Jalur kereta api Bogor–Padalarang–Kasugihan

Jalur kereta api Bogor–Padalarang–Kasugihan
Jembatan Pamuyuran di Cibadak, Sukabumi.
Ikhtisar
Nama asliPreangerlijn
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
Tidak beroperasi (segmen Cipatat–Padalarang)
TerminusBogor
Kasugihan
Stasiun90
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Dibuka1881-1894
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi I Jakarta (Bogor–Sukabumi)
Daerah Operasi II Bandung (Ranji–Banjar)
Daerah Operasi V Purwokerto (Rancakole–Kasugihan)
KAI Commuter (Padalarang–Cibatu)
Karakteristik lintasLintas pegunungan
Data teknis
Panjang lintas388 kilometer (241 mi)
Lebar sepur1.067 mm (ft 6 in) Lebar sepur Cape
Kecepatan operasi60–100 km/h (37–62 mph)
Titik tertinggi+848 meter (2.782 ft) (Nagreg)
Peta rute
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Up arrow JAK–BOO
0+000
Bogor
batas
elektrifikasi
+246 M
0+450
Bogor Paledang
+246 M
1+511
Tanjakan Empang
4+378
Batutulis
+299 M
9+306
Ciomas
+349 M
14+096
Maseng
+425 M
Jalan Tol
Bocimi
19+622
Cigombong
+699 M
26+715
Cicurug
+478 M
30+867
Cijambe
+438 M
34+359
Parungkuda
+396 M
39+884
Cibadak
+380 M
44+774
Karangtengah
+477 M
48+491
Pondok Leungsir
+537 M
52+352
Cisaat
+567 M
57+173
Sukabumi
+584 M
Daop 1 JAK
Daop 2 BD
61+710
Ranji
64+296
Gandasoli
+580 M
70+142
Cireungas
+587 M
BH 415
Terowongan Lampegan
686 m
73+252
Lampegan
+439 M
80+737
Sindangresmi
82+410
Cibeber
+456 M
88+167
Cilaku
+457 M
92+669
Pasirhayam
+448 M
95+774
Cianjur
+439 M
99+686
Maleber
+357 M
103+263
Tipar
104+888
Selajambe
+282 M
108+078
Ciranjang
+262 M
113+269
Cipeuyeum
+272 M
119+501
Rajamandala
+319 M
124+077
Cipatat
+387 M
134+904
Tagogapu
+595 M
ke Cilame
JAK–CKP–PDL Right arrow
140+472
Padalarang
Whoosh
+695 M
Tol Purbaleunyi
Jalan Tol
Purbaleunyi
Nasional 10 di Jawa Barat
Jalur Lintas
Selatan Jawa
143+626
Gadobangkong
+695 M
146+957
Cimahi
+723 M
Akses Tol Pasteur
Nasional 10 di Jawa Barat
Jalur Lintas Selatan Jawa
Jl. Amir Machmud
150+012
Cimindi
+736 M
152+405
Andir
+750 M
153+650
Ciroyom
+709 M
153+971
Bandung Gudang
155+134
Bandung
+709 M
Viaduk
Ci Kapundung
157+772
Cikudapateuh
+691 M
160+124
Kiaracondong
+681 M
Nasional 10 di Jawa Barat
Jalur Lintas Selatan Jawa
Jl. SoekarnoHatta
165+332
Gedebage
+672 M
168+130
Cimekar
+668 M
Tol Purbaleunyi Jalan Tol Purbaleunyi
172+977
Rancaekek
+668 M
ke Bojongloa
(Rancaekek–Tanjungsari Right arrow)
178+150
Haurpugur
+689 M
182+271
Cicalengka
+689 M
185+370
Cikurutug
Jalan Raya
Cicalengka-Majalaya
190+756
Nagreg
+848 M
Nasional 13 di Jawa Barat
Jalur Lintas Selatan Jawa
(Lingkar Nagreg)
196+560
Lebakjero
+818 M
Jalan Provinsi
(Nagreg-Garut)
202+960
Leles
+697 M
207+472
Karangsari
+651 M
Jalan Provinsi
(Limbangan-Garut)
210+918
Leuwigoong
+617 M
Jembatan Ci Manuk
213+631
Cibatu
+612 M
ke Pasirjengkol
Cibatu–Cikajang
219+575
Warungbandrek
+612 M
228+350
Bumiwaluya
+641 M
Jembatan Ciherang
Jalan Provinsi
(Sumedang-Cibeureum)
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa
234+538
Cipeundeuy
+772 M
Jalan Provinsi
(Sumedang-Cibeureum)
Nasional 13 di Jawa Barat
Jalur Lintas Selatan Jawa
(Jalan Lingkar Gentong)
242+785
Cirahayu
+619 M
248+178
Ciawi
+510 M
Nasional 13 di Jawa Barat Jalur Lintas Selatan Jawa
Jl. Sukamantri
254+441
Cihonje
257+510
Rajapolah
+459 M
Jalan Provinsi
(Rajapolah-Tasikmalaya)
258+905
Bantarkadu
262+040
Cibodas
Jalan Provinsi
(Rajapolah-Tasikmalaya)
Left arrow 4+960
Pirusa
265+425
Indihiang
+384 M
270+193
Tasikmalaya
+349 M
276+848
Awipari
+327 M
Jalan Provinsi
(Tasikmalaya-Manonjaya-Banjar)
279+978
Manonjaya
+292 M
Jalan Provinsi
(Tasikmalaya-Manonjaya-Banjar)
BH 1290
Jembatan Cirahong
202 m
284+166
Cirahong
288+696
Ciamis
+199 M
292+707
Pamalayan
297+329
Bojong
+124 M
304+920
Karangpucung
+45 M
ke Batulawang
(Left arrow Banjar–Cijulang)
Jalan Provinsi
(Banjar–Pangandaran)
310+969
Banjar
+32 M
Daop 2 BD
Daop 5 PWT
316+125
Rancakole
321+726
Langen
+16 M
326+618
Cikawung
Jawa Barat
Jawa Tengah
330+484
Meluwung
+16 M
333+391
Cilongkrang
339+281
Cipari
+11 M
346+645
Sidareja
+5 M
349+370
Ciawitali
354+041
Gandrungmangun
+15 M
357+600
Sitinggil
363+663
Kawunganten
+15 M
369+507
Kubangkangkung
376+471
Jeruklegi
+10 M
383+159
Lebeng
+11 M
387+862
Pasarkliwon
388+355
Kasugihan
+9 M
ke Kroya
Down arrow CP–KYA–KTA–PWR



