Pada masa awal pengoperasian, layanan Trans Metro Pasundan digratiskan. Meskipun demikian, penumpang tetap diimbau untuk membawa kartu non-tunai.[5] dan penumpang melakukan pembayaran dengan cara menempelkan kartu uang elektronik ke perangkat pembaca kartu dalam bus (tap on bus).[6]
Per 31 Oktober 2022, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 138/PMK.02/2022,[7] semua layanan program Teman Bus kota mulai dikenakan tarif. Tarif yang dikenakan untuk Bandung adalah sebesar Rp.4.900 untuk sekali perjalanan. Pembayaran Trans Metro Pasundan dilakukan menggunakan metode nontunai dengan kartu uang elektronik serta aplikasi dompet digital dan perbankan yang mendukung pembayaran dengan QRIS.[8]
Per 1 Juli 2023, penumpang diwajibkan membayar dengan kartu uang elektronik agar dapat menikmati tarif integrasi ketika transit atau berganti koridor tanpa harus membayar lagi. Tarif integrasi ini berlaku selama 90 menit.[9] Selain itu, tarif bus digratiskan untuk pelajar/mahasiswa, lansia, dan penyandang disabilitas. Penumpang yang termasuk kategori tersebut diharuskan mendaftar terlebih dahulu untuk mendapat tarif khusus.[10]
Daftar koridor
Untuk peta per koridor, silakan merujuk pada halaman tiap koridor
Layanan Trans Metro Pasundan terdiri atas lima koridor yang melayani wilayah Kota Bandung dan sekitarnya. Terdapat dua versi mengenai penggunaan format kode nomenklatur tiap koridor Trans Metro Pasundan. Versi pertama, aplikasi MitraDarat menggunakan format kode kombinasi K-(angka)-BD, di mana abjad depan K menunjukkan singkatan kata koridor, sedangkan abjad belakang BD menunjukkan singkatan dari Kota Bandung. Versi kedua, aplikasi MitraDarat juga menggunakan format kode (angka)-D pada peta realtime jadwal keberangkatan bus, sedangkan abjad belakang D menunjukkan kode nopol TNKB RI untuk wilayah Bandung.
Contoh perbedaan tersebut dapat ditemui pada armada bus. Penamaan koridor tersebut pada peta realtime Teman Bus adalah 4D. Sedangkan penamaan koridor tersebut di peta integrasi Teman Bus dan running text pada tiap unit bus adalah K4BD. Berikut merupakan daftar koridor beserta informasi terkait mengenainya:[5][11]
Terminal Leuwi Panjang - Hotel Grand Pasundan - Bumi Kopo Kencana - Mall Festival Citylink - Simpang Pasirkoja - SPBU Pasirkoja - [Jalan Tol Soroja] - Hotel Soreang - Mall Pelayanan Publik - Plaza Pemkab Bandung - Simpang Desa Soreang - Pasar Ikan Modern - RSUD Otto Iskandar Dinata
RSUD Otto Iskandar Dinata - Samsat Soreang - Geo Dipa Energi - Hotel Soreang - [Jalan Tol Soroja] - Sumber Sari Junction - Pasar Caringin - Leuwi Panjang Soekarno Hatta - Terminal Leuwi Panjang
Kantor PLN Baleendah - Masjid Al-Amanah - Masjid Jami' Baitul Huda - Bubur Ayam H. Amid - SPBU Bojongsoang - Borma Bojongsoang - Simpang Kersen - SD Negeri Lengkong - Telkom University - Puskesmas Bojongsoang - Puskesmas Kujangsari - Bluebird - Pasar Kordon - JAPNAS - PT Medal Sekarwangi - Bangunan Mart - LPKIA - PT LEN Industri - PLN UP3 Bandung - Mohammad Toha - Sekolah Ganesha - Taman Tegalega - Sekolah Mohammad Toha - ITC Kebon Kelapa - Grand Yogya Kepatihan - Alun-alun Bandung - Banceuy - Stasiun Timur - Stasiun Bandung - SMAN 6 Bandung - SDN Pajajaran - STHB (Sekolah Tinggi Hukum Bandung) - BEC (Bandung Electronic Center)
Halte yang dimiringkan tidak dapat melayani naik/turun penumpang untuk sementara waktu. eks Trans Bandung Raya jalur 13, dengan sejumlah perubahan
Pulang
BEC (Bandung Electronic Center) - Museum Kota Bandung - Merdeka - Alun-alun Bandung - Toko Mas ABC - Simpang Ijan - Lapangan Tegalega Bandung - PT Inti - Madurasa Tengah - PLN UP3 Bandung - PT LEN Industri - LPKIA - Bangunan Mart - Buah Batu - Swadarma BNI - Pasar Kordon - Bluebird - Puskesmas Kujangsari - Transmart Buah Batu - Permata Buah Batu - Podomoro - AHASS - Griya Bandung Asri - Alfamart SPBU Bojongsoang - Masjid Jami' Baitul Huda - Apotek K24 - KEJARI Bale Bandung - RS Al-Ihsan - Kantor PLN Baleendah
Terminal Leuwi Panjang - RS Imanuel - Taman Tegalega - Pintu Keluar Terminal Tegalega - Astana Anyar RSIA Kota Bandung - Stasiun Bandung Pintu Selatan - Balai Kota - Hotel The One-O-One - Taman Radio - Kartika Sari - RS Santo Borromeus - UNIKOM - UNPAD Dipatiukur
UNPAD Dipatiukur - RS Santo Borromeus - Kartika Sari - Taman Radio - Hotel The One-O-One - Bandung Indah Plaza - Santa Angela - Bank Indonesia - Pasar Baru - Jl. Dalem Kaum - Jl. Ibu Inggit Ganarsih - Pasar Tegalega - RS Imanuel - Terminal Leuwi Panjang
