Stasiun Cimekar
Stasiun Cimekar (CMK) adalah stasiun kereta api yang terletak di Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung. Halte yang terletak pada ketinggian +668 m (sebelumnya +670 m) ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Meskipun stasiun ini dinamai Cimekar, stasiun ini tidak terletak di Desa Cimekar, tetapi terletak di sebelah barat Desa Cimekar itu sendiri. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Kota Bandung. Stasiun ini menjadi pilihan transportasi masyarakat sekitar karena letaknya yang bersebelahan dengan perumahan. Selain itu, stasiun ini juga merupakan stasiun terdekat menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Masjid Terapung al-Jabbar, Markas Polda Jawa Barat, serta Stasiun Tegalluar yang melayani kereta cepat.[6] SejarahDalam catatan yang terdapat di Buku Jarak versi 2004, stasiun ini dahulu merupakan pengembangan dari sebuah perhentian yang diberi nama Ciendog (CED).[1] Keberadaan Stopplaats Ciendog telah diketahui sejak masa kolonial Belanda. Dalam surat kabar De Preanger-Bode edisi 28 April 1899, terdapat pemberitahuan bahwa beberapa perjalanan kereta api akan berhenti di Ciendog pada 1 Mei 1899. Saat itu, Ciendog berada di kilometer 169+075, sejauh 1,2 kilometer dari bangunan stasiun saat ini dan 945 meter dari bangunan lama Stasiun Cimekar.[3] Sehubungan dengan rencana pengembangan stasiun ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil sempat mengusulkan agar lokasi Stasiun Cimekar digeser ke arah Masjid al-Jabbar serta diintegrasikan dengan jalur kereta kecepatan tinggi Jakarta–Bandung. Rencana ini dilakukan untuk menyongsong pembangunan yang berorientasi transit (transit-oriented development/TOD) di Bandung Raya.[7][8] Juga untuk mendukung TOD tersebut, sebagai bagian dari proyek jalur ganda segmen Gedebage—Haurpugur, jalur yang melintasi stasiun ini ditingkatkan menjadi jalur ganda.[9] Pada awalnya, stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di Kabupaten Bandung sejak tahun 2007. Namun, semenjak bangunan stasiun ini dipindahkan ke sebelah barat yang lokasi geografisnya berada di Kota Bandung. Setelah pengoperasian jalur ganda Gedebage—Haurpugur, Stasiun Cimekar diturunkan statusnya menjadi halte atau perhentian sehingga tidak memiliki kendali wesel atau persinyalan.[10] Bangunan dan tata letakPada awalnya, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Pada saat pembangunan jalur ganda, dibangun satu jalur baru di selatan jalur yang lama. Jalur baru tersebut dijadikan jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus arah Cicalengka, sedangkan jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 1 yang baru sebagai sepur lurus arah Bandung. Jalur 1 lama dinonaktifkan dan persinyalan stasiun digantikan dengan persinyalan blok intermediet. Sebagai akibatnya, sudah tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api di stasiun ini. Setelah jalur ganda segmen Gedebage–Haurpugur resmi dioperasikan pada pertengahan Desember 2022,[butuh rujukan] awalnya penumpang tetap dilayani di bangunan lama. Namun mulai tanggal 21 Maret 2023, pelayanan penumpang dipindahkan ke bangunan baru halte.
Layanan kereta apiLokal (Commuter Line)
Antarmoda pendukung
InsidenDilansir dari Pikiran Rakyat, surat kabar De Indische mengabarkan anjlokan kereta api Soerabaja-expres di Cimekar, saat itu masih bernama Ciendog, pada Maret 1924. Lokomotif beserta rangkaian yang saat itu melaju dengan kecepatan hampir 75 km/jam terguling ke sawah. Kepolisian dan Staatsspoorwegen meyakini anjlokan disebabkan oleh sabotase pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melepas mur dan baut di rel. Pihak berwenang juga mengungkapkan bahwa tidak ada korban luka maupun tewas dalam kecelakaan ini.[11] Galeri
Catatan
Referensi
|