 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur kereta api Bogor–Padalarang–Kasugihan merupakan jalur kereta api yang melintasi dua provinsi, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jalur ini termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi I Jakarta pada segmen Bogor–Sukabumi, II Bandung pada segmen Ranji–Banjar, dan V Purwokerto pada segmen Rancakole–Kasugihan. KAI Commuter mengoperasikan KA lokal di segmen Padalarang–Cicalengka, sedangkan Kereta Cepat Indonesia China, mengoperasikan kereta api pengumpan Whoosh di segmen Padalarang–Bandung. Di jalur ini, terdapat jalur ganda pada lintas Bogor–Cicurug dan Padalarang–Cicalengka.

Di Stasiun Andir, terdapat tiga jalur kereta api, yakni jalur ganda langsung ke arah Bandung, yang digunakan untuk KA antarkota, KA pengumpan kereta cepat Whoosh, dan kereta api lokal; sedangkan jalur tunggal yang membelok dahulu ke Stasiun Ciroyom hingga akhirnya menuju Bandung, yang digunakan untuk pemberhentian kereta api lokal. Seluruh jalur ini dibangun oleh Staatsspoorwegen, perusahaan perkeretaapian milik Pemerintah Hindia Belanda. Secara kolektif, jalur ini disebut sebagai Preangerlijn (bahasa Belanda dari "lin Priangan") dan merupakan bagian dari lintas selatan Jawa.

Sebagai jalur lintas pegunungan, jalur ini berkali-kali mendapat musibah, memiliki banyak titik rawan longsor. Di antara seluruh titik, yang paling rawan longsor adalah segmen Ciawi–Cicalengka karena jalurnya membelah gunung. Segmen Cicalengka–Leles dan Cibatu–Ciawi merupakan petak jalur yang paling terjal, sementara petak Ciawi–Banjar cenderung lebih datar. Untuk petak Padalarang–Cicalengka dan Banjar–Kroya, petak jalur ini termasuk datar dan kereta dapat dipacu dengan kecepatan lebih tinggi pada petak ini. Titik rawan longsor lainnya yang juga diketahui antara lain di Terowongan Lampegan pada ruas Sukabumi-Cianjur,[1] dan pada tanggal 21 November 2012 di antara Stasiun Citayam dan Stasiun Cilebut di lintas Manggarai-Bogor.[2] Selanjutnya, juga longsor di Ciranjang, Cianjur hingga rel menggantung.[3]

Sejarah

Awal pembangunan

Bogor–Padalarang dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), meneruskan tugas NIS dalam membangun jalur kereta apinya. Berawal dari evaluasi oleh P.P. van Bosse di hadapan Parlemen Belanda pada November 1873 terkait kinerja Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).[4][5] Dalam proposalnya, NIS mengalami defisit suntikan modal semenjak beroperasinya dua jalur kereta api yang dibangun tersebut. Bahkan perusahaan ini berkali-kali terancam bangkrut.[4] Selain itu, pihak Pemerintah Kolonial mengakui bahwa gunung di selatan Jawa memiliki kontur yang curam dan membutuhkan biaya sangat besar untuk menaklukkannya. Penetapan trase ini mengharuskan Pemerintah turun tangan membangun jalur kereta api tersebut dan dibentuklah perusahaan yang kemudian dikenal dengan nama Staatsspoorwegen Nederlandsch-Indië (Perusahaan Kereta Api Negara Hindia Belanda). Perusahaan ini berdiri pada tanggal 6 April 1875 berdasarkan pengukuhan staatsblad tersebut.[5][6]

Segmen Bogor–Bandung menjadi jalur kereta api ketiga yang dibangun oleh SS, setelah Surabaya–Pasuruan (16 Mei 1878) dan Surabaya–Malang (20 Juli 1879). Jalur ini sepaket dengan jalur Surabaya–Sidoarjo–Mojokerto–Kertosono–Solo (1882–1884) karena dibangun untuk mewujudkan hubungan Jakarta–Surabaya melalui jalur selatan. Jalur ini digagas oleh David Maarschalk, yang kala itu menjadi Kepala Jawatan SS yang pertama.[4] Secara rinci, jalur SS ini terbagi menjadi beberapa segmen, antara lain:[7]:116

  • Segmen Bogor–Cicurug, dibuka 5 Oktober 1881
  • Segmen Cicurug–Sukabumi, dibuka 21 Maret 1882
  • Segmen Sukabumi–Cianjur, dibuka 10 Mei 1883
  • Segmen Cianjur–Bandung, dibuka 17 Mei 1884
  • Segmen Bandung–Cicalengka, dibuka 10 September 1884
  • Segmen Cicalengka–Garut, dibuka 14 Agustus 1889
  • Segmen Cibatu–Tasikmalaya, dibuka 16 September 1893
  • Segmen Tasikmalaya–Kasugihan, dibuka 1 November 1894