UNPAD Dipatiukur - Panatayuda - Lapangan Gasibu - PUSDAI - Lapangan Supratman - Taman Pramuka - Hotel Grand Tebu - Bandung Creative Hub - Hotel Horison - PT INTI - Simpang Bypass Soekarno Hatta - SPBU Moh Toha - [Jalan Tol Padaleunyi] - Cileunyi - IPDN - UNPAD Jatinangor
eks Trans Bandung Raya jalur 7A, dengan sejumlah perubahan
Pulang
UNPAD Jatinangor - IPDN - Cileunyi - [Jalan Tol Padaleunyi] - Jl. H. Tatang Sumantri - Simpang Bypass Soekarno Hatta - PT INTI - Hotel Horison - Bandung Creative Hub - SPBU Ahmad Yani - Lapangan Supratman - PUSDAI - Lapangan Gasibu - Panatayuda - UNPAD Dipatiukur
Bus Isuzu NQR armada Trans Metro Pasundan Koridor 2 dan 3
Bus besar Hino RK8 yang digunakan oleh koridor 1 dan 5
Bus listrik INKA E-Inobus di Terminal Leuwipanjang untuk koridor 4 dengan livery aslinya
Pada awal pengoperasian, Trans Metro Pasundan mengoperasikan 85 unit bus. Terdapat tiga jenis armada bus, yakni armada bus ukuran sedang, besar, dan listrik. Bus berukuran sedang memiliki kapasitas 40 orang dengan 20 buah tempat duduk, bus berkapasitas besar memiliki kapasitas 60 orang dengan 30 buah tempat duduk, serta bus listrik berkapasitas sedang memiliki kapasitas 24 orang dengan 19 buah tempat duduk.[12] Tiap jenis bus memiliki kursi prioritas untuk kaum difabel.[13] Selain itu, tiap bus juga dilengkapi dengan CCTV untuk kepentingan keselamatan perjalanan.[14]
Armada bus untuk layanan koridor 1 dan 5 disediakan dan dioperasikan oleh DAMRI, lalu untuk layanan koridor 2 dan 3 disediakan dan dioperasikan oleh Big Bird Pusaka, serta untuk layanan koridor 4 disediakan oleh INKA dan dioperasikan oleh DAMRI.[15]
Kontroversi
Pada awal masa pengoperasian, Trans Metro Pasundan sering mengalami penolakan dari beberapa pihak, salah satunya supir angkot. Pada 8 April 2022, bus Koridor 3 Trans Metro Pasundan diberhentikan oleh supir angkot dan preman di Jalan Bojongsoang-Buahbatu.[16] Akibatnya, seorang supir angkot ditangkap oleh polisi atas dasar pengancaman terhadap bus.[17]
Pada 9 April 2022. Sebuah bus Koridor 2 Trans Metro Pasundan dari Alun-alun Bandung menuju Kota Baru Parahyangan dicegat oleh beberapa supir angkot di Kota Cimahi. Para supir angkot menganggap mereka kurang mendapatkan sosialisasi atas pengoperasian Trans Metro Pasundan. Selain itu, mereka juga merasa dirugikan akibat tarif gratis yang diberlakukan oleh Trans Metro Pasundan.[17]
Pada 11 Mei 2022, supir angkot di Soreang mencegat bus Koridor 1 Trans Metro Pasundan yang sedang membawa penumpang. Penumpang kemudian diturunkan paksa dan diarahkan untuk menaiki angkot oleh supir angkot, tetapi para penumpang menolak dan memilih untuk menaiki bus lain.[18] Kejadian ini terjadi hanya beberapa pekan setelah Koridor 1 memotong rute akibat mendapatkan protes serupa.[19]
Selain kejadian-kejadian tersebut, Trans Metro Pasundan juga sering mengalami penolakan serupa dan bentuk protes lain, seperti pemerasan.[20] Operator Trans Metro Pasundan telah mengusahakan pemecahan masalah ini, di antaranya dengan melakukan mediasi serta sosialisasi kepada masyarakat dan operator transportasi umum lain. Selain itu, operator juga bekerja sama dengan pihak kepolisian.[21]
Rencana pengembangan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengusulkan rekayasa rute koridor 2 sehingga dapat melintasi Stasiun Padalarang serta rencana terminal baru Curug Agung. Apabila diwujudkan, koridor 2 akan terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Padalarang.[22]
Rencana ini mendapatkan dukungan pembiayaaan dari Bank Dunia melalui Proyek Implementasi Program Angkutan Massal Nasional (Indonesia Mass Transit Program)[25][26] yang telah masuk ke dalam Bluebook BAPPENAS 2020–2024/Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024. Biaya sebesar US$264 juta akan digunakan untuk pembangunan jalur, halte, trotoar pejalan kaki, depo, dan sistem transportasi cerdas atau Intelligent Transportation System (ITS).[27] Sistem BRT Bandung Raya diharapkan akan melayani kebutuhan akan transportasi massal yang terintegrasi di Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung dan juga mengurangi emisi karbon serta gas rumah kaca di udara dari sektor transportasi[28] sesuai dengan komitmen dari Konvensi Perubahan Iklim.[29] Hal ini dilakukan dengan rencana implementasi armada bus listrik yang akan digunakan oleh sistem BRT Bandung Raya.[30]