Stasiun Rancaekek (RCK) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Rancaekek Kencana, Rancaekek, Bandung, tepatnya terletak tak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Rancaekek-Majalaya dan dekat dengan Perumahan Rancaekek Kencana dan Perumahan Griya Utama Rancaekek. Stasiun yang terletak pada ketinggian +668 meter ini merupakan stasiun kereta api aktif terdekat dari kawasan pendidikan Jatinangor serta termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Sejak dipindahkannya bangunan Stasiun Cimekar ke sebelah barat yang lokasi geografisnya berada di Kota Bandung, stasiun ini menjadi stasiun kereta api yang lokasinya paling barat di Kabupaten Bandung.
Sejarah
Bangunan stasiun ini sudah ada sejak zaman Staatsspoorwegen mulai mengembangkan jalur kereta apinya pada tahun 1884. Pada tanggal 13 Februari1921, telah selesai pembangunan jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari. Tujuannya adalah untuk menjangkau perkebunan di daerah Jatinangor.[5] Jalurnya sendiri dinonaktifkan pada tahun 1942 karena dibongkar oleh pekerja romusa Jepang.[6] Walaupun demikian sebagian dari jejak-jejak jalur tersebut masih ada, seperti Jembatan Cincin Cikuda, Jembatan Citeureup, Viaduk Jatinangor, dan Stasiun Tanjungsari.[7]
Bangunan dan tata letak
Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 yang lama merupakan sepur lurus. Dahulu terdapat satu sepur badug yang menyambung ke jalur 1 yang lama dan mengarah ke gudang, tetapi sudah dinonaktifkan dan rata dengan tanah. Di atas sebagian dari tanah tempat jalur itu dibangun toilet dan musala.
Dengan bertumbuhnya Rancaekek sebagai kawasan perumahan di wilayah pinggiran Bandung, maka ditambahkan bangunan baru di sisi selatan stasiun yang pernah menjadi pintu keberangkatan utama. Bangunan lama di sisi utara yang merupakan peninggalan SS dipertahankan selama beberapa lama sehingga stasiun ini sempat memiliki dua bangunan.
Di sebelah timur Stasiun Rancaekek ini juga terdapat Depo Kereta Cepat Jakarta-Bandung, hanya berjarak 2,2 km meter dari stasiun ini.
Sebagai bagian dari proyek jalur ganda segmen Gedebage–Haurpugur, jalur stasiun ini ditingkatkan menjadi jalur ganda mulai tahun 2020. Peningkatan ini dilakukan untuk mendukung akses menuju kereta cepat Jakarta–Bandung.[8] Kemudian, mulai tanggal 15 Februari2021, layanan penumpang di bangunan stasiun sisi selatan ditutup seiring dengan pembangunan jalur ganda tersebut dan juga revitalisasi stasiun. Maka dari itu, penumpang hanya dapat dilayani di stasiun utara.[9] Kemudian, bangunan stasiun utara akhirnya juga menyusul dibongkar akibat pembangunan tersebut.[10]
Setelah jalur ganda segmen tersebut resmi dioperasikan sejak pertengahan Desember 2022, jumlah jalur di stasiun ini bertambah menjadi lima. Terdapat satu jalur baru yang dibangun melewati bangunan sisi selatan stasiun sebagai jalur 1 yang baru. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 4, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus arah Bandung, dan jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus arah Cicalengka. Di emplasemen sisi utara dibangun jalur 5 yang merupakan sepur badug baru.
Per November 2022, sistem persinyalan yang sebelumnya menggunakan persinyalan mekanik kini telah diganti menjadi persinyalan elektrik produksi PT Len Industri.
Bangunan sisi selatan stasiun ini yang sudah dibongkar karena terdampak pembangunan jalur baru tersebut sudah digantikan dengan bangunan baru bertingkat dua. Sejak Februari 2023 pelayanan penumpang dan PPKA sudah dilakukan dari bangunan baru. Bangunan baru stasiun ini dilengkapi skybridge agar penumpang kereta api yang berpindah peron tidak lagi melalui jalur rel.