Usaha untuk menyatukan Bandung dan Yogyakarta ternyata dihadapkan sebuah tantangan: jaringan pegunungan vulkanik yang terjal, subur, dan rawan longsor. Trase jalur kereta api di Jawa Barat dibuat berkelok-kelok, menyeberangi jurang, serta memiliki jembatan yang panjang-panjang. Karena biaya pembangunannya mahal (termasuk perawatan prasarana dan pembelian lokomotif yang didesain untuk jalur ini), pemerintah (melalui SS) memang harus turun tangan untuk membangun jalur kereta api ini. Jalur ini tidak menggunakan rel gerigi, sehingga dibuat tikungan tapal kuda sehingga meminimalkan kelandaian (misalnya di petak Leles–Lebakjero).[8]

Pada mulanya, rencana jalur kereta api ini akan dilanjut dari Stasiun Garut. Namun, pada 1888, setelah melalui kajian geografis, SS memilih untuk tidak melanjutkan jalur kereta apinya dari Stasiun Garut, tetapi dari Stasiun Cibatu. Kemudian, dengan dibukanya jalur ke Tasikmalaya tersebut, SS menjadikan segmen Cibatu–Garut menjadi lintas cabang. Pada masa itu, belum ada kereta api yang bisa dijalankan langsung dari Batavia menuju Jawa bagian timur, karena jalur kereta api lintas Jawa merupakan gabungan dari beberapa lintas-lintas pendek yang didayagunakan bersama antara Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan SS.[8]

Segmen lainnya yang juga kena revisi adalah segmen Kawunganten–Cilacap. Awalnya akan disambungkan dengan Stasiun Cilacap Pelabuhan. Namun, karena ternyata trase yang akan dibangun melewati rawa-rawa, proyek menjadi semakin menantang, ditambah tidak adanya warga yang tinggal di lokasi proyek, serta banyak di antara pekerjanya yang terserang malaria. Pekerjaan survei trase jalur menjadi sebuah pekerjaan yang sangat berisiko tinggi. Kepentingan strategis pun menjadi faktor penyebab lainnya. Cilacap, saat itu sudah tak memainkan peranan penting dalam sektor pertahanan dan keamanan. Akibatnya, dipilih titik akhir jalur di emplasemen Stasiun Kasugihan, dan stasiun besar untuk penumpang umum dibuat di Maos.[9]

Dalam perkembangannya, lintas Padalarang–Cicalengka menjadi segmen jalur yang paling berkembang pada masa itu, dengan dibukanya beberapa perhentian berikut:

Pada tahun 1919, SS mewacanakan untuk mengembangkan lintas Padalarang–Bandung. Dengan mempertimbangkan kesepakatan Volksraad (Dewan Rakyat), dilakukan proyek peningkatan jalur dan pembangunan emplasemen barang di Bandung dan Batavia, dengan nilai anggaran ƒ1.429.000,00:[14]

  • pembangunan area bongkar muat di Cikudapateuh (sekarang Gudang Persediaan);
  • pembangunan emplasemen langsir baru di barat Stasiun Bandung (bekas pabrik kopi, kemungkinan kelak Stasiun Bandung Gudang);
  • pembelian perlengkapan gudang persenjataan (magazijn) di Bandung bagian barat;
  • pembangunan Halte beserta emplasemen langsir Kiaracondong
  • pembangunan jalur ganda yang menghubungkan Stasiun Bandung dan emplasemen langsir baru di baratnya;
  • pembangunan kantor sementara untuk tempat kerja bagi insinyur yang terlibat dalam proyek ini.

Memulai konstruksi, dibangun emplasemen langsir Kiaracondong dan juga Stasiun Bandung Gudang. Pada 8 Maret 1920, SS membuka emplasemen Ciroyom (Stasiun Bandung Gudang).[15][16] Sementara itu, emplasemen langsir Kiaracondong akhirnya bisa rampung pada Juli 1922.[17] Berikutnya, padal 15 Juli 1924, jalur ganda Padalarang–Kiaracondong rampung.[18]

Perkembangan di Bandung abad ke-20

Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia terbitan Angkasa, pada Maret 1961 terjadi longsoran besar di petak jalan Ciawi–Trowek, yang akhirnya berhasil dibuka pada tanggal 12 Maret 1961.[19] Keadaan ini juga memaksa nama Stasiun Trowek diganti menjadi Stasiun Cirahayu.

Pada masa lampau, seluruh stasiun di jalur ini menggunakan persinyalan mekanik. Sejak awal tahun 1970-an, persinyalan kereta api di Stasiun Bandung diganti menjadi elektrik produksi Siemens dengan seri DrS60 serta menjadi persinyalan elektrik pertama di Indonesia.[20] Pada tahun 1999, persinyalan di Tasikmalaya–Kasugihan sudah elektrik produksi Westinghouse Rail Systems dengan interlocking Westrace, sedangkan di jalur Padalarang–Gedebage menggunakan persinyalan produksi Alstom.[21]

Keadaan lintas Bogor–Padalarang abad ke-21

Terowongan Lampegan yang penampang lubangnya oval

Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan runtuh.[22] Akibatnya, kereta api Cianjuran tidak dapat memasuki terowongan dan tertahan hingga Stasiun Lampegan saja (sebelumnya melayani Bandung–Bogor pp). Lama tidak beroperasi, terowongan ini sudah dapat dioperasikan pada tahun 2010, dengan renovasi penampang dalam dari yang semula oval menjadi kotak.

Pada tanggal 13 Desember 2008, kereta api Bumi Geulis yang melayani Bogor–Sukabumi, p.p, dioperasikan. Dalam catatan yang pernah ada, kereta api Bumi Geulis turut mendukung slot jalur kereta api Bogor–Sukabumi–Cianjur–Bandung yang saat itu masih sedikit layanannya.[23] Karena mesin KRD ini rusak, KRD ini dihentikan operasinya semenjak 18 Desember 2012.[24] Otomatis, halte yang hanya cukup untuk menampung satu rangkaian KRD (Cijambe dan Ciomas) juga dinonaktifkan.

