Kereta api penumpang Lokal:Commuter Line Bandung Raya (kecuali dua jadwal paling pagi untuk relasi Kiaracondong-Cicalengka dan paling malam untuk relasi sebaliknya) dan Commuter Line Garut
Pada awalnya, stasiun ini adalah stasiun kereta api yang lokasinya paling timur di Kota Bandung. Namun, semenjak bangunan Stasiun Cimekar dipindahkan ke sebelah barat yang lokasi geografisnya berada di Kota Bandung, otomatis Stasiun Cimekar adalah stasiun kereta api yang lokasinya paling timur di Kota Bandung.
Sejarah
Stasiun ini awalnya dikhususkan untuk bongkar muat peti kemas/kontainer maupun persilangan dan persusulan antarkereta api saja sehingga tidak difungsikan untuk pemberhentian penumpang. Layanan kereta api peti kemas di stasiun ini mulai dijalankan seiring beroperasinya Terminal Peti Kemas Bandung; dikuatkan dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin No. KM. 279/KA.101/PHB-87 tertanggal 23 Desember 1987.[6][7] Proyek ini dianggarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun V yang diterbitkan pada tahun yang sama. Pembangunan terminal peti kemas ini diharapkan dapat memperlancar arus distribusi barang dan mengurangi beban jalan raya akibat truk-truk peti kemas yang terus bertambah.[8]
Sebagai bagian dari proyek jalur ganda lintas Bandung Raya, jalur dari stasiun ini ke arah timur hingga Stasiun Haurpugur ditingkatkan menjadi jalur ganda pada 2022, sedangkan ke arah barat hingga Stasiun Kiaracondong pada 2024. Peningkatan ini dilakukan untuk mendukung akses menuju kereta cepat Jakarta—Bandung.[9]
Pada tanggal 6 April 1999, stasiun ini yang sebelumnya menggunakan sistem persinyalan mekanik diubah menjadi sistem persinyalan elektrik produksi Alstom.[3] Kemudian per November 2022, sistem persinyalan tersebut diganti dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api di emplasemen sisi utara ditambah tiga jalur badug di emplasemen sisi selatan yang jalur masuknya dari arah barat sebagai sepur simpan. Awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus serta jalur 3 dan 4 untuk layanan bongkar muat peti kemas/kontainer.
Setelah jalur ganda segmen segmen Gedebage—Haurpugur resmi dioperasikan sejak pertengahan Desember 2022, terlihat perubahan pada tata letak jalur di emplasemen sisi selatan stasiun ini. Terdapat satu sepur belok baru yang dibangun melewati bangunan lama stasiun sebagai jalur 1 yang baru. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus arah Cicalengka, sedangkan jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus arah Bandung saja. Jalur 3 yang lama sudah dibongkar total karena terdampak pelebaran dan peninggian peron tengah stasiun. Bangunan lama stasiun ini juga ikut dibongkar karena terdampak pembangunan sepur belok baru tersebut dan digantikan dengan bangunan baru bertingkat dua. Kemudian, setelah jalur ganda segmen Gedebage—Kiaracondong resmi dioperasikan sejak 15 Oktober 2024, jalur 2 dan 3 yang baru sudah dapat dilintasi kereta api dari kedua arah.
B19C19
1
Skybridge
G
Lantai peron
Terminal peti kemas
Jalur 4
←
Sepur belok
→
↔
Jalur khusus bongkar muat angkutan peti kemas
Peron pulau (hanya jalur 3), pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan KA dari arah timur
Pada 5 Februari 2023, sebuah terpal biru yang cukup besar tersangkut pada KA Lokal Bandung Raya (kini Commuter Line Bandung Raya) hingga beberapa meter di petak Gedebage—Cimekar. Keretapun melaksanan Berhenti Luar Biasa (BLB) di perlintasan sebidang Cimincrang. Usai kereta berhenti, pihak kepolisian beserta warga sekitar langsung menghampiri kereta api dan mengevakuasi terpal dari lokomotif kereta.[11]
Pada 14 Juli2023, seorang pria tertabrak kereta api pada perlintasan dekat Jalan Cilameta, sebelah timur Stasiun Gedebage. Didapati bahwa saat kereta api melintas, korban yang merupakan pengunjung Masjid Al Jabbar Bandung ini duduk-duduk ditengah-tengah rel sambil bermain ponsel. Tidak menyadari usai diperingatkan tepat sebelum kejadian, korban pun tertabrak sayap lokomotif. Korban pun dilarikan ke rumah sakit terdekat, korban pun meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.[12][13]
Pada 29 Agustus2023, seorang pria ditemukan tewas setelah tertabrak kereta api di petak km 165+8/9, tepat di sebelah timur Stasiun Gedebage. Jenazah seketika dievakuasi pasca kejadian tersebut oleh petugas PMI Kota Bandung sementara pihak kepolisian mulai melakukan penyelidikan terkait kronologi kejadian tersebut.