksikan oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.[2] Segmen Stasiun Garongkong hingga Stasiun Mangilu telah terbangun pada tahun 2022. Segmen ini kemudian dioperasikan secara terbatas mulai tanggal 29 Oktober 2022. Kemudian, segmen Stasiun Garongkong hingga Stasiun Maros mulai dioperasikan secara terbatas pada tanggal 2 Desember 2022 dan hingga Stasiun Mandai pada tanggal 28 Desember 2023.[butuh rujukan] Jalur kereta api ini pada awalnya dibangun jalur tunggal, tetapi lahan yang disiapkan dapat dibangun jalur ganda. Jalur ini direncanakan mempunyai 17 stasiun yang akan dibangun sebagai pemberhentian kereta api.[3][4] Jalur ini direncanakan rampung seluruhnya tahun 2026.[5] PengoperasianPenyelenggaraan prasarana dan penyelenggaraan sarana perkeretaapian jalur Makassar–Parepare dilakukan oleh operator yang berbeda. Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian, meliputi pembangunan, pengoperasian, dan perawatan jalur kereta api dilakukan oleh PT Celebes Railway Indonesia. Penyelenggaraan sarana perkeretaapian dilakukan oleh Konsorsium Kereta Api Sulsel, sebagai perusahaan patungan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda). Layanan kereta apiPenumpang
Daftar stasiun
Percabangan menuju Pabrik Semen Tonasa
Percabangan menuju Pelabuhan Garongkong
InsidenSeorang petani disabilitas tewas tertabrakPada tanggal 1 Februari 2023, seorang petani dan juga penyandang disabilitas bernama La Sudding berusia 53 tahun dinyatakan meninggal dunia setelah menemper kereta api Trans Sulawesi di Kabupaten Barru. Petani tuna rungu dan tuna wicara itu menjadi korban lantaran tak mendengar bunyi kereta api saat menyeberang dari arah timur ke barat. Korban bersepeda bersama dengan temannya yang lebih tua. Akibat menemper kereta api, korban terpental sejauh 8 meter dari rel kereta api yang lokasinya tak jauh dari terowongan Kereta Api Bottolai. Insiden ini menjadikan kasus pertama ada warga yang tewas tertabrak kereta api jalur kereta api Makassar–Parepare sejak mulai beroperasi terbatas pada Oktober 2022. La Sudding adalah seorang petani asal Kampung Ammaro, Coppo, Barru, Barru, Sulawesi Selatan. Dia meninggal ditempat setelah mengalami luka parah pada kepala bagian atas.[6][7] Tidak kuat menanjakKereta api jalur Makassar–Parepare menjadi viral lantaran tak kuat menanjak Petak Jalan Mandalle-Tenete. Dalam sebuah unggahan akun media sosial milik Fernanda Ardiyanto, KA milik PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) yang mulai uji coba pada Januari 2023 lalu terlihat gagal di tanjakan 15 persen Petak Jalan Mandalle menuju Tenete. Humas BPKA Sulsel, Ryan Agiastaguna mengatakan, pihaknya sudah melihat unggahan KA Sulsel yang tidak kuat nanjak di Jalan Mandalle menuju Tenete. Hanya saja, Ryan belum bisa berkomentar terkait unggahan tersebut. Sebab, pihak BPKA menunggu penjelasan PT INKA.[8][9] Dua ekor sapi mati tertabrakPada Selasa 14 Maret 2023, dua ekor sapi mati sekaligus usai tertabrak kereta api yang tengah melintas di Kampung Kalumpang, Lingkungan Macoa, Kelurahan Soreang, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kedua sapi itu merupakan milik Habir (60), warga Kelurahan Soreang yang tengah merumput di area tersebut. Sapi yang tertabrak tersebut mati tergeletak di atas rel kereta, sementara satu lainnya terpental ke luar jalur kereta. Diduga sapi tersebut kaget dan justru melompat ke dalam rel kereta saat masinis membunyikan klakson.[10] Setelah insiden ini, pihak kepolisian lalu mengantar pemilik sapi untuk bertemu pihak pengelola kereta api. Kasubbag Tata Usaha Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan, Hasbudi Samad menjelaskan saat kejadian masinis telah melakukan tindakan sesuai SOP dengan cara menekan klakson sambil melakukan pengereman. Setelah kereta berhenti, teknisi melakukan pemeriksaan dan menemukan gangguan kebocoran pada saluran pipa pengereman yang tidak dapat diperbaiki di lintasan sehingga kereta api ditarik kembali ke depo. Dampak dari kejadian tersebut menyebabkan operasional kereta tidak bisa melanjutkan perjalanan sesuai rute. Hasbudi menyebutkan pihaknya bersama dengan pemilik ternak pun sudah bersepakat untuk berdamai atas insiden ini. Ia pun menjelaskan, sesuai aturan perkeretaapian dalam UU 23 tahun 2007[11] pasal 181 dan pasal 199, setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api termasuk untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api. Jika melanggar potensi dipidana paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp15 juta. Kemudian dalam Perda Kabupaten Maros Nomor 12 Tahun 2010 pasal 2 dan 3 dijelaskan bahwa Pemilik Ternak diwajibkan mengurus dan menggembalakan ternaknya pada tempat tertentu dan tidak boleh melepaskan secara bebas berkeliaran dan tidak mengganggu kepentingan ketertiban umum. Seorang petani lansia tewas tertabrakPada Jumat 19 Juli 2024 sekitar pukul 15.15 WITA, seorang petani bernama Yali (75) tewas tertabrak kereta api di jalur rel kilometer 76+200, Kampung Bujung Palla, Dusun Coppeng-coppeng, Desa Pancana, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Korban tertabrak kereta api saat menyeberang di rel kereta menuju kebunnya. Kereta api tersebut melaju dari arah Makassar menuju ke Stasiun Garongkong, Kabupaten Barru.[12][13] Lihat pulaReferensi
|