Ketersediaan suku cadang untuk lokomotif diesel hidraulis BB301 dan BB304 untuk KA Cianjuran kini sudah langka karena usianya yang sudah cukup tua untuk dijalankan, serta ketidaktersediaan subsidi PSO dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.[25] Pada akibatnya jalur kereta api Cianjur–Padalarang menganggur lama.

Salah satu bagian dari segmen Cianjur–Padalarang, 2012. Pada masa itu, KA Cianjuran masih beroperasi di segmen ini.

Pada tanggal 9 November 2013, kereta api Pangrango mulai beroperasi untuk rute Bogor–Sukabumi, p.p. Akan tetapi, perjalanan kereta apinya tidak diberhentikan di halte Cijambe dan Ciomas lantaran panjang peron yang tidak cukup. Untuk mempersiapkannya, jalurnya kemudian di-upgrade dengan mengganti relnya menjadi R54 dengan bantalan beton agar dapat didaki oleh lokomotif CC206 yang cukup berat.[26] Di segmen Sukabumi–Cianjur disediakan kereta api Siliwangi. Kereta api ini diresmikan pada tanggal 8 Februari 2014, yang dalam operasional hari ke-2 dan ke-3-nya, anjlok di Lampegan.[27] Pada hari ke-2 operasional, KA ini menabrak dinding Terowongan Lampegan.[28] Penampang terowongan yang oval menyebabkan ruang bebasnya menjadi sangat sempit untuk dimensi standar kereta penumpang Indonesia sekarang, mengingat pada zaman kolonial terowongan itu didesain untuk kereta yang berdimensi kecil.

Pada Februari 2014, PT KAI sempat merencanakan mengoperasikan kereta api Kian Santang pada Maret 2014, tetapi diundur lagi, dan akhirnya gagal beroperasi pada tahun 2015 karena permasalahan teknis prasarana yang dianggap tidak layak operasi. Padahal, stasiun-stasiun di lintas ini juga sempat menjalani renovasi untuk menyambutnya.[29][30][31]

Jalur Cianjur–Padalarang merupakan jalur semiaktif karena hanya lori, dresin, dan kereta inspeksi saja yang dapat melewati jalur ini. Untuk menyatukan kembali hubungan Cianjur–Padalarang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian memutuskan meng-upgrade jalur kereta api ini. Untuk tahap pertama, jalur yang di-upgrade adalah Cianjur– Ciranjang.[32]

Proses reaktivasi segmen Cianjur-Ciranjang sudah rampung sejak tanggal 30 Juli 2019. Adapun Stasiun Ciranjang kini sudah direnovasi total. Kereta api Siliwangi juga diperpanjang rutenya sampai ke Stasiun Ciranjang yang sebelumnya hanya sampai Cianjur.[33] Meskipun demikian, Stasiun Maleber dan Stasiun Selajambe tidak ikut diaktifkan kembali.

Kondisi jalur kereta api antara Stasiun Cipatat dan Tagogapu pada Desember 2023. Tampak rel yang telah tertutup semak belukar dan berlumpur.

Proses reaktivasi segmen Ciranjang-Cipatat sudah rampung sejak bulan Agustus 2020 dan sudah beroperasi sejak 21 September 2020, sehingga perjalanan kereta api Siliwangi kembali diperpanjang rutenya sampai ke Stasiun Cipatat. Stasiun yang beroperasi di segmen ini hanya Stasiun Cipeuyeum dan Stasiun Cipatat.[34] Sedangkan Stasiun Rajamandala tidak dioperasikan meskipun stasiun tersebut sudah direaktivasi dan dirombak.

Untuk tahap ketiga, jalur yang direaktivasi adalah segmen Cipatat-Tagogapu-Padalarang. Namun, karena kondisi jalur asli yang ternyata menanjak ekstrem sehingga ada kemungkinan lokomotif berat tidak dapat menanjak, sejumlah alternatif proposal diajukan. Salah satunya adalah membangun jalur baru dari Cipatat menuju Sasaksaat.[35]

Pembangunan jalur ganda Bogor–Cicurug

Pada 2020, petak Stasiun Bogor Paledang hingga Cicurug mulai digandakan, menyusul petak Cicurug hingga Stasiun Sukabumi. Selain itu, tiga stasiun nonaktif di petak tersebut juga akan kembali diaktifkan.[36] Saat ini Stasiun Ciomas masih dalam tahap renovasi rampung, menyusul nantinya Cijambe dan Pondok Leungsir. Saat proses penggandaan jalur, terdapat insiden pencurian rel di km 20+600 Lintas CigombongCicurug. Pada 23 Maret 2021, polisi menetapkan 5 tersangka dan menjeratnya dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dan ancaman hukuman 6 tahun penjara.[37]

Pembangunan jalur ganda Kiaracondong–Cicalengka

Pada tahun 2020, seiring dengan dihentikannya banyak perjalanan kereta api terutama untuk kereta api penumpang akibat penyakit koronavirus 2019, hal ini memberikan waktu untuk petak jalur yang masih menggunakan rel tipe R42 secara bertahap ditingkatkan menjadi tipe R54.[38]

Seiring dengan peningkatan persinyalan pada lintas Padalarang–Cicalengka dan proyek jalur ganda lintas Kiaracondong–Cicalengka sejak tahun 2021, persinyalan mekanik pada segmen Cimekar–Cicalengka dan persinyalan elektrik pada segmen Padalarang–Gedebage tersebut diganti secara bertahap dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.

Pada tanggal 18 Desember 2022, jalur ganda pada segmen Stasiun Gedebage hingga Stasiun Haurpugur resmi dioperasikan. Kemudian pada tanggal 15 Oktober 2024, jalur ganda pada segmen Stasiun Kiaracondong hingga Stasiun Gedebage resmi dioperasikan. 2 bulan setelahnya, jalur ganda pada segmen Stasiun Haurpugur hingga Stasiun Cicalengka resmi dioperasikan pada tanggal 31 Desember 2024 sehingga proyek pembangunan jalur ganda lintas Kiaracondong–Cicalengka dinyatakan selesai.[39]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Argo Parahyangan GambirBandung
Argo Wilis Bandung–Surabaya Gubeng
Turangga
Eksekutif-bisnis
Baturraden Ekspres BandungKroyaPurwokerto
Eksekutif-ekonomi premium
Argo Parahyangan GambirBandung
Papandayan Gambir–Bandung–Garut
Pangandaran Gambir–Bandung–Banjar
Mutiara Selatan Bandung–Surabaya Gubeng
Malabar Bandung–Malang
Eksekutif-ekonomi
Lodaya BandungSolo Balapan
Ekonomi
Cikuray Pasar SenenKiaracondongGarut
Kutojaya Selatan Kiaracondong–Kutoarjo
Serayu Pasar Senen–Kiaracondong–Purwokerto
Pasundan Kiaracondong–Surabaya Gubeng
Kahuripan Kiaracondong–Blitar
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Campuran
Ciremai BandungCirebonSemarang Tawang
Harina Bandung–Cirebon–Surabaya Pasarturi

Aglomerasi

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan
PG Pangrango Eksekutif dan ekonomi Bogor Sukabumi

Kereta pengumpan/feeder

Nama kereta api Relasi perjalanan
KC Feeder KCJB BandungPadalarang

Lokal

Nama kereta api Relasi perjalanan
B Commuter Line Bandung Raya Purwakarta
Padalarang (sebagian jadwal)
Cicalengka
C Commuter Line Garut Garut
Cibatu (sebagial jadwal)
SW Siliwangi Sukabumi Cipatat

Barang

Nama kereta api Relasi perjalanan
Lintas selatan Jawa
Angkutan peti kemas Tanjung Priuk Gedebage
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas BogorYogyakarta
Segmen BogorCicurug
Diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1881
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
Lintas jalur ganda
0720 Bogor BOO Alun Alun Kota Bogor
Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah
Kota Bogor, Jawa Barat
km 54+810 lintas JakartaBogor
km 0+000 lintas Bogor-Yogyakarta
+246 m Beroperasi
Lintas jalur tunggal
Bogor Paledang BOP Jalan Paledang, Paledang, Bogor Tengah, Bogor km 0+450 +246 m Beroperasi
Lintas jalur ganda
0801 Tanjakan Empang TEP Empang, Bogor Selatan, Bogor km 1+511 Tidak beroperasi
0802 Batutulis BTT Jalan R. Saleh Danasasmita, Lawanggintung, Bogor Selatan, Bogor km 4+378 +299 m Beroperasi
0803 Ciomas CS Kertamaya, Bogor Selatan, Bogor km 9+306 +349 m Reaktivasi
0804 Maseng MSG Ciadeg, Cigombong, Bogor km 14+096 +425 m Beroperasi
0805 Cigombong CGB Cigombong, Cigombong, Bogor km 19+622 +699 m Beroperasi
0806 Cicurug CCR Nasional 8 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukabumi, Cicurug, Cicurug, Sukabumi km 26+715 +478 m Beroperasi
Segmen CicurugSukabumi
Diresmikan pada tanggal 21 Maret 1882
Lintas jalur tunggal
0807 Cijambe CJE Kompa, Parungkuda, Sukabumi km 30+867 +438 m Tidak beroperasi
0808 Parungkuda PRK Parungkuda, Parungkuda, Sukabumi km 34+359 +396 m Beroperasi
0809 Cibadak CBD Nasional 8 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukabumi, Cibadak, Cibadak, Sukabumi km 39+884 +380 m Beroperasi
0811 Karangtengah KE Ciheulang Tonggoh, Cibadak, Sukabumi km 44+774 +477 m Beroperasi
0812 Pondok Leungsir PON Cisande, Cicantayan, Sukabumi km 48+491 +537 m Tidak beroperasi
0813 Cisaat CSA Cisaat, Cisaat, Sukabumi km 52+352 +567 m Beroperasi
0820 Sukabumi SI Jalan Stasiun Sukabumi Barat 2, Gunungparang, Cikole, Sukabumi km 57+173 +584 m Beroperasi
Segmen SukabumiCianjur
Diresmikan pada tanggal 20 Mei 1883
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1501 Ranji RI Jalan Bojong Galing, Kebonpedes, Kebonpedes, Sukabumi km 61+710 Tidak beroperasi
1502 Gandasoli GDS Cipurut, Cireunghas, Sukabumi km 64+296 +580 m Beroperasi
1503 Cireungas CRG Bencoy, Cireunghas, Sukabumi km 70+142 +587 m Beroperasi
BH 415
Terowongan Lampegan
panjang: 686 m
Dibangun pada tahun 1879-1882
1504 Lampegan LP Cimenteng, Campaka, Cianjur km 73+252 +439 m Beroperasi
- Sindangresmi SSI Girimukti, Campaka, Cianjur km 80+737 Tidak beroperasi
1505 Cibeber CBB Cipetir, Cibeber, Cianjur km 82+410 +456 m Beroperasi
1506 Cilaku CLK Sukasari, Cilaku, Cianjur km 88+167 +457 m Tidak beroperasi
1507 Pasirhayam PH Nasional 11 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukabumi-Cianjur, Sirnagalih, Cilaku, Cianjur km 92+669 +448 m Tidak beroperasi
1510 Cianjur CJ Jalan Yulius Usman, Sayang, Cianjur, Cianjur km 95+774 +439 m Beroperasi
Segmen CianjurBandung
Diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884
1511 Maleber MLB Maleber, Karangtengah, Cianjur km 99+686 +357 m Tidak beroperasi
1512 Tipar TIP km 103+263 Tidak beroperasi
1513 Selajambe SLJ Selajambe, Sukaluyu, Cianjur km 104+888 +282 m Tidak beroperasi
1514 Ciranjang CRJ Nasional 11 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Ciranjang, Ciranjang, Cianjur km 108+078 +262 m Beroperasi
1515 Cipeuyeum CPY Nasional 11 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Cipeuyeum, Haurwangi, Cianjur km 113+269 +272 m Beroperasi
1516 Rajamandala RM Mandalawangi, Cipatat, Bandung Barat km 119+501 +319 m Tidak beroperasi
1517 Cipatat CPT Nasional 11 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Cipatat, Cipatat, Bandung Barat km 124+077 +387 m Beroperasi
1518 Tagogapu TAU Tagogapu, Padalarang, Bandung Barat km 134+904 +595 m Tidak beroperasi
Wilayah kerja KAI Commuter
1415 Padalarang PDL Jalan Cihaliwung, Kertamulya, Padalarang, Bandung Barat km 159+072 lintas Jakarta Kota-Padalarang
km 140+472 lintas Bogor-Yogyakarta
+695 m Beroperasi
Lintas jalur ganda
1416 Gadobangkong GK Gadobangkong, Ngamprah, Bandung Barat km 143+626 +695 m Beroperasi
1420 Cimahi CMI Jalan Stasiun Cimahi, Baros, Cimahi Tengah, Cimahi km 146+957 +723 m Beroperasi
1421 Cimindi CMD Campaka, Andir, Bandung km 150+012 +736 m Beroperasi
1422 Andir AND Jalan Ciroyom, Dunguscariang, Andir, Bandung km 152+405 +730 m Beroperasi
1423 Ciroyom CIR Ciroyom, Andir, Bandung km 153+650 +709 m Beroperasi
1424 Bandung Gudang BDG km 153+971 Tidak beroperasi
1430 Bandung BD Jalan Kebon Kawung 43, Kebonjeruk, Andir, Bandung km 155+134 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas BandungCiwidey/Majalaya
+709 m Beroperasi
Lintas BandungMaos
Segmen BandungCicalengka
Diresmikan pada tanggal 10 September 1884
1432 Cikudapateuh CTH Jalan Kembang Sepatu, Samoja, Batununggal, Bandung km 157+772 lintas Bogor-Yogyakarta
km 2+638 lintas BandungCiwidey/Majalaya
+691 m Beroperasi
1601 Kiaracondong KAC Jalan Stasiun Kiaracondong, Babakansari, Kiaracondong, Bandung km 160+124 +681 m Beroperasi
1602 Gedebage GDB Jalan Gedebage, Cisaranten Kidul, Gedebage, Bandung km 165+332 +672 m Beroperasi
- Cimekar CMK Cimincrang, Gedebage, Bandung km 168+130 +668 m Beroperasi
1603 Rancaekek RCK Rancaekek Wetan, Rancaekek, Bandung km 172+977 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas RancaekekTanjungsari
+668 m Beroperasi
Rancakendal km 175+??? ? m Tidak beroperasi
1604 Haurpugur HRP Haurpugur, Rancaekek, Bandung km 178+150 +689 m Beroperasi
1605 Cicalengka CCL Jalan Stasiun Cicalengka 1, Cicalengka Kulon, Cicalengka, Bandung km 182+271 +689 m Beroperasi
Lintas jalur tunggal
Segmen CicalengkaCibatu
Diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1889
1606 Cikurutug CRT km 185+370 Tidak beroperasi
1607 Nagreg NG Nagreg, Nagreg, Bandung km 190+756 +848 m Beroperasi
1608 Lebakjero LBJ Ciherang, Nagreg, Bandung km 196+560 +818 m Beroperasi
1609 Leles LL Kadungora, Kadungora, Garut km 202+960 +697 m Beroperasi
1611 Karangsari (Garut) KRAI Karangsari, Leuwigoong, Garut km 207+472 +651 m Beroperasi
1612 Leuwigoong LO Sindangsari, Leuwigoong, Garut km 210+918 +617 m Beroperasi
1613 Cibatu CB Cibatu, Cibatu, Garut km 213+631 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas CibatuGarutCikajang
+612 m Beroperasi
Wilayah Kerja KAI Commuter
Segmen CibatuTasikmalaya
Diresmikan pada tanggal 16 September 1893
1614 Warungbandrek WB Sukalilah, Cibatu, Garut km 219+575 +612 m Beroperasi
1615 Bumiwaluya BMW Jalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Citeras, Malangbong, Garut km 228+350 +641 m Beroperasi
1616 Cipeundeuy CPD Jalan Raya Bandung-Tasikmalaya, Cinagara, Malangbong, Garut km 234+538 +772 m Beroperasi
1617 Cirahayu CAA Kadipaten, Kadipaten, Tasikmalaya km 242+785 +619 m Beroperasi
1618 Ciawi CAW Jalan Stasiun Ciawi 1, Ciawi, Ciawi, Tasikmalaya km 248+178 +510 m Beroperasi
1619 Cihonje CH km 254+441 Tidak beroperasi
1621 Rajapolah RJP Jalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalaya km 257+510 +459 m Beroperasi
- Bantarkadu BAR km 258+905 Tidak beroperasi
1622 Cibodas CBS km 262+040 Tidak beroperasi
1623 Indihiang IH Jalan Ibrahim Adjie, Indihiang, Indihiang, Tasikmalaya km 265+425 lintas lintas Bogor-Yogyakarta +384 m Beroperasi
1630 Tasikmalaya TSM Jalan Stasiun Tasikmalaya 8, Lengkongsari, Tawang, Tasikmalaya km 270+193 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas TasikmalayaSingaparna
+349 m Beroperasi
Segmen TasikmalayaBanjar
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894
1631 Awipari AW Awipari, Cibeureum, Tasikmalaya km 276+848 +327 m Beroperasi
1632 Manonjaya MNJ Manonjaya, Manonjaya, Tasikmalaya km 279+978 +292 m Beroperasi
1633 Cirahong CHO km 284+166 Tidak beroperasi
BH 1290
Jembatan Cirahong (Ci Tanduy)
panjang: 202 m
Dibangun pada tahun 1893
1634 Ciamis CI Jalan Stasiun Ciamis 43, Ciamis, Ciamis km 288+696 +199 m Beroperasi
1635 Pamalayan PMY km 292+707 Tidak beroperasi
1636 Bojong BJG Bojongmengger, Cijeungjing, Ciamis km 297+329 +124 m Beroperasi
1637 Karangpucung KNP Jalan Pejuang, Banjar, Banjar km 304+920 +45 m Beroperasi
1640 Banjar BJR Hegarsari, Pataruman, Banjar km 310+969 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas Banjar-Pangandaran-Cijulang
+32 m Beroperasi
Segmen BanjarMaos
Diresmikan pada tanggal 1 November 1894
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2001 Rancakole RCL km 316+125 Tidak beroperasi
2002 Langen LN Jalan Garuda, Muktisari, Langensari, Banjar km 321+726 +16 m Beroperasi
2003 Cikawung CKW Cintaratu, Lakbok, Ciamis km 326+618 Tidak beroperasi
BH 1452
Jembatan Cikawung (Ci Tanduy)
Perbatasan Provinsi Jawa Barat
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
2004 Meluwung MLW Tarisi, Wanareja, Cilacap km 330+484 +16 m Beroperasi
2005 Cilongkrang CAG Cilongkrang, Wanareja, Cilacap km 333+391 Tidak beroperasi
2006 Cipari CPI Jalan Raya Cipari-Mulyadadi, Cipari, Cipari, Cilacap km 339+281 +11 m Beroperasi
2007 Sidareja SDR Nasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Karangpucung-Sidareja, Sidamulya, Sidareja, Cilacap km 346+645 +5 m Beroperasi
2008 Ciawitali CWT km 349+370 Tidak beroperasi
2009 Gandrungmangun GDM Nasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Gandrungmangu-Sidareja, Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacap km 354+041 +15 m Beroperasi
2010 Sitinggil SIL km 357+600 Tidak beroperasi
2011 Kawunganten KWG Kawunganten Lor, Kawunganten, Cilacap km 363+663 +15 m Beroperasi
2012 Kubangkangkung KBK km 369+507 Tidak beroperasi
2013 Jeruklegi JRL Jeruklegi Wetan, Jeruklegi, Cilacap km 376+471 +10 m Beroperasi
2014 Lebeng LBG Dondong, Kesugihan, Cilacap km 383+159 +11 m Beroperasi
2015 Pasarkliwon PKW km 387+862 Tidak beroperasi
2313 Kasugihan KH Jalan Kemerdekaan, Kesugihan, Kesugihan, Cilacap km 388+355 lintas Bogor-Yogyakarta
km 1+966 lintas Maos-Cilacap
+9 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [40]
  • Stasiun nonaktif: [41][42]
  • Pengidentifikasi stasiun: [43]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [7]:106-124


Percabangan ke arah Gunung Galunggung

Setelah Gunung Galunggung mengalami erupsi pada tanggal 5 April 1982, timbul keinginan PJKA untuk membangun jalur kereta api angkutan pasir Galunggung ke Stasiun Pirusa. Percabangannya dimulai dari jalur simpang Babakanjawa yang berlokasi di KM 263+475 (dekat tugu selamat datang Kabupaten Tasikmalaya) antara stasiun Rajapolah-Indihiang. Namun saat ini jalurnya sudah tak lagi beroperasi karena jumlah pasir yang menipis sehingga hanya diangkut dengan truk pasir.[44]

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen RajapolahPirusa
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1983
oleh PJKA
Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung
1621 Rajapolah RJP Jalan Cihaurbeuti 2, Manggungjaya, Rajapolah, Tasikmalaya km 257+510 +459 m Beroperasi
Wesel pemisah Babakanjawa BJW km 263+475
km 0+000
Tidak beroperasi
Pirusa PRS Jalan Bantarhuni, Sukaratu, Sukaratu, Tasikmalaya km 4+960 Tidak beroperasi

Referensi

  1. ^ Suhendra (8 September 2015). "Sempat 'Mati', Terowongan Rel Kereta Tertua di RI Bangkit Lagi". detikcom. Detik Finance. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  2. ^ Pratomo, Yulistyo (22 November 2012). Pratomo, Yulistyo, ed. "Longsor Cilebut, Stasiun Bogor rugi Rp 128 juta". Merdeka.com. Merdeka.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  3. ^ Cis (28 Maret 2014). "BREAKING NEWS: Rel KA Bandung-Cianjur Longsor Tergerus Hujan". Tribunnews.com. Tribun Jabar. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  4. ^ a b c Reitsma, S.A. (1925). Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  5. ^ a b Verslag der handelingen van Staten-Generaal (1873-1877). Ned. Staten-Generaal. 1874. 
  6. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  7. ^ a b Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 
  8. ^ a b Raap 2017, hlm. 70.
  9. ^ "De spoorwegverbinding tusschen Oost- en West-Java". Bataviaasch nieuwsblad. 23 Oktober 1894. 
  10. ^ "Staatsspoorwegen op Java - Westerlijnen (advertentie)". Bataviaasch Nieuwsblad. 7 September 1893. Diakses tanggal 2024-12-08. 
  11. ^ "Van Bandoeng schrijft men aan het Nieuwsblad". de Preanger-bode. 1897-10-11. Diakses tanggal 2024-10-01. 
  12. ^ Schafsma, S. (1899-02-13). "Staatsspoorwegen Westerlijnen". De Preanger-bode. hlm. 3. Diakses tanggal 2024-10-01. 
  13. ^ Schaafsma, S. (1899-05-28). "Staatsspoorwegen op Java. Westerlijnen" (PDF). De Preanger-Bode. Diakses tanggal 2024-12-12. 
  14. ^ "Spoorwegtoestand te Bandoeng". de Preangerbode. 5 Juni 1919. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  15. ^ "Los-emplacement Tjirojom". de Preangerbode (Avondblad). 6 Maret 1920. Diakses tanggal 2024-12-06. 
  16. ^ "Rotsopruiming". de Locomotief. 29 Januari 1920. Diakses tanggal 2024-12-06. 
  17. ^ "Nieuw Rangeeremplacement". de Preangerbode. 28 Juli 1922. Diakses tanggal 2024-12-09. 
  18. ^ "De Uitbreidswerken der S.S. in en om Bandoeng". Bataviaasch Nieuwsblad. Diakses tanggal 2024-12-07. 
  19. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  20. ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  21. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  22. ^ Suganda, Her.2007.Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas.Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
  23. ^ "'Bumi Geulis' Layani Sukabumi-Bogor". detikcom. Diakses tanggal 2018-12-22. 
  24. ^ "Ini Alasan KRD Bumi Geulis Rusak". Republika Online. 2013-01-23. Diakses tanggal 2018-12-22. 
  25. ^ Jabar, Tribun (11 April 2013). "KA Bandung-Cianjur Berhenti Beroperasi Karena Kekurangan Subsidi Pemerintah". Tribunnews.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  26. ^ Sawabi, Gusti (8 November 2013). Sawabi, Gusti, ed. "Mulai Besok Kereta Api Pangrango Rute Bogor-Sukabumi Beroperasi". Tribunnews.com. KG Media. Diakses tanggal 11 Juli 2019. 
  27. ^ Panggabean, Nadya Isnaeni. Isnaeni, Nadya, ed. "3 Hari Beroperasi, KA Siliwangi Jurusan Cianjur-Sukabumi Anjlok". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-11. 
  28. ^ "Anjlok di Cianjur, Gerbong Ekonomi KA Siliwangi Tabrak Terowongan". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-11. 
  29. ^ Salomo, Henri (2014-03-21). "Peluncuran KA Kiansantang Cianjur-Bandung Ditunda". Medcom.id. Diakses tanggal 2019-07-25. 
  30. ^ Awe (2015-04-08). "KA Bandung-Cianjur Kembali Beroperasi dari Kiara Condong". Berita Trans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-25. 
  31. ^ Triyono, Heru (2014-03-07). Triyono, Heru, ed. "11 Maret, Kereta Rute Cianjur-Bandung Dioperasikan". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-07-25. 
  32. ^ Merdeka.com. Melani, Agustina, ed. "Reaktivasi Jalur Kereta Cianjur-Padalarang Selesai Akhir 2019". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-11. 
  33. ^ Lukihardianti, Arie (2019-07-30). "Rute KA Siliwangi Diperpanjang Hingga Stasiun Ciranjang". Republika. Mahaka Media. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  34. ^ Media, Kompas Cyber (2020-09-21). "KAI Gratiskan Tiket KA Siliwangi Ciranjang-Cipatat hingga 30 September 2020". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-01-17. 
  35. ^ PRFM, TIM. "Pemerintah Akan Reaktivasi Jalur Kereta Api Cipatat-Padalarang, Kaji Rute Baru Stasiun Cipatat-Sasaksaat". PRFM News. Diakses tanggal 2025-01-17. 
  36. ^ Liputan6.com (2024-10-06). "Dibangun 10 Tahun, Proyek Jalur Ganda Kereta Api Bogor-Sukabumi Rampung". liputan6.com. Diakses tanggal 2025-01-17. 
  37. ^ Ikhsan, Afdhalul (23 Maret 2021). "Rel Kereta Api Rute Bogor - Sukabumi Dicuri, Dijual ke Tukang Besi". Kompas.com. Diakses tanggal 24 Maret 2021. 
  38. ^ Herdi, C. (2020-04-20). "Soal Pekerja Perbaikan Rel di Kota Banjar, Ini Penjelasan Pengawas & Staf Satker". Radar Tasikmalaya. Diakses tanggal 2020-04-24. 
  39. ^ Liputan6.com (2024-10-03). "Rel Ganda Kiaracondong-Cicalengka Target Rampung Akhir 2024". liputan6.com. Diakses tanggal 2025-01-17. 
  40. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  41. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  42. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  43. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  44. ^ ""Surga" dari Galunggung". Pikiran Rakyat (dikutip oleh Tekmira ESDM). 6 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-06. Diakses tanggal 2017-08-06. Rel kereta api tersebut, hingga sekarang masih bisa disaksikan dari Kecamatan Sukaratu (Kabupaten Tasikmalaya) hingga ke Kecamatan Indihiang (Kota Tasikmalaya). Rel ini paling tidak menunjukkan betapa menguntungkan dan besarnya potensi pasir Galunggung. 

Daftar pustaka

  • Raap, O.J. (2017). Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9786024243692. 

Pranala luar

Peta rute:

KML is not from Wikidata